Masa kampanye jelang Pemilu 2019 sudah dimulai sejak 23 September 2018. Semua calon legislatif hingga calon Presiden RI menggencarkan kampanye untuk memikat hati rakyat agar dipilih saat Pemilu nanti.
Sebagai masyarakat, kita pun harus menghormati adanya masa kampanye ini selama tidak melanggar. Kampanye memang diperlukan dalam komunikasi politik jelang Pemilu agar rakyat tahu siapa saja calon wakil mereka, dari partai mana, bagaimana pengalamannya, dan apa visi-misinya.
Sayang, masa kampanye seringkali tidak kondusif karena maraknya black campaign dan negative campaign dengan menebar fitnah, penuh caci-maki dari level elit politik hingga akar rumput.
Tentunya hal ini membuat prihatin. Kampanye Damai yang dideklarasikan September tahun lalu, seolah menguap begitu saja.
Di tengah berbagai ujaran kebencian, hoax, saling lapor, dan sebagainya, ada salah satu kampanye calon DPD yang sangat patut dicontoh oleh calon wakil dan pemimpin rakyat yang lain. Yakni, kampanye oleh Bambang Soepijanto, calon DPD DIY Nomor 24. Mengapa sangat pantas dicontoh?
1. Mengenal masalah rakyat dan mampu tawarkan solusi
Kampanye dengan cara mendatangi kelompok masyarakat saya kira sudah sangat umum. Kemudian acara diisi dengan sosialisasi program dari caleg atau capres dan penyampaian aspirasi masyarakat. Tapi, apakah semua caleg yang "blusukan" ini juga menawarkan solusi yang nantinya bisa diterapkan?
Bambang Soepijanto juga datang dan dekat dengan masyarakat. Tak hanya mendengarkan, ia juga menawarkan solusi. Ia menawarkan konsep "Sekoci Ekonomi" sebagai program untuk memberdayakan ekonomi rakyat berbasis "perhutanan sosial" agar mereka selamat dan sejahtera di tengah "megaproyek" yang sedang dibangun di wilayah DIY. Ini sejalan dengan salah satu misinya, yaitu Mewujudkan keserasian lingkungan hidup, dan meningkatkan kesejahteraan masyakarakat melalui konsep perhutanan sosial. Dengan misi ini, Bambang ingin berkontribusi mengembangkan ekonomi rayat dari sektor perhutanan, pertanian, perikanan, dan perkebunan.
Konsep "perhutanan sosial" ini saya yakin sangat dikenali Bambang, mengingat ia merupakan pensiunan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. Tak tanggung-tanggung, ia pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Planologi Kehutanan di kementerian tersebut.
2. Kampanye sekaligus edukasi
Tidak hanya kampanye dengan mendekati rakyat secara langsung, ia juga menerapkan kampanye "jalur udara". Di masa sekarang, kampanye jalur udara sering dipakai sebagai kata lain dari kampanye online.