Jonru dan Keberaniannya. By. Benny Tjundawan.
Kalau ada yang menjelekan Jonru, meragukan kewarasan Jonru dan mengatainya orang tidak waras, maka saya akan membela kewarasan Jonru.
Kalau ada diantara pembaca yang putus asa, tidak tahu harus berkata apa lagi terhadap Jonru, maka disini saya akan membantu membuka pikiran anda sekalian supaya jadi mudah berkata terhadap Jonru.
Sebelum itu dari hidung anda sekalian tarik nafas anda dalam dalam, tahan semenit dua menit lalu hembuskan lewat mulut anda. Mari bebaskan dulu segala kebencian anda.
Soal tentang Jonru ini sederhana saja. Tidak perlulah buang waktu panjang berdebat atau buang ongkos menyewa dokter jiwa untuk menyelidikinya.
Cukuplah kita diam diam mengamati tingkah laku lalat di tempat sampah/kotoran dan masyarakatnya.
Sewaras apapun lalat yang sudah berbulan bulan bahkan sudah bertahun tahun hinggap di kotoran, sepenuh tenaga, sepenuh hatinya berkarya dalam kotor dan sampah apakah waras menganggap kotor dan sampah itu menjijikan?
Lalat yang hinggap di tubuh manusia bisa dianggap menjijikan, tercela, bisa jadi menghina. Tapi bagi lalat kotor itu biasa biasa saja, asik asik saja kok.
Begitu halnya dengan yang dilakukan Jonru.
Yang dilakukannya sudah lama hinggap di wajah pemimpin kita.
Lalu pada hari ini baru ada yang berani berani mempertanyakannya, dan apa jawabnya, tentunya dengan polos dia mengakuinya. Dan dengan penuh keberanian berteriak,