teknologi yang selalu ada di genggaman tangan kita. Ponsel pintar, laptop, dan berbagai perangkat lainnya telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.Â
Dalam era digital yang serba cepat ini, kita sering kali merasa terikat oleh perangkatNamun, di balik kenyamanan dan konektivitas yang mereka tawarkan, ada perasaan kehilangan---kehilangan koneksi yang lebih mendalam dengan diri sendiri, alam, dan orang-orang di sekitar kita.Â
Itulah mengapa, dalam upaya untuk menemukan kembali makna yang lebih dalam, kita (jika ada kesempatan) dapat melakukan petualangan ke tempat-tempat terpencil dengan teknologi minimal.Â
Tujuannya adalah untuk melepaskan diri dari dunia digital dan menemukan kembali keindahan dan kedamaian dalam interaksi manusia, alam, dan pengalaman hidup yang lebih sederhana dan autentik. Diantaranya kita dapat mencoba tempat-tempat berikut:
Menjelajah Keheningan di Pegunungan Bromo
Perjalanan dimulai di kaki Pegunungan Bromo, tempat di mana sinyal telepon seluler mulai melemah dan gemerlap layar ponsel digantikan oleh pemandangan alam yang menakjubkan.Â
Dengan hanya membawa peralatan dasar seperti tenda, kompor portabel, dan peta topografi, dengan memulai pendakian ke salah satu titik tertinggi di Jawa Timur.Â
Tanpa teknologi modern, kita akan merasakan setiap langkah dengan lebih sadar. Keheningan pegunungan hanya dipecahkan oleh suara alam---angin yang berhembus, kicauan burung, dan gemericik air sungai kecil yang mengalir di lembah.
Di sini, kita dapat menemukan kembali ketenangan yang selama ini hilang. Tidak ada notifikasi yang mengganggu, tidak ada email yang harus dijawab. Kita hanya fokus pada perjalanan dan interaksi dengan alam.Â
Setiap pemandangan yang ditemui menjadi lebih berharga, setiap percakapan dengan penduduk lokal menjadi lebih mendalam. Mereka bercerita tentang kehidupan sederhana mereka, tentang cara bertahan hidup dengan sumber daya yang terbatas, dan tentang kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun.
Koneksi Manusia yang Lebih Autentik di Desa Wae Rebo
Perjalanan berlanjut ke Desa Wae Rebo, sebuah desa adat yang terletak di pegunungan terpencil di Flores. Desa ini hanya dapat dicapai dengan berjalan kaki selama beberapa jam melalui hutan lebat. Tanpa teknologi modern, hanya dengan mengandalkan kompas dan insting untuk menemukan jalan. Di sini, kita dapat menemui keluarga lokal di rumah tradisional mereka, yang dikenal sebagai Mbaru Niang.
Tanpa gangguan teknologi, kita dapat sepenuhnya terlibat dalam kehidupan sehari-hari mereka. Berbicara tentang budaya dan tradisi mereka, kita akan belajar tentang kerajinan tangan yang mereka buat, dan berbagi cerita di sekitar api unggun di malam hari. Kehangatan interaksi manusia yang sederhana ini memberikan kepuasan yang tak tergantikan oleh layar ponsel atau komputer.
Anak-anak di desa ini bermain tanpa gadget, mereka menciptakan permainan mereka sendiri dengan bahan-bahan alami di sekitar mereka. Melihat keceriaan mereka mengingatkan kita akan kebahagiaan yang sederhana---kebahagiaan yang tidak bergantung pada teknologi, tetapi pada kehadiran dan koneksi manusia.
Menemukan Kedamaian di Pulau Kenawa
Pulau Kenawa, sebuah pulau kecil yang hampir tak tersentuh oleh teknologi modern, menjadi tujuan yang menyenangkan. Di sini, tidak ada sinyal telepon seluler, tidak ada listrik, hanya ada pasir putih, air laut yang jernih, dan langit yang luas. Kita dapat menghabiskan hari-hari dengan berenang di laut, berjalan di sepanjang pantai, dan berkemah di bawah bintang-bintang.
Tanpa teknologi, dan sepenuhnya terhubung dengan alam, akan merasakan setiap hembusan angin laut, mendengar setiap suara ombak, dan melihat setiap bintang di langit malam. Kedamaian yang ditemukan di sini adalah kedamaian yang hanya bisa ditemukan dengan melepaskan diri dari teknologi dan kembali ke alam.
Refleksi dan Pelajaran
Petualangan ini akan mengajarkan banyak hal. Kita belajar bahwa teknologi, meskipun bermanfaat, sering kali menghalangi kita untuk benar-benar terhubung dengan diri sendiri, orang lain, dan alam. Dengan melepaskan teknologi, kita akan menemukan kembali keindahan dan kedamaian dalam interaksi yang lebih sederhana dan autentik.
Disconnect to reconnect---melepaskan diri dari teknologi untuk menemukan kembali koneksi yang lebih dalam---adalah pelajaran yang sangat berharga. Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, kita perlu mengingat pentingnya sesekali melepaskan diri dan menikmati keindahan serta kedamaian yang ditawarkan oleh kehidupan yang lebih sederhana dan alami.Â
Di perjalanan ini bukan hanya tentang menjelajahi tempat-tempat baru, tetapi juga tentang menemukan kembali diri sendiri di tengah keheningan alam dan kehangatan interaksi manusia yang tulus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H