Berpasrah
Ditanah yang basah dan rumpun.
Udara yang dingin, menantikan sebuah harapan.
Dengan mengucapkan doa, dan tak kenal takut, namun gugur depan mata.
Demi menantikan sebuah harapan.
tak sanggup,Â
aku tak sanggup.
pertikaian tak terhentikan.
Jasad berserakan, darah berceceran, demi sebuah kebebasan.Â
Hati bimbang dan risau,
Bagaikan banjir yang menyapu ladang.
Pasrah tanpa adanya dorongan.
Ya Tuhan, tubuhku lemah.
Masaku akan berakhir,
tubuh rasakan lenyapnya nyawa.
Nyawa hanyalah sebuah.
Hilang, berakhirlah sudah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!