Ketua RT 3 RW 7 Bangunsari, Gayam, Sukoharjo, Bambang Pujiana mengungkapkan dokter Sunardi tidak pernah berkumpul dengan warga. Dokter tersebut juga tidak pernah datang dalam pertemuan yang mengundang warga kampung tersebut.
Bahkan, Sunardi juga tidak pernah membayar iuran RT seperti pada warga umumnya yang hanya Rp25.000 per bulan.
Namun demikian, dr. Sunardi rajin shalat berjamaah di masjid setempat. Walaupun jarang berkomunikasi dengan warga lainnya.
Versi IDI
Ketua IDI Sukoharjo, dr. Arif Budi Satria, Â seperti dilansir Solopos.com, Kamis (10/3/2022) malam, mengungkap tentang dokter Sunardi.
Menurutnya, Sunardi tercatat sebagai anggota IDI Sukoharjo. Secara pribadi Arif mengaku tidak terlalu dekat dengan almarhum selain sebatas urusan keorganisasian di IDI. Sunardi juga baru mengurus STR (Surat tanda Registrasi).
Sebagai dokter, Sunardi  dikenal menjalankan profesinya dengan baik. Arif tahu jika di lingkungannya  terkenal karena memiliki jiwa sosial tinggi.
Lantas, mengapa sebagai terduga teroris, dokter yang dikenal baik ini ditembak saat penangkapannya?
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan menguraikan kronlogis penangkapan. Dokter Sunardi dinilai melakukan perlawanan agresif saat akan ditangkap.
"Yaitu dengan menabrakkan mobilnya ke arah petugas, yang sedang menghentikan tersangka. Petugas yang naik di belakang mobil dobel kabin tersangka mencoba untuk memberikan peringatan, namun saudara SU tetap menjalankan mobilnya dan melaju dengan kencang, serta menggoyangkan setir ke kanan ke kiri," kara Ramadhan di Jakarta, Kamis (10/3/2022).
Sunardi melakukan gerakan zig zag yang tujuannya untuk menjatuhkan petugas dan menabrak kendaraan masyarakat yang melintas. Karena situasi yang dapat membahayakan jiwa petugas dan masyarakat, sambung dia, sehingga petugas melakukan upaya paksa dengan melakukan tinfdakan tegas dan terukur dengan melumpuhkan tersangka.