Si Puspita itu kalau ketemu pejantan item putih satu itu bawannya takut banget. Bisa tiba-tiba seperti menangis atau lari terbirit-birit.
Apalagi kalau pas dia lagi makan, si jantan itu dateng, antara masih ingin makan, kaget dan takut, bikin suaranya beda.
Sudah begini biasanya saya harus turun tangan.
Mengusir si pejantan dan nungguin si neng makan dulu.
Soal makan, Puspita juga sudah hapal jam-jamnnya.
Dia bisa merayu dengan mengeong tak henti atau bolak balik nggak jelas di sekitar saya.
Kemarin sehabis hujan, sebelum pulang adalah jatah biasa dia diberi makan.
Dengan setia dia nungguin saya suwirin ikan kesukaannya.
Setelah selesai, seperti anak kecil yang tahu akan diberi makan, dia mengeong tak henti. Semangat sekali.
Setelah makanan ditaruh, dengan lahap dia makan.
Ketika hendak kembali, saya lihat ada si hitam putih di ujung sana.
Segera saya usir supaya menjauh. Biar Puspita bisa makan dengan tenang.
Si hitam putih yang memang kurus dibanding neng Puspita yang bohay lari menjauh dengan seperti sambil ngomel-ngomel.
Kasian juga sih... Kayaknya kelaparan. Tapi. biarin aja deh.
Yang penting Puspita kenyang dan aman.
Setelah siap pulang, sengaja saya nengokin dulu Puspita.
Lha kok sudah nggak ada dan meninggalkan sedikit sisa ikannya.
Tumben nih...
Saya coba cari dimana satu anabul itu, ternyata sedang menuju ke bagian tempat larinya pejantan tadi.
Hey Puspita....
Kamu menyisakan makananmu buat si pejantan, musuhmu itu?
Nggak ingat apa makananmu pernah direbut dan membuatmu merungkel ketakutan?
Memang dia tidak sebohay dan semakmur dirimu.
Ada banyak yang sayang pula.
Dia sudah berulangkali bikin kamu ketakutan. Nggak kapok apa? Dia masih bisa cari makanan lain juga loh...
Mungkin jawabannya nggak akan pernah saya dapat.
Tapi, bikin saya termenung.
Puspita lagi ngajarain saya kali ya...
#katanjar #anj2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H