Apa yang anda lihat dari gambar diatas? Air Terjun, Batu Cadas, Air dengan warna hijau?. Saya ingin mengumpulkan apa yang terasosiasikan didalam fikiran anda, ketika melihat gambar diatas. Inilah salah satu surganya Kabupaten Agam yang masih belum terekspos dengan rapi. Anda perlu datang, agar betul-betul mampu untuk melukiskannya, dan merindukannya.
Masyarakat menamakannya "Saghasah Batang Kughan" makhrajnya sedikit agak berbeda tapi sama artinya dengan "Sarasah Batang Kuran". Saat melihat air terjun ini, Masya Allah, inilah berkah dari Yang Maha Kuasa yang dititipkanNYA untuk masyarakat Kabupaten Agam, terutama di Jorong Subarang Aia Nagari Salareh Aia Kecamatan Palembayan. Meskipun objek wisata ini belum dikelola secara maksimal, namun kunjungan setiap hari selalu saja ada.
Untuk mendapatkan kenikmatan, hukumnya harus ada usaha dan perjuangan. Seperti itu pula untuk menemui keindahan ini. Anda harus berjalan sepanjang lebih kurang 800 meter menuju lokasi, mendaki dan menurun adalah tantangan yang harus dilalui.Â
Menjumpai nilai yang tidak pernah bisa diukur oleh materi, membuat anda akan sadar bahwa alam begitu indah dari sekumpulan uang  yang anda simpan di dalam rekening bank anda.
Saghasah Batang Kughan ini memang sangat cocok untuk tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata, setiap pengunjung yang datang mengakui akan hal itu. Ada tiga tingkatan air terjun berwarna hijau ini. Warna Hijau yang ada pada air itu bukan warna yang sebenarnya, itu adalah efek mirroring.Â
Pantulan warna hijau dedaunan yang berada disekitar lokasi yang masih asri. Anda bisa buktikan dengan menyauk airnya, akan terlihat bening, jernih dan segar.
Penyatuan diri dengan alam akan menjadi semacam "ritual bebasahan" yang tidak bisa ditinggalkan. Terasa rugi jika tidak dilakukan dan penghargaan terhadap alam akan anda rasakan.Â
Anda  akan sangat menjaga keasrian alam tersebut dan merasa berdosa jika menodainya sedikit saja dengan sampah.  Dan memang di sana tidak akan ada ditemui sampah berupa plastik yang biasa jamak menjadi persoalan di setiap tempat dan keramaian.
Saya datang ke sana, saat itu ada seorang ibu yang juga bersemangat untuk berkunjung, namun setelah menikmati suasana dan saat akan balik pulang, ibu tersebut merasa pusing dan tidak sanggup untuk meneruskan perjalanan.Â
Sangat terkoordinir dan rapi, masyarakat datang dan memberikan bantuan bahkan ada yang membuatkan tandu untuk mengangkat ibu pengunjung tadi.
Inilah model wisata yang sangat unik, dengan alamnya yang indah terselip juga karakter masyarakat yang arif budiman. Akhirnya saya berfikir, ternyata ada hubungan antara keelokkan alam dengan kearifan sosial yang tergambar pada penataan nilai yang bukan saja menjadi cermin dalam hubungan manusia dengan manusia tapi juga manusia dengan alam sekitarnya.Â
Dikatakan juga "unik" karena model hubungan seperti ini berangsur mulai pudar akibat hasrat manusia berlomba ingin selalu berkuasa terhadap apa saja, termasuk kehendak berkuasa terhadap alam dan manusia lainnya. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H