Mohon tunggu...
Benny Wirawan
Benny Wirawan Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa kedokteran dan blogger sosial-politik. Bisa Anda hubungi di https://www.instagram.com/bennywirawan/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Curhatan Sang Hasrat

27 November 2017   13:57 Diperbarui: 27 November 2017   14:05 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkenalkan, namaku Hasrat. Nama lainku adalah Nafsu. Tetapi aku yakin kalian tidak kenal aku. Sebenarnya kalian sangat sering mendengar suaraku. Kalian juga merasakan hasil kerjaku setiap hari.

Kapan? Itu lah kalian, tak peka. Tak tahu terima kasih.

Aku lah yang membuat kalian merasa lapar dan ingin makan. Aku pula yang membuat kalian merasa haus dan ingin minum. Aku yang membuat kalian merasa ingin tidur.

Lebih dari itu, aku yang membuat kalian ingin punya uang sehingga kalian mau bekerja. Aku yang membuat kalian ingin beli ini dan itu, sehingga kalian ingin punya uang. Aku yang membuat kalian ingin dicintai sehingga kalian berbuat baik pada sesama. Aku yang membuat kalian ingin termashyur sehingga kalian berkarya, menghasilkan ini dan itu yang hebat mengagumkan.

Ya, aku yang melakukan semuanya itu! Dari nyawa kalian hingga peradaban dan teknologi yang kalian banggakan itu semua ada dan masih ada karena aku. Hasrat Nafsu yang hina ini.

Jika aku mogok kerja kalian tidak akan bertahan hidup bahkan sehari pun! Kalian akan mati kelaparan, kehausan, kedinginan. Niat untuk mempertahankan nyawa sudah hilang melayang. Jangankan berangkat kerja, niat bangun dari kasur pun akan hilang. Kalian hanya akan menjadi seonggok daging dan tulang, teronggok di tengah jalan.  Tak akan ada yang namanya peradaban. Semuanya akan hilang musnah!

Aku selalu bekerja melakukan semuanya itu, tapi apa balasan kalian? Pernahkah ada kata terima kasih? Hampir tidak pernah! Justru kalian salahkan aku untuk hal yang tidak-tidak!

Kalian salahkan aku jika kalian gemuk, katanya itu karena Nafsu makan. Pun juga jika ada yang memperkosa, karena Hasrat seksual katanya. Jika ada yang mencuri kalian bilang pula itu karena Hasrat memiliki.

Hasrat dan Nafsu - itu aku - kalian jadikan kambing hitam untuk semua perbuatan bejat kalian. Padahal itu bukan aku!

Aku memang membuat kalian ingin ini dan itu, tapi tak pernah sekali pun aku suruh kalian berdosa untuk mendapatkannya. Aku tak suruh kalian memperkosa untuk memuaskan keinginan bercinta. Tak pernah pula aku suruh kau habiskan nasi sepuluh piring saat satu piring saja sudah membuatku puas.

Semua itu salah kalian. Ya, kalian sendiri wahai Manusia!

Apa? Masih tak mengaku salah?

Wah, masih tak mengerti rupanya. Sekarang kalian malah menyalahkan saudara tiriku, Si Serakah. Kurang ajar!

Saudaraku itu memang agak nakal. Ia memelintir apa yang aku buat, melebih-lebihkannya. Saat kusuruh kalian PDKT untuk cari pacar, ia pelintir suruh kalian perkosa itu wanita. Ia pelintir pula keinginan kalian (yang aku suruh!) untuk beli handphone, jadi serakah mau beli iPhone X yang harganya selangit. Lebay, kata anak zaman now.

Tapi, siapa suruh kalian dengarkan dia? Kalian kan sudah tahu dia itu jahat dan jahil? Jika ada koruptor menyuruh kalian mencuri apa kalian mau? Padahal kalian tidak ditodong atau diancam, hanya disuruh. Jika kalian mau ya memang kalian yang bejat!

Jangan pula kalian berdalih bahwa Serakah itu mirip denganku! Rupa kami memang mirip, kan kami saudara. Tapi suaraku dan suaranya sungguh berbeda. Aku berbisik di telingamu, mencolek dan menyenggolmu ke arah yang aku mau. Sementara dia? Ia berteriak-teriak, menyeret kalian melebihi jarak yang perlu. Jika kalian tak lihat bedanya, kalian yang bodoh!

Aku dan sanak saudaraku memang bekerja di otak kalian. Aku, Serakah, dan sepupu-sepupu jauhku Amarah dan Sedih. Kami membuat kalian merasa ini dan itu, ingin ini dan itu. Tetapi kalian yang memilih: mau dengarkan kami atau tidak.

Tuhan itu baik, ia ciptakan Akal yang akan selalu ada mendampingimu. Sama seperti kami yang membisiki isi hati, ia selalu memberi nasihat, membisiki hal-hal kebijaksanaan. Sekali-sekali kau dengarkanlah dia, jangan melulu kau dengarkan kami.

Tapi, jika kau memang memilih perkataan kami, ya sudah. Kami sih senang-senang saja kau beri perhatian. Tapi jangan salahkan kami jika kau tak suka hasilnya. Toh, pilihan terakhir ada di kamu. Itu tanggung jawabmu, kami hanya memberi nasihat ini dan itu.

Nah, sudahkah kalian mengerti wahai Manusia? Semua yang kalian perbuat itu pilihan kalian sendiri. Benar dan salah, sukses dan gagal itu semua dari pilihanmu. Jika kau membunuh orang karena Amarah, itu pilihanmu. Jika kau mencuri karena Serakah, pun juga pilihanmu. Jika kau sukses karena Akal, ia juga hasil perbuatanmu. Jangan lagi kau bawa-bawa kami dalam segala bualan pembenaranmu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun