Jakarta itu sebenarnya bukan kota asing.
Dari kecil beberapa kali sering main ke sana.
Tapi, menjadi ketakutan tersendiri ketika harus kerja praktik di daerah selatan sementara saya asing sama sekali daerah sana untuk mencari kos sementara.
Apalagi uang pegangan yang diberi ibu terbatas sekali.
Untuk makan dengan harga Jakarta saja pasti harus ngirit.
Saya pun curhat ke seorang senior yang seorang warga Jakarta coret. Tepatnya di daerah Depok hehe
Dia bilang dulu ke orang tuanya lalu mempersilahkan saya untuk tinggal bersama keluarganya.
Waktu itu hanya kepikiran yang penting ada tempat buat berteduh saja.
Belum kepikiran sejauh apa Depok - Palmerah itu hehe
Begitu tahu perjuangan perjalanan berangkat dan pulangnya, nyaris saya menyerah.
Bukan saja karena harus bangun lebih pagi atau sampai rumah kadang di atas jam 8 malam, tapi benar-benar merasakan yang namanya berjuang menembus jalan ibu kota.
Meski sudah berusaha gesit, tetap saja merasakan umpel-umpelan di bis kota saking penuhnya. Nunggu bisnya sudah lama banget ternyata itu karena macet yang banget juga. Alhasil sampai rumah pernah jam 10 malam.
Nggak enak juga sama tante.
Pernah juga diragukan mahasiswa karena bajunya rapi jadi harus bayar penuh, bukan seratus. Jaman segitu mahasiswa dan anak sekolah boleh bayar seratus.
Tapi, yang tidak terlupa adalah upaya saya untuk mempertahankan diri saat ada pelecehan di bis.
Wah... Kalau ingat itu, sedih juga karena nggak mungkin teriak atau turun tengah jalan. Begitu sampai di rumah dengan selamat, cuma bisa nangis buat numpahin emosi.
Oleh karena pengalaman singkat itu, saya jadi sungguh berpikir ketika ditawari bekerja di sana.
Pengalaman kerja praktik itu jadi cara saya mengukur badan sendiri.
Apakah badan ringkih ini kuat bersaing dengan kondisi dan tantangan Jakarta?
Walau gaji Jakarta pasti lebih daripada saya tetap di Bandung, tapi apakah sebanding dengan kekuatan tubuh mengerjakan semua tanggungjawab?
Maka saya menaruh salut dan hormat kepada mereka yang mau berjuang di Jakarta dari awal hingga sekarang.
Anda dianugerahi lebih untuk bertahan hidup dan berkembang di sana.
#katanjar #anj2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H