Di sisi lain, saya berharap ada aplikasi yang diciptakan untuk mengenali secara cepat akun media sosial tersebut palsu atau tidak. Karena cara-cara klarifikasi yang ada sekarang cukup memakan waktu. Bahkan termasuk proses pemblokiran akun yang dilaporkan terbukti palsu. Lebih  cepat tumbuhnya akun palsu ketimbang yang berhasil ditutup.Â
Dan karena para aparat juga paling banyak digunakan materi fotonya, saya berharap juga pihak kepolisian melakukan kampanye serius kepada masyarakat agar lebih bijak bemedia sosial sehingga terhindar dari perbuatan kriminal. Apalagi korban penipuan tidak sedikit adalah TKI dan orang-orang di daerah. Yang dokter sampai bergelar master saja ada yang tetipu. Apalagi mereka yang berpendidikan rendah.
Yuk, kita bergerak bareng kampanye bermedia sosial yang bijak. Biar jangan semakin banyak sisi negatifnya. Biar jangan banyak yang tertipu, atau sekadar kena getahnya.