Mohon tunggu...
Benny Wirawan
Benny Wirawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Doktoral Kesehatan Masyarakat di UNSW Sydney

Dokter, peneliti kesehatan masyarakat, dan pemerhati sosial-politik. Bisa Anda hubungi di https://www.threads.net/@bennywirawan?hl=en

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mahasiswa Harus Tunjukkan Politik Terpelajar

28 Oktober 2017   12:50 Diperbarui: 28 Oktober 2017   13:25 2015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber; merdeka.com

Tanggal 20 Oktober lalu mahasiswa di bawah BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) melancarkan demonstrasi memperingati 3 tahun Jokow-JK. Demo yang tadinya tertib menjadi ricuh saat mahasiswa menolak bubar pukul 18.00, batas melakukan aksi yang ditetapkan Polri. Akhirnya terjadi kontak fisik antara polisi dan mahasiswa yang berujung terluka dan ditahannya beberapa mahasiswa.

Demonstrasi 20 Oktober ini menjadi sampel khas pola gerakan politik mahasiswa dewasa ini. Sejak menggulingkan Soeharto pada 1998, mahasiswa makin gemar mengkritisi pemerintah dengan cara demonstrasi dan pengerahan massa. Tidak jarang pula, gerakan mahasiswa ini berujung ricuh dan bentrok dengan aparat. Akhirnya, mahasiswa selalu menggunakan kericuhan tersebut sebagai dalih menyalahkan pemerintah (baik Jokowi maupun pendahulu-pendahulunya).

Apakah pola politik mahasiswa sudah seharusnya seperti ini? Menurut saya tidak. Jika kita tilik kembali esensi mahasiswa dan perkembangan demokrasi Indonesia dewasa ini, seharusnya perpolitikan mahasiswa sudah berkembang melampai pengerahan massa.

Mahasiswa adalah kalangan terpelajar. Menurut data BPS, mahasiswa berjumlah 700 ribu orang di Indonesia. Lulusan mahasiswa (diploma dan sarjana) berjumlah 15 juta orang per Februari 2017. Artinya, pada 2017 hanya sekitar 16 juta orang dari 131 juta orang Indonesia dewasa yang pernah mencicipi pendidikan tinggi. Sebagian besar hanya berpendidikan setara SD. 

Dari presentase tersebut mahasiswa harus menjadi orang-orang terpilih yang mampu berpikir kritis dan mengulas isu-isu dengan nalar dan ilmu yang diperolehnya di kampus. Inilah esensi mahasiswa dalam politik Indonesia. Saat mayoritas rakyat berpolitik berdasarkan emosi dan identifikasi etnis-agama, mahasiswa herus menjadi suara rasional yang mencerminkan pendidikan tinggi mereka.

Bagaimana kah cara mencerminkan pendidikan tinggi ini? Banyak caranya. Yang pasti, demonstrasi anarkis dan bentrok dengan aparat tidak termasuk salah satunya.

Atmosfer politik 2017 dan 1998 tidaklah sama. Pada 1998 media massa terbelenggu. Tidak ada kebebasan berekspresi. Oleh karena itu, sebagaimana pun mahasiswa menulis dan berkarya akan sulit untuk mempengaruhi massa. Organisasi politik dikontrol ketat. Normalisasi Kehidupan Kampus resmi mematikan percikan kritik politik dari kalangan akademis. Satu-satunya cara agar didengar adalah dengan bersuara terlampau keras, yaitu turun ke jalan, pembangkangan sipil besar-besaran yang memaksa rakyat dan pemerintah memperhatikan kita.

Kondisi ini tidak terjadi di 2017. Saat ini media kita bebas. Berbagai media massa tumbuh bak jamur dengan ideologi dan pengaruh yang berbeda pula. Media sosial pun menjadi cara alternatif untuk menyebarluaskan ide dan meningkatkan kesadaran akan berbagai isu dan kebijakan. Piranti untuk akses internet pun kian tersebar luas. Smartphone tidak lagi menjadi mainan orang kaya. Ia telah tersebar hingga ke kelas menengah bawah, akar rumput dari gerakan politik. Gerakan mahasiswa harus mencerminkan perbedaan kondisi ini.

Kebebasan politik kini pun terus bertumbuh dan terpelihara. Sistem politik multi-partai membuka kesempatan luas bagi terbentuknya partai-partai baru. Parpol yang sudah ada pun kian bebas bermanuver dalam berorganisasi dan mempengaruhi massa.

Oleh karena itu menulislah. Berkaryalah. Berorganisasilah. Itu lah cara berpolitik yang paling mencerminkan esensi mahasiswa. 

Tulislah artikel-artikel, ulasan kebijakan publik. Lakukan riset mendalam mengenai isu-isu sosial-politik dalam masyarakat kita. Lalu publikasikanlah dalam media-media massa yang makin menjamur dalam demokrasi kita. Buatlah karya-karya menarik yang mampu mempengaruhi orang banyak. Buatlah film-film pendek. Buatlah infografis. Buatlah poster-poster. Sebarkanlah dan pengaruhi masyarakat dengan ilmu kalian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun