Ingin menerbitkan buku, tapi belum juga tuntas menulis naskahnya? Cobalah cara yang dilakukan teman kerja saya, Yadi Saeful Hidayat. Di hari biasa, kesibukannya sebagai editor dan penceramah membuatnya kurang fokus untuk menyelesaikan naskah. Tapi di bulan penuh rahmah, Yadi mendapat berkah kemudahan menulis buku pertamanya.
Hal itu terjadi pada Ramadhan tahun 2012. Dengan semangat menggebu-gebu untuk menulis buku, editor satu ini membiasakan diri menulis catatan renungan di notes Facebook-nya setiap hari. Waktu yang dipilih adalah setelah sahur sambil menunggu waktu shalat Subuh tiba, dilanjutkan selesai shalat Subuh hingga waktu siap berkemas ke kantor.
Beberapa bulan setelah Ramadhan berakhir, buku itu terbit dengan judul Aku Dekat, Engkau Dekat. Bukan sekadar terbit, tapi juga sempat cetak ulang karena disukai masyarakat pembaca yang haus buku-buku ketauhidan dengan gaya ringan.
Baiklah saya akan coba membantu Kompasianer yang ingin memanfaatkan momen Ramadhan untuk menyelesaikan menulis satu buku.
Pertama, tentukan buku yang akan ditulis secara realistis dam waktu sekitar 25 hari. Jangan berpikir menulis buku yang perlu banyak research dan referensi. Saya sarankan, selain novel sekitar 25 bab pendek, bisa juga buku kumpulan cerpen, buku kumpulan kisah inspiratif berdasarkan kisah nyata yang pernah dialami, dan sejenisnya. Carilah benang merah atau tema yang sama agar jika dibukukan tidak kacau materinya.Â
Kedua, tentukan waktu yang ingin dimanfaatkan untuk menulis. Saya sarankan waktu yang paling pas adalah sebelum atau setelah sahur. Pilihan waktu setelah taraweh mungkin secara energi kurang pas. Disiplinlah dengan waktu yang telah ditetapkan. Jangan coba cheating karena malas. Jika sedang keluar kota, tetap usahakan menulis, atau membayarnya dengan waktu yang sama di hari berikutnya. Artinya kita bisa menambah waktu menulis.
Ketiga, tulisan sebaiknya di-posting di media digital mana pun (Kompasiana, Blog, Watt pad, dll), lalu share di media sosial agar orang bisa ikut membaca dan menilai. Komentar positif akan membuat kita semakin semangat menyelesaikan proyek ini. Abaikan untuk mengedit hal-hal mayor.Â
Keempat, beri tahu orang-orang sekitar bahwa kita memang sedang membuat proyek menulis sehingga mereka akan mendukung kita.Â
Manfaat Menulis di Bulan Ramadhan
Saya dan beberapa penulis juga sempat membuat proyek ini. Dan semua merasakan hal yang berbeda dan manfaat saat fokus menulis di bulan Ramadhan, di antaranya;
Pertama, lebih disiplin. karena mengikuti jadwal sahur bulan Ramadhan.
Kedua, karena menulis di bulan suci, tulisan pun terjaga dari pemilihan kata-kata yang tidak pantas. Sangat pas menulis buku anak dan buku islami.
Ketiga, merasakan nikmat karena bisa mengisi bulan puasa dengan sesuatu yang bermanfaat.
Masih banyak manfaat lain yang sifatnya individual. Bagi yang belum pernah mencoba mungkin akan sedikit lebih sulit berpikir di Bulan Ramadhan. Tapi jika ditekuni setiap hari, InsyaAllah akan semakin terbiasa.
Berani mencoba?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H