Dengan dibalut kaos  turtleneck warna biru gelap serta celana jeans, ia terlihat turut mengantri dengan para pelayat lain untuk bisa sampai ke depan jenazah Ibu Ani.Â
Tidak ada pengawalan atau perlakuan khusus. Gaya khas anak mudanya pun sebenarnya tidak terlalu mencolok. Pakaiannya wajar dan sopan saja. Bahwa disesuaikan dengan usianya, tetap tidak menampakan kelebihan yang tak perlu.
Sesaat setelah berdoa, dengan sedikit merunduk, ia pun menuju suami dari alm Ibu Ani Yudoyono, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Olah tubuhnya yang menunjukkan rasa santun pada orang yang lebih tua ini mengundang orang untuk memberi komentar, meski mungkin hanya dalam hati, tentang adab anak muda ini.Â
Apalagi kemudian Pak SBY langsung menyambutnya tanpa sungkan. Ada kesan kedekatan dan saling kenal diantara mereka. Tubuh anak muda itu pun tidak berubah. Dia bahkan semakin hendak menunjukkan tanda hormat dan santunnya kepada orang yang bisa jadi dianggapnya selayaknya ayah sendiri.
Selesai bersalaman dan menyatakan duka citanya kepada Pak SBY, si anak muda penjual pisang tersebut menuju kedua anak Pak SBY, Agus dan Ibas Yudhoyono. Semula, Â mungkin karena dianggap sebagai kakak yang lebih tua, si anak muda itu hendak mencium tangan kedua "kakak"nya tersebut.Â
Namun, kedua kakaknya segera memberi pelukan hangat kepada "sang adik", menggantikan ciuman tangan yang hendak dilakukan si pemuda. Suasana pun menjadi lebih dekat dan kian haru.
Dari antara pasang mata yang ternyata memperhatikan kejadian tersebut, ada dua orang aktivis Partai Demokrat yang memberi komentar atas apa yang terjadi. Keduanya adalah Andi Arief dan Rachland Nashidik. Sementara cuitannya bisa dilihat di bawah.
Anak muda yang merunduk tanda santun serta rasa hati terdalamnya tersebut memberi inspirasi baru tentang bagaimana sesungguhnya budaya bangsa dalam rangka menghormati yang lebih tua dan yang sedang dalam kedukaan.Â