Mohon tunggu...
Rafael Ben Rumapea
Rafael Ben Rumapea Mohon Tunggu... -

seorang mahasiswa politik USU yang peduli lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Rakyat Tanpa Indonesia?? Bisa??

23 Januari 2012   16:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:32 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

salam kenal, dicatatan ini saya cuma hanya ingin menuangkan keluhan terhadap negara dan pemerintahan nya.

kalo kita pernah mendengar negara tanpa rakyat adalah mustahil,tapi rakyat tanpa negara itu..." Pernah terjadi sebelumnya. sebuah ilmu yang mempelajari bahwa sebelum adanya commonwealth ada sebuah zaman yang diberi nama State Of Nature, dimana ini dibahas dan berhubungan dengan "Contract Social". state of nature inilah dimana rakyat hidup tanpa sebuah negara, masa ini jugalah dimana manusia menjadi "serigala untuk manusia lainnya". kemudian manusia membuat sebuah kontrak bahwa akan di buatnya sebuah wadah yang dikenal dengan negara tentunya, disinilah dimulainya sebuah negara mengatur dengan aturan-aturan yang mengikat manusia dalam berperilaku. tapi yang jadi penekanan dan pembahasan disini apakah rakyat kita tanpa negara itu sama kehidupannya dengan adanya negara? pertanyaan itu muncul dalam pikiran sebab apabila dilihat fenomena dalam negara Indonesia ini dimana tingkat kriminalitas tinggi,terutama yang baru ini mengenai pelecehan wanita di angkutan umum, kesengsaraan rakyat tinggi dan banyak hal lain lagi yang dapat membuat kita berasumsi bahwa negara ini sudah tidak bisa menjadi wadah, negara dengan aparatur pemerintahan nya justru menjadi serigala kejam bagi rakyatnya sendiri. seperti contoh pemerintahan kita negara Indonesia sebagian lembaga negara  ( legislatif ) tidak bisa menjadi suatu badan perwakilan bagi rakyat. Legislatif terlalu berpihak dengan para kapitalis, dimana contohnya banyak sumber daya alam Indonesia yang dulu merupakan peninggalan nenek moyang kita di keruk habis-habisan,gunung-gunung dan minyak bumi serta tambang emas semua di keruk untuk kepentingan perseorangan saja. bagaimana ini bisa terjadi?? itulah lemahnya para wakil rakyat kita khususnya di daerah-daerah, mereka terlalu mudah memberi ijin kepada perusahaan-perusahaan untuk mengeksploitasi SDA tanpa adanya perundingan dengan masyarakat dan pentingnya tidak adanya "hitam diatas putih " dimana rakyat tidak dirugikan. seperti contohnya lagi perkebunan sawit di Sumatera Utara, para perusahaan asinglah yang menguasai perkebunan dan rakyat setempat hanya dijadikan pekerja yang di upah sangat sangat minimum,maka dari itu banyak rakyat di daerah sana melakukan tindakan anarkhi, mencuri hasil sawit,membakar perkebunan dan saling terjadinya  baku hantam serta pembunuhan pun sudah dianggap biasa saja. Dimana negara??? dibelakang para cukong sawit kah?? tutup mulutkah dengan kejadiaan ini??. Hal ini hanya sebagian kecil dari fenomena negara dengan kehidupan sosial masyarakat. Teringat kata-kata Sang Proklamator dan Presiden pertama Bung Karno, bahwa pekerjaan kita setelah merdeka lebih sulit sebab melawan bangsa sendiri. Kata-kata itu terbukti juga sekarang di mana Indonesia menganut sistem demokrasi. kesimpulannya rakyat kita hampir sebagian besar sudah tidak percaya terhadap negara apalagi pemerintahannya. Mau dibawa kemana negara kita ini???

- Salam Perjuangan -

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun