Ada satu gambar atau foto yang menunjukkan Kaesang membawa pisang dan Gibran membawa jenis pisang lainnya. Mereka membawa buah-buahan itu dengan menggunakan tatakan atau wadah yang terbuat dari anyaman bambu. Terlihat beda dan ada kesan indah. Wadah ini banyak dijual di pedagang-pedagang pasar tradisional. Bahkan kalau mau terlihat sedikit mewah dengan warna atau kwalitas lebih bagus, juga ada di supermarket atau pasar moderen. Biasanya digunakan buat membuat parsel.
Wadah ini menarik bagi saya sebab tidak biasa digunakan oleh orang yang berbelanja buah atau sayuran. Biasanya, dengan alasan praktis, plastik adalah wadah yang selalu dicari dan pasti disediakan. Saya belum pernah menemukan penjaja buah-buahan menempatkan buah-buahan yang ia jual dengan wadah tersebut. Setidaknya di sekitar tempat saya.
Kalau tidak salah juga, di daerah Bali, para perempuannya menaruh barang-barang sajian untuk beribadah, menggunakan wadah sejenis. Bukan wadah yang seperti itu, namun dengan bahan dari plastik.
Bisa dibayangkan jika wadah tersebut memang menjadi alternatif buat menaruh buah atau sayuran yang dibeli menggantikan plastik, tentu akan mengurangi sampah plastik yang keberadaanya membuat banyak negara harus mulai segera mencari cara supaya jenis sampah tersebut bisa berkurang.
Ternyata, kita sebenarnya sudah lama tahu beberapa cara untuk melengkapi keperluan jual beli, dalam hal ini pembungkus barang yang dibeli, di luar plastik. Atau, apakah sudah ada yang tertarik untuk menjadikan anyaman bambu atau gedebok pisang menjadi alternatif pembungkus makanan terutama makanan kering atau mentah? (anj 19)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H