Mohon tunggu...
Benyamin beny wijaya
Benyamin beny wijaya Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Manajemen Pendidikan Islam Pamulang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jadi Santri Takut Ketinggalan Zaman! Santri Tidak Akan Ketinggalan Zaman Sampai Kapanpun

4 Juli 2024   01:35 Diperbarui: 4 Juli 2024   01:40 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah kemajuan zaman dan arus modernisasi yang sudah mulai pesat, keputusan untuk menjadi santri sering kali dihadapi dengan berbagai pemikiran dan ketakutan. Padahal pada zaman sekarang juga sudah mulai maraknya pondok pesantren yang modern dan tidak tertinggal oleh zaman, menjadi santri seharusnya dipandang sebagai sebuah pilihan yang mulia dan berharga, yang membawa banyak keberkahan dan keistimewaan dalam kehidupan seseorang.

Salah satu nilai utama menjadi santri adalah mendapatkan pendidikan agama yang mendalam. Di pesantren, para santri tidak hanya mempelajari Al-Quran dan hadis, tetapi juga memahami prinsip-prinsip agama Islam secara komprehensif. Mereka diajarkan tentang akhlak mulia, adab sopan santun, serta tata cara ibadah yang benar. Pendidikan ini tidak hanya membangun keimanan yang kokoh, tetapi juga membentuk karakter yang baik dan bertanggung jawab.

Kehidupan di pesantren juga mengajarkan nilai-nilai disiplin dan keteguhan hati. Santri diharapkan untuk menjalani rutinitas harian yang teratur, seperti menjaga waktu shalat, membaca Al-Quran secara rutin, dan mengikuti pengajian. Disiplin ini sangat berharga dalam membentuk pola pikir dan kebiasaan positif yang akan membawa manfaat sepanjang kehidupan.

Pesantren bukan hanya tempat belajar, tetapi juga lingkungan yang mendukung pertumbuhan spiritual. Dalam suasana yang penuh kebersamaan dan kekeluargaan, santri diajak untuk saling mendukung dan menguatkan dalam perjalanan kehidupan mereka. Diskusi-diskusi ilmiah, dzikir bersama, dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya membantu memperdalam pemahaman agama dan mempererat ukhuwah islamiyah di antara sesama santri.

Tidak dapat dipungkiri bahwa ada stigma negatif terhadap santri di masyarakat, seperti dianggap konservatif atau terbelakang dalam hal ilmu pengetahuan umum. Namun, penting untuk menyadari bahwa menjadi santri bukan berarti menolak modernisasi atau ilmu pengetahuan dunia. Banyak pesantren yang menyediakan pendidikan formal yang sejajar dengan sekolah umum, bahkan ada yang menawarkan program unggulan di bidang-bidang tertentu seperti teknologi dan kesehatan. Ini membuktikan bahwa santri mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan identitas dan nilai-nilai agamanya.

Menjadi santri adalah sebuah pilihan yang patut dihormati dan didukung, karena membawa banyak manfaat dan keberkahan dalam kehidupan seseorang. Pendidikan agama yang mendalam, pembentukan karakter yang baik, serta lingkungan yang mendukung pertumbuhan spiritual adalah beberapa keistimewaan yang hanya dapat diperoleh di pesantren. Oleh karena itu, mari kita jangan takut untuk menjadi santri, tetapi banggakan dan pelihara nilai-nilai keislaman yang diajarkan di sana sebagai bagian dari perjalanan hidup yang penuh makna dan berkah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun