Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki banyak ragam budaya, suku, dan bahasa. Dari 34 provinsi di Indonesia, terdapat kurang lebih 1300 suku dan kurang lebih 1200 bahasa daerah yang ada. Suku merupakan suatu kelompok manusia yang memiliki kesatuan budaya. Setiap suku-suku di Indonesia mempunyai tradisi-tradisi adat istiadat yang meliputi upacara, tarian musik dan tradisi-tradisi adat lainnya.
Salah satu suku terbesar di Indonesia adalah suku Minangkabau yang sering juga disebut Minang (Sumatera Barat dan Riau). Suku Minangkabau merupakan salah satu suku terbesar di Indonesia karena populasinya yang sangat banyak, kurang lebih mencapai 6,5 juta penduduk. Kali ini saya akan membahas salah satu tradisi upacara adat suku Minangkabau, yaitu Upacara Balimau.
Upacara Balimau atau Balimau Kasai atau Mandi Balimau berarti menyambut bulan suci Ramadhan. Balimau Kasai adalah sebuah upacara tradisional yang istimewa masyarakat Kampar di Provinsi Riau dalam menyambut bulan suci Ramadhan bagi masyarakat beragama Islam. Upacara ini biasa dilaksanakan sehari sebelum bulan puasa. Upacara ini sebagai simbol ungkapan rasa syukur atau kegembiraan menyambut bulan suci Ramadhan, selain itu juga sebagai simbol penyucian dan pembersihan diri secara lahir dan batin.
Balimau sendiri berasal dari bahasa ocu (bahasa Kampar) yang bermakna, mandi atau membasuh diri menggunakan air yang dicampur dengan jeruk atau limau (jeruk purut, nipis, kapas) yang biasa dilakukan di kawasan tertentu yang memiliki aliran sungai dan tempat pemandian. Sedangkan, kasai dalam bahasa Melayu yang berarti lulur/wangi-wangian rambut (pengharum rambut) dengan bahan alami seperti beras, kunyit, daun pandan dan bunga bungaan yang membuat wangi yang dipakai pada saat keramas. Bagi masyarakat Kampar, kasai dipercayai dapat mengusir rasa dengki yang ada didalam kepala, sebelum memasuki bulan puasa. Sebelum menjalankan upacara, ritual ini dimulai dengan makan bersama oleh masyarakat yang disebut dengan istilah makan majamba.
Di setiap kota memiliki nama istilah yang berbeda tetapi dengan makna yang sama. Kalau di Kampar upacara ini dikenal dengan sebutan Balimau Kasai, sedangkan di Kota Pelalawan dikenal dengan nama Balimau Kasai Potang Mamogang. Di Sumatera Barat dikenal dengan sebutan, yakni Mandi Balimau. Khusus untuk Kota Pelalawan mempunyai tambahan kata Potang Mamogang yang berarti waktu petang menunjukkan pada waktu pelaksanaan acara tersebut.
Tradisi ini dipercaya sudah berlangsung berabad-abad lamanya sejak daerah masih dibawah kekuasaan kerajaan. Masyarakat Kota Pelalawan menganggap upacara ini bermula dari kebiasaan Raja Pelalawan dalam menyambut kedatangan bulan Ramadhan. Tetapi ada juga yang beranggapan bahwa upacara ini berasal dari Sumatera Barat. Sedangkan, masyarakat Kampar menganggap upacara ini sebagai tradisi campuran Hindu-Islam yang sudah ada sejak kerajaan Muara Takus.
Adapun ritual upacara Balimau sebagai berikut:
1. Merebus Jeruk atau Limau
Beberapa hari sebelum bulan Ramadhan tiba, masyarakat umumnya sudah membuat air rebusan jeruk/Limau untuk digunakan pada waktu Balimau (biasanya 1 hari sebelum Ramadhan). Maknanya, Limau dapat membersihkan kotoran najis yang melekat pada diri (dosa-dosa).
2. Membungkus Limau Kasai
Setelah merebus Limau, dibuatlah Kasai yang akan digunakan nantinya. Setelah Limau dan Kasai selesai dibuat kemudian dibungkus sampai menjelang hari H-nya tiba.
3. Membuat makanan tradisional dan menyembelih kerbau
Setiap masyarakat membuat makanan tradisional untuk hari balimau kasai. Makanan tradisional yang dibuat antara lain adalah Lemang yang terbuat dari beras ketan kemudian dimasukkan ke dalam buluh dan dibakar secara masal. Ada juga kue-kue dan tapai ketan hitam. Kerbau disembelih dan dijadikan rendang dan dibagikan kepada tetangga. Dengan menikmati makan bersama-sama menumbuhkan rasa kebersamaan dan solidaritas.
4. Membawa rantang yang berisi limau yang sudah dibungkus dengan kasai serta rantang yang berisi makanan
Usai shalat Zuhur masyarakat pergi berkumpul bersama dirumah paman atau saudara ibu serta ayah.
5. Saling bermaafan
Dirumah berkumpul bersama-sama, mereka saling meminta maaf atas segala kesalahan yang mereka sudah lakukan.
6. Mendapat uang limau
Sebelum meninggalkan rumah paman mereka, kerabat diberi uang yang disebut uang Limau. Hal ini dimaksudkan untuk berbagi sesama manusia.
7. Shalat asar di mesjid
Sore harinya semua anggota keluarga laki-laki shalat ashar di mesjid dan kemudian mereka mandi di sungai Kampar dengan Limau yang dibawa oleh ponakan dari keluarga yang lain. Sementara kaum wanita hanya boleh mandi dirumah masing-masing, tidak boleh bercampur dengan pria.
8. Acara Kenduri (selametan)
Acara ini dilaksanakan setelah shalat maghrib dengan mengundang semua tetangga untuk makan bersama-sama. Maknanya adalah bersyukur kepada Allah S.W.T yang telah memberikan rezeki selama ini.
Dari bacaan diatas dapat disimpulkan bahwa tradisi Balimau Kasai merupakan upacara adat yang mengandung nilai sakral yang khas yaitu untuk kebersihan hati dan tubuh manusia dalam rangka mempersiapkan diri untuk melaksanakan ibadah puasa bagi umat Islam.
Demikian ulasan saya mengenai Upacara Adat Suku Minangkabau. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih....
Sumber :
-https://id.wikipedia.org/wiki/Balimau
-http://budhayaasliindonesia.blogspot.com/2016/09/balimau-kasai-adat-budaya-asli-riau.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H