Mohon tunggu...
Benny Rhamdani
Benny Rhamdani Mohon Tunggu... Novelis - Kreator Konten

Menulislah hal yang bermanfaat sebanyak mungkin, sebelum seseorang menuliskan namamu di nisan kuburmu. | Subscribe YouTube @bennyinfo

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mengenal Dunia Tambang dan Manfaatnya untuk Kehidupan

13 November 2016   00:58 Diperbarui: 14 November 2016   08:36 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah rahasia umum jika tambang selalu identik dengan perusakan alam. Anehnya, masih saja ada yang mengeksploitasisi isi bumi ini tiada henti. Padahal kebanyakan jenis tambang merupakan energi yang tidak terbarukan, artinya akan habis. Lantas, orang tambang akan berkata bahwa tambang adalah untuk kehidupan manusia juga. Benarkah? Apakah manusia tidak bisa hidup tanpa tambang?

Saya mendapatkan jawaban pertanyaan di atas ketika mendatangi acara Kompasiana Nangkring dengan tema Tambang Untuk Kehidupan di Museum Geologi Bandung, beberapa waktu lalu. Acara nangkring dibuka dengan penayangan film dokumenter Sang Perintis yang memaparkan sejarah Museum Geologi, dilanjutkan  pengantar dari Kepala Museum geologi Ir. Oman Abdurahman, M.T.  sehingga peserta tahu benar bahwa tempat yang dijadikan lokasi hajatan Kompasiana di Bandung kali ini terkait erat dengan dunia pertambangan.

Pada awal presentasi pembicara kedua, sebuah gambar bayi  terpampang di layar memberi informasi demikian banyaknya jumlah mineral yang dibutuhkan oleh manusia selama hidupnya. Tentu saja mineral itu harus ditambang untuk mendapatkannya. Menurut Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia   Ir. Sukmandaru Prihatmoko, M.Sc. sangat sulit untuk menghindari tambang dari kehidupan di masa kini. "Tambang untuk kehidupan itu bisa untuk peradaban manusia dan aksesoris," jelasnya.

Bahkan sejak masa Firaun, emas sudah ditambang sebagi bahan aksesoris. Dan saat ini peradaban bisa berkembang karena tambang. "Kalau tidak ada tambang berarti kita akan selamanya hidup di zaman batu," jelas Sukmandaru.

Melihat gambar bayi itu, saya coba mengurai bahan mineral apa yang saya pakai sejak bangun tidur. Oke, saya tidur saja di atas ranjang dari besi. Lalu mandi dengan peralatan mandi yang semua mengandung mineral. Mulai dari sabun sampai showernya. selanjutnya, saya makan menggunakan piring berbahan mineral, juga ke luar rumah menggunakan mobil yang pastinya mengandung berbagai jenis bahan tambang, termasuk bahan bakarnya. Jangan tanya lagi materi mineral di handphone dan kamera yang saya bawa. 

Tentu saja saya tidak mau semuanya berubah. Tiba-tiba saya berpakaian dari kulit harimau, berjalan kaki ke mana-mana. Lebih parah lagi tanpa handphone dan alat elektronik lainnya.Jika ada yang meminta saya kembali ke zaman batu, maka saya akan menolak dengan suara nyaring. Sampai tahap ini saya setuju bahwa mineral bermanfaat untuk kehidupan. Tapi apakah bahan-bahan mineral itu harus ditambang?

Empat pejantan tangguh dunia tambang. Dari atas ke bawah, kiri ke kanan. Kepala Museum geologi Ir. Oman Abdurahman, M.T. Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Ir. Sukmandaru Prihatmoko, M.Sc. Ketua Pusat Riset Unggulan Kebijakan dan Keekonomian Minerba FTTM ITB Dr.-Ing., Ir., Aryo Prawoto Wibowo, M.Eng. Manajer Community Health Development PHMC PT Freeport Indonesia Kerry Yarangga, SKM. M.Kes. MPH. (Foto: Benny)
Empat pejantan tangguh dunia tambang. Dari atas ke bawah, kiri ke kanan. Kepala Museum geologi Ir. Oman Abdurahman, M.T. Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Ir. Sukmandaru Prihatmoko, M.Sc. Ketua Pusat Riset Unggulan Kebijakan dan Keekonomian Minerba FTTM ITB Dr.-Ing., Ir., Aryo Prawoto Wibowo, M.Eng. Manajer Community Health Development PHMC PT Freeport Indonesia Kerry Yarangga, SKM. M.Kes. MPH. (Foto: Benny)
Sukmandaru memecah kebingungan saya itu dengan menjelaskan ihwal siklus batuan yang sebenarnya saya pernah pelajari di bangku SMA. Siklus tersebut melibatkan tiga pokok jenis batuan, yakni batuana beku, sedimen dan metamorf. Terjadinya batuan semua berawal dari magma yang saat keluar dan membeku menjadi batuan beku. Batuan kemudian mengalami pelapukan yang materialnya lantas berkumpul di suatu tempat dan mengendap sehingga menjadi batuan sedimen. Siklus berikutnya, batu sedimen di dalam bumi akan mengendap dan terkena paparan suhu, tekanan, dan kontak magma yang kemudian menjadi batuan metamorf atau malihan. Nah, di batuan inilah terkandung banyak mineral. Karena posisinya berada di dalam bumi maka harus ditambang.

"Di bawah gunung berapi itulah ada proses mineral berharga. Bagi kita gunung berapi merupakan bencana alam, tapi dibalik itu banyak manfaatnya," jelas Sukmandaru. Jadi, Indonesia meruapakan negara kaya raya dengan mineral karena berada di jalur Ring of Fire. "Dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, sampai Papua memiliki potensi mineral berharga."

Saya manggut-manggut sampai di sini karena semakin mengerti ihwal tambang. Tapi pertanyaan saya berikutnya adalah, mengapa harus sampai merusak lingkungan, membuka hutan, bahkan mengeruk bukit?

Dr.-Ing., Ir., Aryo Prawoto Wibowo, M.Eng selaku Ketua Pusat Riset Unggulan Kebijakan dan Keekonomian Minerba FTTM ITB mengiyakan bahwa orang tambang itu perusak. "Tapi memang itulah caranya membuka tambang. Bahan tambang adanya di daerah pegunungan, sehingga mau tidak mau harus membuka hutan," kata Aryo Prawoto. "Ingat juga, bahwa orang tambang bisa mempercantik kawasan eks tambang."

Soal mempercantik bekas lahan tambang itu saya percaya lantaran saya pernah ke bekas tambang PT Newmont Minahasa Raya yang kini sudah berubah menjadi bukit cantik nan hijau. Walaupun kenyataannya banyak juga saya lihat di Internet bekas tambang yang berantakan. Mungkin benar seperti yang dikatakan Aryo Prawoto bahwa nilai investasi industri tambang sangat besar. Bukan hanya pada tahap eksplorasi saja, tapi juga saat kontrak kerja berakhir harus menutupnya dengan sebaik mungkin.

 Bisa dipastikan perusahaan yang sembarangan menutup tambangnya hanya memiliki investasi terbatas atau benar-benar menutup mata terhadap good mining practise. Good mining practise sendiri merupakan  kegiatan pertambangan yang menaati aturan, terencana dengan baik, menerapkan teknologi yang sesuai yang berlandaskan pada efektifitas dan efisiensi, melaksanakan konservasi bahan galian, mengendalikan dan memelihara fungsi lingkungan, menjamin keselamatan kerja, mengakomodir keinginan danpartisipasi masyarakat, menghasilkan nilai tambah, meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan masyarakat sekitar serta menciptakan pembangunan yang berlanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun