Dalam ajaran gereja Katolik ada 7 Sakramen yang dapat diterima oleh umatnya. Sakramen itu adalah Pembaptisan, Penguatan, Ekaristi, Pengakuan Dosa, Imamat, Perkawinan, dan Urapan orang sakit. Tetapi, ada satu sakramen yang hanya diterima oleh umat pilihan, tidak bisa semua, yaitu Sakramen Imamat. Sakramen ini bisa dilakukan melalui proses Pendidikan yang lumayan panjang dan berjenjang serta hanya boleh diberikan kepada kaum laki-laki. Dari Sakramen inilah maka kita mengenal ada panggilan "Pastor" atau "Romo" atau "Padre" atau "Pater".
Sakramen Imamat sendiri hanya bisa diberikan oleh seorang Uskup yang telah ditetapkan oleh Paus. Jika dalam sebuah Keuskupan, Uskupnya sedang berhalangan, bisa diwakilkan oleh pejabat gereja setingkat Uskup yang telah ditunjuk. Dengan kata lain, pentahbisan seseorang dalam sebuah Sakramen Imamat, tidaklah mudah atau main-main. Beda dengan Sakramen Baptis atau permandian, misalnya. Pada Sakramen tersebut semua umat yang telah menjalani rangkaian pendidikan bisa dibaptis oleh Pastor setempat.
Di Indonesia sendiri, Sakramen Imamat yang diwujudkan dalam "Upacara Pentahbisan" tersebut, tiap tahun pasti bisa dijumpai di banyak daerah. Tentu saja disesuaikan juga dengan kebutuhan serta hal-hal lain yang diperlukan. Tidak jarang, tahbisan menjadi semacam pesta tersendiri yang berkesan meriah serta melibatkan banyak orang. Bisa dimengerti sebab untuk mencapai jenjang ini, bukanlah hal mudah dan bisa dicapai oleh orang-orang pilihan saja.
Biasanya persiapan kegiatan ini dilakukan juga jauh-jauh hari. Pengumuman kepada umat sengaja dilakukan juga agar mereka bisa mengetahui akan adanya peristiwa itu sekaligus membantu demi kelancarannya. Keterlibatan pihak hirarki dan umatnya memang terlihat dalam kegiatan ini.
Sebagai gambaran upacara tahbisan tersebut, bisa dilihat di cuplikan video "Tahbisan 3 Imam OSC, 25 april 2019
Tidak lupa juga kepada pihak keluarga tertahbis. Biasanya pihak keluarga ini adalah pihak yang sangat bangga dan bersyukur ketika ada salah satu keluarganya yang ternyata berhasil melewati proses panjang hingga bisa menjadi seorang Pastor. Bahkan dalam budaya beberapa daerah yang mayoritasnya beragama Katolik, ada sebuah kebanggaan tersendiri jika anak laki-laki dari mereka bisa dipersembahkan menjadi gembalaNya. Pesta yang diselenggarakan setelah upacara petahbisan, bisa mirip seperti sebuah pesta pernikahan.
Fr. Michael Ditahbiskan Saat Sakit
Jika dalam ulasan di atas, seorang Pastor baru ditahbiskan dalam kondisi yang tidak sedang berkekurangan maka kegiatan tersebut memang seringlah terjadi dengan penuh suka cita. Namun, bila pentahbisan seorang Imam dilakukan di rumah sakit dan pada saat yang bersangkutan sedang menglami sakit kenker stadium lanjut, bagaimana rasanya?
Demikian yang terjadi pada Frater (disingkat Fr.) Michael Los dari ordo atau kongregasi Sons of Divine Providence atau FDP di Polandia. Ia yang divonis menderita kanker, sebulan sebelum pentahbisannya ternyata harus iklas melakukan upacara penerimaan Sakramen Imamatnya di atas tempat tidur rumah sakit di Warsawa pada tanggal 28 Mei 2019 lalu. Tanpa ada kemeriahan sebagaimana upacara pentahbisan yang biasanya, Fr. Michael Los diresmikan menjadi Imam oleh Uskup Marek Solarczyk dari Keuskupan Warsawa-Praga.
Melalui dispensasi khusus, Paus Fransiskus, pada 24 Mei 2019, memberikan izin baginya untuk ditahbiskan di bangsal onkologi. Fr. Michael sekaligus mendapat tahbisan daikon dan imam, sebuah rangkaian yang biasanya berselang cukup lama untuk menerimanya satu-satu.
Turut hadir dalam upacara tersebut adalah beberapa pejabat Keuskupan setempat, orang tua dan saudari Fr. Michael. Bersama mereka pula beberapa umat lainnya.
"Upacara berlangsung dalam suasana spiritualitas yang hebat dan mendalam. Setelah doa awal, litani untuk syafaat orang-orang kudus diikuti untuk kehidupan Michal dan untuk jemaatnya, "kata Pastor Fornerod, selaku pendamping. Setelah upacara, Pastor Michael memberi berkat pertamanya kepada rekan imamnya termasuk Bapak Uskup yang telah mentahbiskannya. Sebuah kebiasaan yang sungguh diyakini akan menjadi berkat.
Sehari setelahnya, Pastor Michael merayakan Misa pertamanya dari tempat tidur. Satu hal lagi yang tidak biasa. Mau tidak mau harus ia lakukan karena kondisinya yang menurut berita, ia masih berjuang melawan kanker ini.
Secara khusus, Presiden Polandia Andrzej Duda.membezuk pastor baru ini serta menerima berkat atasnya. Pst. Michael memberikan berkat itu dengan disertai selang dan segala alat demi menopang hidupnya dari penyakit yang masih ia hadapai.
Semoga Pst. Michael Los FDP tetap kuat dan setia dalam panggilan serta segera pulih dari sakit sehingga bisa lebih leluasa lagi melayani umatnya. (anj 19)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H