Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Watampone

Pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Watampone. Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Relevansi Nilai-Nilai Pancasila di Era Globalisasi

14 Agustus 2024   12:25 Diperbarui: 14 Agustus 2024   12:29 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, merupakan fondasi yang mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Di era globalisasi yang ditandai dengan arus informasi, budaya, dan ekonomi yang cepat serta lintas batas negara, relevansi nilai-nilai Pancasila menjadi semakin penting. Dalam menghadapi tantangan global, penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari bukan hanya penting untuk menjaga identitas bangsa, tetapi juga untuk menghadirkan tatanan sosial yang adil, damai, dan berkeadaban.Pancasila Sebagai Pedoman di Era Globalisasi

Globalisasi membawa banyak perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam budaya, ekonomi, dan sosial. Pengaruh budaya asing, misalnya, dapat dilihat dalam gaya hidup, bahasa, hingga sistem nilai yang diadopsi oleh masyarakat Indonesia. Di tengah perubahan ini, Pancasila berperan sebagai pedoman yang membantu masyarakat Indonesia untuk tetap mempertahankan jati diri dan identitas nasional.

Nilai pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, menekankan pentingnya spiritualitas dan kepercayaan kepada Tuhan sebagai landasan moral. Di era globalisasi, di mana materialisme dan konsumerisme seringkali mendominasi, nilai ini mengingatkan masyarakat untuk tidak melupakan aspek spiritual dalam kehidupan. Nilai ini juga menjadi dasar toleransi antarumat beragama, yang sangat penting di tengah masyarakat yang semakin majemuk dan terbuka terhadap berbagai pengaruh luar.

Nilai kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, relevan dalam konteks globalisasi yang sering kali mengabaikan aspek kemanusiaan demi keuntungan ekonomi. Penerapan nilai ini dalam kehidupan sehari-hari dapat terlihat dalam upaya untuk menghormati hak asasi manusia, memperjuangkan keadilan sosial, dan mengedepankan kemanusiaan di atas segalanya. Di era di mana ketidakadilan global, seperti eksploitasi tenaga kerja dan perdagangan manusia, masih terjadi, nilai kemanusiaan Pancasila menjadi sangat relevan dan mendesak untuk diterapkan.

Nilai-nilai persatuan, musyawarah, dan keadilan sosial yang terkandung dalam Pancasila juga menjadi landasan penting dalam menghadapi dinamika globalisasi. Persatuan Indonesia, yang merupakan nilai ketiga Pancasila, mendorong masyarakat untuk tetap bersatu meski berada di tengah keberagaman. Di era globalisasi, di mana identitas nasional sering kali diuji oleh pengaruh budaya asing, persatuan ini menjadi kunci dalam menjaga kohesi sosial.

Musyawarah untuk Mufakat, sebagai nilai keempat, menekankan pentingnya dialog dan kebersamaan dalam mengambil keputusan. Dalam konteks globalisasi, di mana keputusan sering kali dipengaruhi oleh kekuatan ekonomi dan politik global, nilai ini mengajarkan masyarakat untuk selalu mempertimbangkan kepentingan bersama dan tidak mudah terpengaruh oleh tekanan eksternal. Sementara itu, nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia mengingatkan pentingnya pemerataan kesejahteraan di tengah kesenjangan sosial yang semakin lebar akibat globalisasi.

Tantangan dalam Mempertahankan Nilai-Nilai Pancasila

Meskipun Pancasila memiliki relevansi yang kuat di era globalisasi, mempertahankan dan menerapkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari tidaklah mudah. Salah satu tantangan utama adalah pengaruh budaya asing yang semakin mendominasi, terutama di kalangan generasi muda. Dengan kemudahan akses informasi dan komunikasi global, nilai-nilai dan budaya asing dapat dengan cepat merasuki kehidupan masyarakat, mengikis nilai-nilai lokal yang sudah lama terjaga.

Tantangan lainnya adalah meningkatnya individualisme yang sering kali bertentangan dengan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong yang diusung oleh Pancasila. Globalisasi, dengan segala kemudahan dan kenyamanannya, mendorong gaya hidup yang lebih individualistis, di mana kepentingan pribadi sering kali didahulukan daripada kepentingan bersama. Hal ini dapat mengurangi rasa solidaritas sosial dan kebersamaan yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia.

Selain itu, tekanan ekonomi global juga menjadi tantangan dalam menerapkan keadilan sosial yang diamanatkan oleh Pancasila. Ketidaksetaraan ekonomi yang diakibatkan oleh sistem ekonomi global sering kali menciptakan kesenjangan sosial yang semakin lebar, baik di tingkat nasional maupun internasional. Dalam situasi ini, penerapan nilai keadilan sosial menjadi semakin sulit, terutama di tengah dominasi kapitalisme global yang cenderung mengeksploitasi sumber daya tanpa memperhatikan kesejahteraan masyarakat lokal.

Upaya Mempertahankan Identitas Bangsa melalui Pancasila

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun