Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Aparatur Sipil Negara (ASN)

Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Diskon PPN 10% Mobil Listrik Lanjut di 2025

8 Januari 2025   09:10 Diperbarui: 8 Januari 2025   09:05 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Media fun drive mobil listrik Seres E1 di Jakarta. Foto: Sena Pratama/kumparan.com

Pemerintah Indonesia kembali memperpanjang insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10% untuk kendaraan listrik pada tahun 2025. Kebijakan ini merupakan langkah strategis dalam mendorong pertumbuhan pasar kendaraan listrik sekaligus mendukung agenda besar dekarbonisasi di Indonesia. Melalui insentif ini, pemerintah berharap dapat menarik lebih banyak masyarakat untuk beralih dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan yang lebih ramah lingkungan. Namun, apakah diskon PPN ini cukup menarik perhatian konsumen untuk membeli mobil listrik?

Manfaat Insentif Diskon PPN Mobil Listrik

Pertama, insentif ini memberikan keuntungan langsung berupa pengurangan harga jual mobil listrik. Dalam industri otomotif, harga sering menjadi penghambat utama adopsi kendaraan listrik, terutama di Indonesia. Dengan harga yang lebih terjangkau, lebih banyak konsumen kelas menengah diharapkan tertarik untuk menjadikan mobil listrik sebagai pilihan.

Kedua, kebijakan ini juga sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mengurangi emisi karbon sesuai dengan Perjanjian Paris dan target net zero emission pada 2060. Mobil listrik yang tidak menghasilkan emisi langsung menjadi solusi ideal untuk mengurangi polusi udara, terutama di kota-kota besar yang sering dilanda kemacetan dan tingginya kadar emisi.

Ketiga, insentif ini memberi dampak positif bagi sektor industri lokal. Dengan permintaan mobil listrik yang meningkat, produsen lokal seperti Hyundai, Wuling, dan pemain lainnya dapat meningkatkan produksi dalam negeri. Hal ini mendorong penciptaan lapangan kerja baru serta mengurangi ketergantungan pada impor kendaraan.

Kendala dan Pertimbangan Konsumen

Meskipun insentif PPN sebesar 10% cukup menarik, ada beberapa kendala yang masih membayangi adopsi kendaraan listrik di Indonesia. Infrastruktur pengisian daya listrik (charging station) masih terbatas, terutama di luar wilayah perkotaan. Hal ini dapat membuat calon konsumen ragu untuk beralih ke mobil listrik karena khawatir akan keterbatasan jarak tempuh.

Selain itu, daya tahan baterai dan biaya penggantian baterai yang cukup tinggi menjadi faktor lain yang dipertimbangkan oleh konsumen. Mobil listrik memiliki usia baterai yang terbatas, dan penggantian baterai dapat menjadi beban biaya yang signifikan di masa depan.

Tak kalah penting, kesadaran dan edukasi masyarakat tentang kendaraan listrik masih perlu ditingkatkan. Banyak masyarakat yang belum sepenuhnya memahami manfaat dan cara kerja kendaraan listrik dibandingkan kendaraan konvensional.

Apakah Layak Membeli Mobil Listrik di 2025?

Keputusan untuk membeli mobil listrik di tahun 2025 bergantung pada kebutuhan dan prioritas individu. Bagi konsumen yang tinggal di kota besar dengan akses mudah ke stasiun pengisian daya, mobil listrik bisa menjadi pilihan ideal untuk mobilitas sehari-hari sekaligus berkontribusi pada lingkungan yang lebih bersih.

Namun, bagi mereka yang sering bepergian jauh atau tinggal di daerah dengan infrastruktur pengisian daya yang terbatas, mobil listrik mungkin belum menjadi solusi yang praktis. Pemerintah diharapkan dapat terus mempercepat pembangunan infrastruktur, memberikan edukasi kepada masyarakat, serta memastikan insentif yang diberikan benar-benar efektif dalam menekan harga jual.

Diskon PPN sebesar 10% untuk mobil listrik di tahun 2025 merupakan langkah positif dalam mendorong adopsi kendaraan ramah lingkungan di Indonesia. Meskipun masih ada tantangan dalam hal infrastruktur dan kesadaran masyarakat, kebijakan ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mendukung transisi energi bersih. Apakah Anda tertarik untuk membeli mobil listrik? Pertimbangkan kebutuhan, prioritas, dan kesiapan infrastruktur di daerah Anda sebelum membuat keputusan. Mobil listrik bukan hanya alat transportasi, tetapi juga investasi untuk masa depan yang lebih hijau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun