Mohon tunggu...
Benny Rhamdani
Benny Rhamdani Mohon Tunggu... Novelis - Kreator Konten

Menulislah hal yang bermanfaat sebanyak mungkin, sebelum seseorang menuliskan namamu di nisan kuburmu. | Subscribe YouTube @bennyinfo

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Lima Hal Menyenangkan Jadi Editor Buku

3 Mei 2017   13:36 Diperbarui: 3 Mei 2017   20:41 2437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengunjungi New elhi World Book Fair. Sekaligus berkunjung ke Taj Mahal, India. (Foto: Benny Rhamdani)

Seru bisa terlibat agenda internasional. (Foto: Benny Rhamdani)
Seru bisa terlibat agenda internasional. (Foto: Benny Rhamdani)

Tidak sedikit orang mengira pekerjaan seorang editor buku hanyalah duduk di depan komputer. Mungkin itu editor buku pada masa lampau. Saya sendiri sejak tahun-tahun pertama menjadi editor buku beberapa kali harus bekerja di luar kantor. Bekerja karena ditugaskan oleh perusahaan untuk menjadi pembicara pada acara seminar, pemateri workshop, menjadi anggota panitia kegiatan nasional, dan masih banyak lainnya.

Bahkan selama bertahun-tahun saya selalu terlibat dalam kegiatan besar seperti Konferensi Penulis Cilik Indonesia, maupun Akademi Remaja Kreatif Indonesia dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Bekerjasama dengan Kedutaan besar Republik Indonesia di India, saya juga pernah menjadi utusan meninjau New Delhi World Book Fair misalnya. Kegiatan ini jelas makin menambah networking saya. Semakin banyak kita kenal orang, makin banyak kemudahan yang bisa didapat.

Traveling ke Luar Negeri

Mengunjungi New elhi World Book Fair. Sekaligus berkunjung ke Taj Mahal, India. (Foto: Benny Rhamdani)
Mengunjungi New elhi World Book Fair. Sekaligus berkunjung ke Taj Mahal, India. (Foto: Benny Rhamdani)

Ini adalah hal yang sungguh di luar perkiraan saya. Tadinya saya sama sekali tidak terpikir akan melakukan perjalanan dinas keluar negeri jika menjadi seorang editor buku. Itu sebabnya saya sebelumnya memilih profesi sebagai wartawan. Tapi di dunia jurnalistik saya belum pernah merasakan dinas ke luar negeri sama sekali.

Dua tahun setelah menjadi editor buku saya sudah ditugaskan ke Malaysia, selanjutnya saya dinas ke Italia, Jerman, Thailand,  dan Italia. Teman-teman lain ada yang sampai ke Korea selatan, jepang, China, bahkan Mesir. Maka, nikmat mana lagi yang tidak saya syukuri menjadi seorang editor buku?

Tak hanya luar negeri, saya pun bisa mengunjungi separuh total jumlah provinsi di Indonesia karena menjadi editor buku.

Menjadi Pejuang Literasi

Senangnya anak-anak di perbatasan Indonesia, Entikong, Kalbar, mendapat buku cerita yang saya bagikan. (Foto: Benny Rhamdani)
Senangnya anak-anak di perbatasan Indonesia, Entikong, Kalbar, mendapat buku cerita yang saya bagikan. (Foto: Benny Rhamdani)

Minat baca Indonesia yang rendah membuat miris hati saya. Dan saya ingin bergabung dengan para pejuang literasi untuk meningkatkan angka tersebut. Tak hanya jumlah tapi juga kualitas.  Dengan bekerja sebagai editor buku, dengan mudah saya bisa mendapat akses dan koneksi dengan para pejuang literasi. Bahkan saya bisa ikut memberi dukungan, misalnya memberi informasi mendapatkan buku dengan harga diskon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun