Kita memang diharuskan membuang sampah di tempat sampah untuk menjaga kebersihan dan keasrian lingkungan. Tetapi di kawasan Malioboro, Yogyakarta, membuang sampah di tempat sampah pun tak bisa di sembarang tempat sampah. Alasannya, ada tempat sampah yang benar-benar dikhususkan hanya untuk wisatawan.
Dengan adanya tempat sampah khusus wisatawan tersebut pengunjung jadi lebih mudah untuk mengakses tempat. Ya, pengunjung tak boleh beralasan lagi untuk membuang sampah sembarangan karena tempat sampahnya jauh.
Namun, tempat sampah ini menjadi persoalan ketika cepat penuh dikarenakan komunitas sekitar juga membuang sampah di situ. Komunitas yang dimaksud adalah PKL, pemilik toko, dan warga sekitarnya. Hal ini seperti yang diberitakan koran Tribun Jogja, 20 Februari 2019.
Kepala UPT Malioboro, Ekwanto mengatakan bahwa pihaknya beberapa kali patroli untuk menangkap basah warga  sekitar jika ada yang membuang sampah di tempat sampah khusus wisatawan tersebut. Selain memantau oknum komunitas, UPT Malioboro juga mendidik wisatawan agar membuang sampah di tempat yang disediakan melalui radio.
Memang, pihak UPT Malioboro cukup ketat dalam menjaga kebersihan Malioboro sehingga kawasan ini jauh dari kesan kumuh. Bahkan, pihak ini pun sampai minta pengadaan mesin pel pedestrian yang bisa mengeringkan dengan cepat.
Masih ada proses panjang untuk mewujudkan Malioboro yang bersih. Diperlukan sosialisasi terus-menerus agar warga sekitar dan wisatawan sadar pentingnya membuang sampah di tempat sampah sesuai fungsinya.
Malioboro memang perlu banyak berbenah apalagi lokasi ini juga menjadi destinasi wisatawan internasional. Sudah seharusnya kebersihan sangat dijaga di kawasan ini. Jika tempat wisata bersih dan rapi, maka pengunjung betah berada di situ. Mereka bisa berlama-lama menikmati suasana dan bisa juga suatu saat berkunjung ke situ lagi.
Suatu saat tentu ingin sekali Malioboro menjadi destinasi wisata yang berkualitas internasional. Terkait hal ini, saya jadi ingat Bambang Soepijanto, calon DPD DIY Nomor Urut 24. Ia memiliki misi salah satunya "Mewujudkan Provinsi DIY sebagai tujuan wisata edukasi Domestik dan Internasional".
Harapannya, dengan misi tersebut Bambang bisa berkontribusi dari ranah penyusun kebijakan yang mampu memajukan kualitas tempat wisata di DIY, termasuk Malioboro.
Bambang Soepijanto merupakan mantan Dirjen Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Ia juga pernah berkuliah di Jurusan Pertanian UPN Veteran Yogyakarta.
Ia maju berkontestasi untuk menjadi Anggota DPD DIY dengan slogan "DPDnya Wong Cilik". Langkah ini sebagai bentuk kepeduliannya terhadap alam, budaya, dan masyarakat DIY.
Kita bisa mengenalnya lebih jauh dengan mengunjungi halaman Instagramnya di @bambangsoepijanto_dpd24, Facebook: BambangSoepijanto, dan Twitter: bambang24dpddiy.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H