Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Watampone

Pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Watampone. Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tren Konsumsi Konten Cepat: Bagaimana Reels dan TikTok Mengubah Kebiasaan Menonton di Indonesia

11 Agustus 2024   14:40 Diperbarui: 11 Agustus 2024   14:52 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu dampak yang paling signifikan dari tren konsumsi konten cepat ini adalah bagaimana hal tersebut mempengaruhi pola pikir dan rentang perhatian, terutama di kalangan generasi muda. 

Dengan terus-menerus terpapar pada video-video singkat yang menawarkan hiburan instan, ada kekhawatiran bahwa rentang perhatian generasi muda semakin pendek, sehingga mereka menjadi kurang sabar dalam mengonsumsi konten yang membutuhkan lebih banyak waktu dan perhatian.

Selain itu, konten cepat cenderung menekankan aspek visual dan hiburan, sering kali mengesampingkan kedalaman informasi dan analisis. Akibatnya, ada risiko bahwa generasi muda lebih terbiasa dengan informasi yang dangkal dan tidak terbiasa menggali lebih dalam atau menganalisis konten secara kritis. Hal ini dapat berdampak pada bagaimana mereka menyikapi informasi di era di mana misinformasi dan hoaks sangat mudah tersebar.

Strategi Menghadapi Tren Konten Cepat

Meski ada kekhawatiran terkait dampak negatifnya, tidak dapat dipungkiri bahwa konsumsi konten cepat memiliki tempat yang penting di dunia digital saat ini. Untuk itu, penting bagi pengguna, khususnya generasi muda, untuk mengembangkan strategi yang dapat membantu mereka tetap kritis dan seimbang dalam mengonsumsi konten.

1. Diversifikasi Konten: Meskipun video pendek sangat menarik, penting untuk tetap mengonsumsi berbagai jenis konten, termasuk artikel, dokumenter, dan buku, yang menawarkan informasi lebih mendalam dan perspektif yang berbeda.

2. Selektif dalam Memilih Konten: Pengguna harus menjadi lebih selektif dalam memilih konten yang mereka konsumsi. Memilih untuk mengikuti kreator yang memberikan informasi yang valid dan bermanfaat, serta tidak terjebak dalam siklus konten yang hanya menghibur tanpa substansi.

3. Manajemen Waktu: Dengan begitu banyak konten yang tersedia, penting untuk mengatur waktu dengan bijak dan tidak terlalu lama terjebak dalam scrolling tanpa akhir. Mengatur waktu layar dan membuat jadwal untuk aktivitas lain dapat membantu menjaga keseimbangan.

Reels dan TikTok telah membawa perubahan besar dalam cara orang Indonesia mengonsumsi konten digital. Meskipun menawarkan hiburan yang cepat dan mudah diakses, tren konsumsi konten cepat ini juga membawa tantangan, terutama dalam hal mempertahankan kualitas dan kedalaman informasi yang diterima oleh masyarakat. 

Bagi industri media, adaptasi adalah kunci untuk tetap relevan, sementara bagi pengguna, kesadaran dan selektivitas menjadi penting untuk menjaga kualitas pengalaman digital mereka. 

Seiring dengan perkembangan teknologi dan media sosial, keseimbangan antara kecepatan dan kedalaman informasi akan menjadi semakin penting di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun