Benarkah bahwa sebuah proses pembelajaran akan mengalami dibenturkan, terbentur, terbentur hingga menjadi terbentuk ? Makna filosofi realita dan fakta kehidupan, itu katanya.Â
Praktik teratur atau rutinitas dan mudah dijalankan atau dilaksanakan, namun juga merupakan sumber kekuatan yang luar biasa. Dari kata "kemudahan" merupakan kunci era zaman kekinian. Semua menginginkan kemudahan, instan dan serba cepat, seperti yang pernah saya ucapkan terkesan cepat, tetapi tetap gesit, lincah dan gaya. Perihal inilah yang menjadi people needs and interest, sehingga jika dahulunya 3 way adalah Warteg, Warkop dan Workshop, sekarang semua terkolaborasikan menjadi "everythings is about people skills"?Â
Saya bahas satu-persatu:Â
1. Warteg
Warung makan tradisional dan sederhana, sudah cukup terkenal, popular dan merakyat sekali. Bukan hanya di kota-kota besar, warung sejenis ini juga banyak kita temukan di daerah-daerah bahkan di wilayah terpencil sekalipun. Semisal, kelurahan, desa, gang-gang kecil dan sebagainya. Murah meriah, pelanggan yang ramai dan luar biasa rasa makanannya cocok di lidah para calon politisi. Bisa Anda bayangkan kehadiran warteg ini sejak zaman Presiden Pertama pada tahun 1950, saat beliau memindahkan Ibukota Indonesia dari Yogyakarta ke Jakarta.
Menurut berbagai sumber informasi sejarah, warteg banyak bermunculan diakibatkan karena saat itu Pemerintahan Republik Indonesia sedang dalam masa pembangunan berbagai gedung-gedung kantor baru yang berlokasi di Jakarta, sehingga wartegpun menjadi idola para tukang bangunan dikarenakan relatif terjangkau bagi mereka. Wajar saja warteg merupakan tempat strategis bagi para calon politisi dalam melaksanakan berbagai aktivitasnya, baik edukasi, sosialisasi, kampanye dan lain sebagainya, namun yang jelas makanan warteg terjangkau untuk traktir sekalian. Â Â
2. Warkop
Warung Kopi, jelas tidak perlu di definisikan yang satu ini, dari pengucapannya saja sudah tepat. Tempat ini juga menjadi media interaksi, komunikasi yang funtastis, durasinya bisa dibuat lebih lama daripada warteg. Untuk aktivitas calon politisi sangatlah ampuh dalam perihal pendekatan dengan masyarakat. Warkop tidak juga berbeda dengan warteg, baik secara tampilan, sajian dan bahkan sarana perelengkapannya. Hanya saja, warkop terkesan lebih mudah dan tidak banyak menyita ruang, makanan yang disajikan juga tidak seperti warteg, paling cukup sekedar cemilan, roti, goreng, makanan ringan untuk disantap, walaupun juga terkadang ada juga warkop yang menyediakan santapan makanan seperti warteg.Â
Media Jalan ini tidaklah asing di gerakan aktivitas para calon politisi, bahkan memang terkadang kesannya, kalau mau bertemu dan melihat para calon politisi ya, cek saja di warkop, merekapun akan dengan senang hati melayani masyarakat berbicang, ngobrol dan diskusi.Â
3. Workshop
Workshop ini tidak lain merupakan media tempat kegiatan, terkait operasional teknis kerja dan training. Istilah workshop ini muncul pada saat revolusi industri, disini menjadikan workshop sebagai media tempat kerja praktek membagikan pengetahuan dan pengalaman (lokakarya). Tidak ayal memang workshop diisi dengan sejumlah orang atau banyak orang yang masing-masing memiliki keahlian yang melaksanakan pengajaran dan pelatihan dalam membagikan pengetahuan dan pengalamannya.Â