Mohon tunggu...
Benny Rhamdani
Benny Rhamdani Mohon Tunggu... Novelis - Kreator Konten

Menulislah hal yang bermanfaat sebanyak mungkin, sebelum seseorang menuliskan namamu di nisan kuburmu. | Subscribe YouTube @bennyinfo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tarawih Terakhir di Masjid IPDN Jatinangor, Setangkup Kangen Pulkam

5 Juni 2018   14:10 Diperbarui: 6 Juni 2018   08:04 2683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak hanya tarawih, tradisi melewati bulan puasa berbeda antara IPDN dengan kampungnya. "Yang bikin kangen pengen pulang kampung suasana tanpa sinyal. Juga membangun menara bambu sekitar 10 meter sampai 15 meter untuk membangunkan orang sahur. Nanti menara itu juga dilombakan dan dinilai," kata Dedy yang harus menempuh waktu 2-3 hari untuk sampai kampung halamannya dari Bandung.

Dedy juga ingin segera kembali kampung halamannya lantaran masalah makanan. "Kalau di kesatriaan kan makanannya kurang variasi dan kita harus terima yang disediakan. Kalau di rumah bisa minta sesuai keinginan kita ke orangtua," senyum Dedy.

Suasana Toleransi

Pengasuh praja sneior, Aris, bahkan ikut berbaur dengan para praja semua tingkatan saat buka puasa bersama. (Foto: Aris)
Pengasuh praja sneior, Aris, bahkan ikut berbaur dengan para praja semua tingkatan saat buka puasa bersama. (Foto: Aris)
Kasat Dharma Wasana Praja, Aris Ratu Djaga SSTP yang setiap harinya mengawasi dan mengasuh praja tingkat IV mengakui bahwa suasana bulan puasa puasa di Ramadhan lebih relijius dari biasanya. Sebut saja buka puasa bersama semua tingkatan yang berbaur tak seperti biasanya.

"Kami berusaha menciptakan suasana buka puasa yang lebih santai, tidak terlalu formal seperti waktu makan biasanya," jelas Aris.

Selain itu, para praja juga dilibatkan dalam acara bakti sosial dengan memberikan bantuan dan santunan ke yayasan yatim piatu dan dhuafa Mutiara Bani Solihin, Panti Asuhan Riyadthul Jannah, dan Yayasan Lemorai Timor. "Santunan berupa dana tunai, bantuan peralatan sekolah, sembako dan lainnya. Program ini mendapat arahan dari Kepala Bagian Pengasuhan bapak Syamsu Khoirudin, SSTP, M.Si," imbuh Aris yang juga mantan praja IPDN.

Persiapan pembagian takjil untuk warga di depan gerbang IPDN. (foto: Aris)
Persiapan pembagian takjil untuk warga di depan gerbang IPDN. (foto: Aris)
Para praja IPDN juga melakukan acara pembagian takjil gratis di depan gerbang IPDN. Siapapun warga yang melintasi jalan Jatinangor boleh mendapatkan takjil tersebut. Yang tak kalah seru, acara pembagian takjil tersebut melibatkan praja non-muslim di IPDN, seperti praja Nasrani dan Hindu. "Kami memang ingin mengembangkan rasa toleransi sesama mereka," jelas Aris.

Diakui Aris, pendekatan relijius ini sangat efektif untuk menumbuhkan semangat kebersamaan dan welas asih. Tak hanya saat bulan puasa, praja non-muslim membantu kegiatan Ramadhan. Saat perayaan Natal, praja muslim juga ikut serta membantu para praja Nasrani.

Malam makin larut. Usai tarawih semua praja harus mengikuti apel malam. Tampak wajah-wajah bahagia karena sebentar lagi mereka bisa bertemu orangtua mereka di kampung halaman.

^_^

Ramadhan 1439 H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun