Tahun 2020 saat COVID-19 mulai merebak di Indonesia, banyak industri yang berguguran di Indonesia. Termasuk Industri penerbitan buku. Banyak penerbit buku yang terpaksa merumahkan karyawannya. Â
Saya termasuk salah seorang pekerja di industri penerbitan buku yang kena PHK. Sedih juga harus meninggalkan dunia kerja perbukuan  yang saya geluti selama 15 tahun. Tapi hidup harus terus berjalan. Apalagi saya punya istri dan anak yang harus dinafkahi.
Untuk melamar kerjaan, saya  terbentur masalah usia. Selain itu, industri yang berhubungan dengan skill saya, nyaris semuanya sedang tidak baik-baik saja.
Pilihan yang ada di kepala saya kemudian adalah kembali menjadi freelancer seperti puluhan tahun silam sesuai keahlian yang saya punya, yakni menjadi penulis. Karena saya dapat penulis di multi platform, maka saya mulai menulis apapun yang menghasilkan uang, seperti skenario, artikel, konten berita, dan lain-lain.
Pada 2021 industri penerbitan buku mulai berusaha bangkit walaupun pandemi masih kokoh menghadang. Beberapa industri buku melirik genre buku anak sebagai amunisi jualan mereka. Karena saat berada di rumah saja, anak-anak tetap memerlukan asupan bergizi untuk masa emasnya.
Penerbit pun mulai bergerilya mencari celah distribusi dan penjualan, melalui jalur online dan reseller, di saat toko buku masih megap-megap karena aturan pandemi.
Saya pun mulai serius menulis banyak naskah untuk penerbit buku anak. Beberapa tidak menindaklanjuti, tapi ada juga yang akhirnya terus memesan naskah baru hingga kini.
Pada situasi pandemi, saya memanfaatkan untuk menulis banyak buku tenta g protokol kesehatan. Mulai dari mencuci tangan, jaga jarak, di rumah saja, bahkan sampai adaptasi kebiasaan baru. Buku-buku tersebut mencatat penjualan yang cukup baik.
Konsistensi saya menulis kemudian membuat saya  diajak sebuah lembaga swadaya masyarakat untuk menulis buku tentang pandemi dengan honor yang cukup tinggi. Buku itu kemudian terbit dengan judul 'Rubik Unik Corona'.
Tanpa terasa, akhir tahun 2021 saya menghitung berhasil menerbitkan 20 buku. Sebuah prestasi tersendiri buat saya. Apalagi masa pandemi masih berlangsung.