Mohon tunggu...
Anjar Anastasia
Anjar Anastasia Mohon Tunggu... Penulis - ... karena menulis adalah berbagi hidup ...

saya perempuan dan senang menulis, menulis apa saja maka lebih senang disebut "penulis" daripada "novelis" berharap tulisan saya tetap boleh dinikmati masyarakat pembaca sepanjang masa FB/Youtube : Anjar Anastasia IG /Twitter : berajasenja

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Ngebakso, Idola Berlebaran

6 Juni 2019   09:39 Diperbarui: 6 Juni 2019   09:52 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bakso Sony, Bandar Lampung (dok.pri)

Ada yang menarik ketika kemarin saya ke rumah kakak sepupu. Begitu sampai di sana, saya langsung diminta untuk makan ketupat beserta lauk pauknya yang komplit. Mereka izin menjalankan sholat sekeluarga dulu. 

Semula saya sungkan, tapi karena kakak sepupu yang menyuruh langsung, mau nggak mau saya nurut. Rupanya mereka sudah duluan makan sebab saya telat datang karena macet dan sudah diceritakan di sini .

Karena saya nggak berlebaran apalagi membuat masakan khasnya, saya sangat menikmati ketika semua hidangan itu ada di depan mata. Apalagi ada sambal goreng ati sapi yang jarang-jarang saya dapat. Nyaris lupa kalau saya sedang makan di rumah orang. Ingin dihabiskan karena enak hehe...

Selesai makan dan kakak sekeluarga kelar sholat, kami memang berencana hendak ke rumah sepupu lainnya. Saya senang-senang saja sebab memang tujuannya ingin bersilahturahmi ke rumah saudara dalam rangka berlebaran.

Sebagai anak tunggal dan sudah tidak memiliki orang tua, para sepupu saya ini menjadi pengganti kerinduan untuk bisa bersama keluarga dalam kebersamaan, khususnya di momen yang sarat dengan kedekatan serta keakraban begini. 

Jadi, kalau berlebaran saya diajak kemana-mana untuk saling mengunjungi anak-anak dari bude dan pakde, kakak dari ibu alm, saya pasti akan berusaha meluangkan waktu dan manut. Keramaian atas kunjungan kami adalah sesuatu yang hanya bisa saya temui kalau berkumpul begini.

Dalam perjalanan menuju ke sepupu yang lain itu, istri dari kakak saya bercerita tentang makanan yang saya makan. Sebelumnya, saya memang "laporan" kalau memakan sambal goreng ati sapinya banyak sebab enak. Dari situ obrolan kami sampai kemana-mana. Dari urusan bumbu sampai ketahuan juga ternyata makanan itu si mbak beli. Bukan masak sendiri.

Obrolan kami berhenti ketika akan berbelok ke rumah yang akan dikunjungi. Lalu, tiba-tiba si mbak melihat ada bakul bakso sedang mangkal pas di belokan itu sambil meladeni banyak pelanggannya.

"Ntar kita makan bakso di sana aja yuk...," ajak si mbak dan langsung diiyakan oleh anak-anaknya.

"Kan di rumah masih ada makanan," samber suaminya yang masih konsen nyetir.

"Lha, kan tadi sudah dihabisin si Anjar..."

Kami tertawa-tawa sehabis itu. Ada aja alasan buat bisa makan bakso yang tentu saja langsung disetujui anak-anaknya dan bahkan sudah berencana pulang dari silahturahmi itu mau cari bakso.

Begitu sampai di tujuan, nggak lama setelah basa basi, kami diminta ngobrol sambil makan ketupat dkk yang sudah disediakan. Aduh... Baru juga makan, disuruh makan lagi?

Nggak enak juga kalau menolak. Tapi, perut masih belum bisa diisi. Masih penuh.

Demi kesantunan agar yang punya rumah tidak kecewa, kami pun makan meski hanya sedikit. Jangan sampai karena makan lagi malah jadi masalah dengan perut yang kekenyangan.

Nah, saat makan begini, tuan rumah cerita kalau sebenarnya dia ingin menyediakan bakso, pengganti salah satu lauk yang ada. Tuan rumah paham banget kalau hidangan lebaran sudah biasa dan bosenin. Pasti ingin yang beda. Namun, berhubung pikiran itu telat, jadi nggak sempat menyiapkan bahan-bahannya.

Penonton pun kecewa. Terlebih si mbak dan anak-anaknya yang memang sudah dari tadi ngidam. Mereka kecewa tidak bisa memuaskan rasa bosan makan hidangan lebaran dengan bakso idaman. 

Ketika kami pulang, tukang bakso di pengkolan itu sudah habis!! Padahal paling hanya sekitar 2 jam kami bersilahturahmi sejak saat masuk dan melihat dia mangkal tadi. Hebat bener si mas penjual bakso ini. Laris manis. Makin kecewa deh kakak saya sekeluarga.

Urusan ngidam bakso ini, pagi sebelum berangkat ke rumah kakak sepupu di Cimahi itu, seorang teman lama yang membalas ucapan selamat lebaran saya, sempat berkomentar juga bahwa sorenya mau ngebakso dengan keluarganya.

"Ayo, Mbak ke rumah... Bantu ngabisin ketupat dan opor biar sore kita ngebakso bareng," tulisanya di WA.

"Wah, sudah punya rencana ngebakso aja dah... Manteb ya pas hari gini?" komentar saya.

"Banget, Mbak... Apalagi kalau bakal harus ngabisin masakan ibu tiga hari ini. Bosen..."

Maka, berbahagialah tukang bakso di hari-hari lebaran ini. Mereka pasti sangat dicari dimana-mana. Bahkan yang biasanya muter-muter kompleks cari pelanggan, hari ini dan besok pasti tidak perlu capai muter. Langsung didatangi dan bisa jadi tak lama bisa ludes.

Bakso Sony, Bandar Lampung (dok.pri)
Bakso Sony, Bandar Lampung (dok.pri)

Bakso adalah jawaban atas kebosanan hidangan lebaran yang mungkin harus dihabiskan hingga 3 hari ke depan. Apalagi jika bakso itu memang sudah terkenal dan hits di kampung halaman.

Selamat ngebakso, gaes.... (anj 19)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun