Mohon tunggu...
Beny Suryadiningrat
Beny Suryadiningrat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Be Social Teknologi (BST), Bro Social Networking (BSN)

Marketing, Menulis, Traveling, Governance

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

3 W "People Skills" Rahasia Calon Politisi

24 Juni 2022   09:17 Diperbarui: 24 Juni 2022   10:47 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Benarkah bahwa sebuah proses pembelajaran akan mengalami dibenturkan, terbentur, terbentur hingga menjadi terbentuk ? Makna filosofi realita dan fakta kehidupan, itu katanya. 

Praktik teratur atau rutinitas dan mudah dijalankan atau dilaksanakan, namun juga merupakan sumber kekuatan yang luar biasa. Dari kata "kemudahan" merupakan kunci era zaman kekinian. Semua menginginkan kemudahan, instan dan serba cepat, seperti yang pernah saya ucapkan terkesan cepat, tetapi tetap gesit, lincah dan gaya. Perihal inilah yang menjadi people needs and interest, sehingga jika dahulunya 3 way adalah Warteg, Warkop dan Workshop, sekarang semua terkolaborasikan menjadi "everythings is about people skills"? 

Saya bahas satu-persatu: 

1. Warteg

Warung makan tradisional dan sederhana, sudah cukup terkenal, popular dan merakyat sekali. Bukan hanya di kota-kota besar, warung sejenis ini juga banyak kita temukan di daerah-daerah bahkan di wilayah terpencil sekalipun. Semisal, kelurahan, desa, gang-gang kecil dan sebagainya. Murah meriah, pelanggan yang ramai dan luar biasa rasa makanannya cocok di lidah para calon politisi. Bisa Anda bayangkan kehadiran warteg ini sejak zaman Presiden Pertama pada tahun 1950, saat beliau memindahkan Ibukota Indonesia dari Yogyakarta ke Jakarta.

Menurut berbagai sumber informasi sejarah, warteg banyak bermunculan diakibatkan karena saat itu Pemerintahan Republik Indonesia sedang dalam masa pembangunan berbagai gedung-gedung kantor baru yang berlokasi di Jakarta, sehingga wartegpun menjadi idola para tukang bangunan dikarenakan relatif terjangkau bagi mereka. Wajar saja warteg merupakan tempat strategis bagi para calon politisi dalam melaksanakan berbagai aktivitasnya, baik edukasi, sosialisasi, kampanye dan lain sebagainya, namun yang jelas makanan warteg terjangkau untuk traktir sekalian.   

2. Warkop

Warung Kopi, jelas tidak perlu di definisikan yang satu ini, dari pengucapannya saja sudah tepat. Tempat ini juga menjadi media interaksi, komunikasi yang funtastis, durasinya bisa dibuat lebih lama daripada warteg. Untuk aktivitas calon politisi sangatlah ampuh dalam perihal pendekatan dengan masyarakat. Warkop tidak juga berbeda dengan warteg, baik secara tampilan, sajian dan bahkan sarana perelengkapannya. Hanya saja, warkop terkesan lebih mudah dan tidak banyak menyita ruang, makanan yang disajikan juga tidak seperti warteg, paling cukup sekedar cemilan, roti, goreng, makanan ringan untuk disantap, walaupun juga terkadang ada juga warkop yang menyediakan santapan makanan seperti warteg. 

Media Jalan ini tidaklah asing di gerakan aktivitas para calon politisi, bahkan memang terkadang kesannya, kalau mau bertemu dan melihat para calon politisi ya, cek saja di warkop, merekapun akan dengan senang hati melayani masyarakat berbicang, ngobrol dan diskusi. 

3. Workshop

Workshop ini tidak lain merupakan media tempat kegiatan, terkait operasional teknis kerja dan training. Istilah workshop ini muncul pada saat revolusi industri, disini menjadikan workshop sebagai media tempat kerja praktek membagikan pengetahuan dan pengalaman (lokakarya). Tidak ayal memang workshop diisi dengan sejumlah orang atau banyak orang yang masing-masing memiliki keahlian yang melaksanakan pengajaran dan pelatihan dalam membagikan pengetahuan dan pengalamannya. 

Workshop biasanya dapat diikuti oleh siapapun, terantung dengan konteks bahasan dan musyawarah solusi dari setiap permasalahan aspirasi masyarakat. Workshop menjadi ruang diskusi bagi para calon politisi menyangkut pada penguatan kapasitas dan kompetensinya, karena mereka akan dipersiapkan mengatasi semua permasalahan yang ada di lingkungan masyarakat tempat mereka akan di distribusikan atau di tempatkan. Menarik bukan ?   

Integrasi dan Kolaborasi 3 W Fenomena

3 W era sekarang sudah terintegrasi menjadi ruang kerja bersama (working space). 

Ruang kerja baru dimana masyarakat dan calon-calon politisi  bekerja dengan orang-orang lain dari komunitas/organisasi yang berbeda di satu tempat. Coworking space berasal dari bahasa Inggris yang berarti ruang yang digunakan untuk bekerja, menghasilkan karya secara bekerja sama walupun berbeda suku, asal, profesi, usaha, oraganisasi, karakter dan lainnya.

Co-working space mengedepankan konsep sharing atau berbagi. Dalam satu ruangan terdapat berbagai individu, komunitas, maupun organisasi, khususnya masyarakat dengan keterampilan masing-masing. Biasanya terdapat satu ruangan terbuka untuk digunakan bersama dan ruangan-ruangan kecil yang dapat disewa per individu atau per komunitas atau oraganisasi. Co-working space di Asia Tenggara tumbuh sekitar lima belas persen pada 2017 lalu, ruang ini di jadikan tempat baik itu untuk makan bersama, menikmati kopi bersama, bahkan kegiatan sharing dan training. 

Coworking space memiliki manfaat yang dibutuhkan dalam upaya berkomunikasi yang saat ini sangat penting, yaitu jejaring dan kolaborasi. Dengan adanya coworking space sebagai tempat berbagai komunitas dan oraganisasi berkumpul, juga memudahkan calon politisi dan masyarakat memiliki lebih banyak kenalan yang bisa dijadikan mitra, partner dan rekan ataupun teman diskusi. Dengan adanya kenalan dan kemungkinan berkolaborasi, upaya calon politisipun bisa lebih mudah berkembang dengan jauh lebih pesat karena banyaknya kesempatan dan juga inspirasi yang didapatkan dari lingkungan yang berbeda-beda.

Tidak hanya itu, Coworking Space juga menjadi jawaban atas permasalahan biaya operasional keliling dan traktir-traktir yang terus meningkat. Karena satu ruangan dapat dikelola dan diatur sudah disediakan lebih efisien dan efektif, calon politisi tidak perlu lagi mengeluarkan biaya ekstra untuk operasional keliling, bisa langsung bekerja dan fokus melakukan aksinya. Bagaimana menurut anda "people skills" ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun