Â
Menurut data Kemendiknas 2010 akses pendidikan di Indonesia masih perlu mendapat perhatian, lebih dari 1,5 juta anak tiap tahun tidak dapat melanjutkan sekolah. Sementara dari sisi kualitas guru dan komitmen mengajar terdapat lebih dari 54% guru memiliki standar kualifikasi yang perlu ditingkatkan dan 13,19% bangunan sekolah dalam kondisi perlu diperbaiki.
Â
Hal ini seharusnya menjadi salah satu titik berat perbaikan sistem pendidikan di Indonesia, mengingat semakin maju-nya suatu negara bermula dari pendidikan yang berkualitas, pendidikan yang berkualitas bermuara dari pembelajaran yang berkualitas, pembelajaran yang berkualitas dimulai dari pengajar yang berkualitas pula.
Â
Menurut teacher Employment & Deployment, World Bank 2007 distribusi guru tidak merata. 21% sekolah di perkotaan kekurangan Guru. 37% sekolah di pedesaan kekurangan Guru. 66% sekolah di daerah terpencil kekurangan guru dan 34% sekolah di Indonesia yang kekurangan Guru. Sementara di banyak daerah terjadi kelebihan Guru. Menurut Analisis Data Guru 2009, Ditjen PMPTK 2009 sebaran indeks kualitas Guru di Indonesia setengah nilai maksimal indeks dimana nilai maksimal adalah 11. Artinya kualitas guru di Indonesia masih kurang memenuhi batasan maksimal, hal ini merupakan faktor yang perlu diperhatikan mengingat fungsi dari guru yang menjadi elemen penting dalam pendidikan.
Â
Â
Peranan guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu kualitas pendidikan bangsa. Untuk itu guru sebagai komponen kunci dalam pendidikan dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik – baiknya untuk mewujudkan kejayaan pembangunan bangsa. Untuk dapat melaksakan fungsi guru dengan baik, maka guru perlu meningkatkan mutu dan kualitasnya. Peningkatan mutu dan kualitas guru ini diperlukan untuk memberikan proses pembelajaran yang berkualitas sehingga peserta didik terbentuk karakter yang kuat dan cerdas.
Â
Saat ini sedikit sekali guru yang bisa dikatakan sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, kebanyakan guru saat ini cenderung bekerja hanya berorientasi pada pendapatan, sehingga kebanyakan guru tidak mempunyai nilai moral yang tinggi serta lupa akan tugas mereka sebagai pendidik, hal ini bisa dilihat dari beberapa kasus yang terjadi dimana guru dan kepala sekolah terlibat dalam kasus korupsi dana sekolah, contoh lain ketika ujian nasional berlangsung dimana guru bersama siswa bekerja sama untuk berbuat curang.