Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Watampone

Pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Watampone. Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Adat Bertutur: Mengembalikan Kearifan Lokal dalam Kominikasi Antargenerasi di Era Digital

9 Agustus 2024   13:10 Diperbarui: 9 Agustus 2024   19:57 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Adat Bertutur (Sumber: Freepik.com)

Selain itu, penting juga untuk mengajarkan kepada generasi muda tentang nilai-nilai tata krama dalam berkomunikasi, sehingga mereka dapat memahami pentingnya menghormati orang lain dalam setiap interaksi.

Pentingnya adat bertutur juga semakin terasa dalam era digital ini, di mana kita sering kali berkomunikasi tanpa melihat wajah lawan bicara kita. Dalam situasi seperti ini, kesantunan dalam bertutur menjadi semakin krusial karena kita tidak bisa mengandalkan ekspresi wajah atau bahasa tubuh untuk menyampaikan maksud kita. 

Dengan memilih kata-kata yang sopan dan bijaksana, kita bisa memastikan bahwa pesan yang kita sampaikan tidak hanya dipahami dengan benar, tetapi juga diterima dengan baik oleh orang lain.

Ilustrasi: Adat Bertutur (Sumber: Freepik.com)
Ilustrasi: Adat Bertutur (Sumber: Freepik.com)
Adat bertutur adalah bagian dari warisan budaya yang sangat berharga dan masih sangat relevan di era modern ini. Meskipun teknologi telah mengubah cara kita berkomunikasi, nilai-nilai kesantunan dan tata krama yang terkandung dalam adat bertutur tetap penting untuk dipertahankan. 

Dengan menghidupkan kembali adat bertutur, kita tidak hanya menjaga kearifan lokal, tetapi juga memperkuat kualitas komunikasi antargenerasi, sehingga tercipta hubungan sosial yang lebih harmonis dan saling menghormati. 

Dalam dunia yang semakin terhubung namun sering kali terpisah secara emosional, adat bertutur menjadi jembatan yang dapat menghubungkan hati dan pikiran kita dengan orang lain, baik di dunia nyata maupun di dunia digital.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun