Mohon tunggu...
Benny Rhamdani
Benny Rhamdani Mohon Tunggu... Novelis - Kreator Konten

Menulislah hal yang bermanfaat sebanyak mungkin, sebelum seseorang menuliskan namamu di nisan kuburmu. | Subscribe YouTube @bennyinfo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Wisata Horor di JPO Kota Bandung

5 Januari 2016   15:42 Diperbarui: 5 Januari 2016   17:01 1011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="JPO Margahayu Bandung. (Foto: Benny Rhamdani)"][/caption]Sore itu saya sedikit bergegas menaiki tangga jembatan penyeberangan orang (JPO) di depan Komplek Metro Margahayu, Bandung. Tapi langkah saya terhambat lantaran seorang ibu sambil menggendong anaknya susah payah menapaki tangga. Saya sendiri baru menyadari bahwa napas saya sedikit tesengal. Saya perhatikan tingkat kecuraman tangga JPO. Ya, pantas saja jika ibu itu kepayahan, menurut saya lumayan besar sudutnya.

Ibu itu kemudian berhasil mencapai puncak tangga dan mulai berjalan biasa. Saya mengikutinya. Saya tanya kebiasaannya naik JPO sambil mengendong anak balitanya.

[caption caption="Seorang ibu sambil menggendong balitanya kepayahan naik JPO Mragahayu. (Foto: Benny Rhamdani)"]

[/caption]"Saya dagang di sebelah utara jalan, suami saya di selatan. Sering bolak-balik. Kalau sendiri saya suka menyeberang di bawah. Tapi kalau bareng anak saya mau nggak mau  lewat jembatan. Takut kalau di bawah," kata Ibu yang mengaku bernama Nani itu.

Ibu itu kemudian melanjutkan langkahnya. Saya terdiam sebentar di tengah jembatan yang membentang di Jalan Soekarno Hatta. Inilah JPO satu-satunya di atas jalan raya terpanjang di Bandung. Hebat, bukan? Sementara jalan raya yang lain punya lebih dari dua meskipun panjangnya kurang dari setengah jalan ini.

Dari tengah JPO ini, saya bisa melihat jalan yang membentang lurus ke arah timur maupun barat. JPO Margahayu ini memang seperti tubuh manusia yang tidak memakai baju. Kerangka besinya terlihat dari kejauhan sekali pun. Hanya spanduk-spanduk kecil yang menutupi. Jika ada orang patah hati dan ingin melompat ke jalan, sangat mudah dilakoni. Apalagi jalan di bawahnya terbilang padat di jam-jam tertentu. Ini bukan hayalan. Di JPO Jalan Setibudi Bandung, pernah ada yang hendak bunuh diri dengan menaiki tiangnya.

[caption caption="JPO ala-ala. Kepanasan iya, apalagi kehujanan. (Foto: Benny Rhamdani)"]

[/caption]Gerimis turun. Saya bisa merasakannya karena tak ada pelindung sedikit pun di JPO ini. Saya berjalan menuju tangga. Kali ini saya harus ekstra hati-hati. Anak tangga terasa licin begitu kena air hujan. Saya membayangkan Ibu sambil menggendong anak tadi pasti akan lebih kepayahan kalau anak tangganya basah begini.

Sejatinya, JPO merupakan fasilitas bagi pejalan kaki untuk menyeberangi jalan yang ramai dan ruasnya lebar. Seperti pernah saya baca, rancang bangunnya harus memenuhi standar yang ditentukan. Sehingga pengguna JPO merasa nyaman dan aman melintas. Jangan sampai pejalan kaki merasa sedang mengikuti wisata horor setiap kali melintas JPO.

Sayangnya, di kota Bandung ini saya kerap merasa sedang wisata yang menguras adrenalin saat menggunakan JPO. Mulai dari tingkat kecuraman tangga, kebersihan dari sampah dan aroma kurang sedap, perlindungan dari panas dan hujan, besi-besi tua yang berkarat laksana wahana rumah hantu, belum lagi penerangan yang mengandalkan bangunan di sekitarnya. Benar-benar horor. Tak heran jika saya kerap melihat orang begitu turun dari JPO langsung mengelus dadanya.

Di beberapa tempat, warga kota Bandung malah lebih suka menantang maut menyeberang jalan raya di bawahnya ketimbang kepayahan melewati JPO. Kecuali memang sangat terpaksa sekali.

[caption caption="Sebenarnya seru lewat JPO ini, bisa melihat kereta di bawahnya seklian motret. Tapi lihat kabelnya itu, serem banget. (Foto: Benny Rhamdani)"]

[/caption]Salah satu JPO yang bisa memaksa warga Bandung untuk menggunakan JPO adalah di atas lintasan kereta api Jalan Oto Iskandar Dinata. Selain dipagar, juga orang  mulai merasa berbahaya melewati lintasan kereta api. Meskipun banyak peminatnya, JPO lintasan kereta itu pun terlalu seadanya. Padahal jika dibuat pelindung di atasnya akan menambah kenyamanan, terutama di musim hujan ini. Saya malah khawatir menyeberangi JPO di sana. Khawatir tersambar petir karena lengang di sisi kanan-kirinya.

Mau yang lebih horor lagi, carilah JPO sekitar pasar di Bandung. JPOnya sangat kotor dan bagian bawahnya sering dipakai menimbun barang dagangan. Ada juga yang dipakai tiduran gelandangan.

[caption caption="Silakan lompat kalau menyeberang di JPO ini. (Foto: Benny Rhamdani)"]

[/caption]Okay, lupakan pasar. Bagaimana dengan mall? JPO di Jalan Merdeka depan Bandung Indah Plaza dan Jalan Pasteur depan Bandung Trade Center terbilang nyaman dan aman. Tapi cobalah ke Jalan Gatot Soebroto di dekat Trans Studio Mall. Warga yang menyeberang pasti akan susah payah melewati tumpukan kerat botol minuman yang ditumpuk pedagang. Sepertinya semua pengguna JPO memang harus jadi pelari halang rintang biar bisa melewatinya.

Lucunya, ada sebuah JPO di Jalan Asia Afrika dibuat indah dan menarik. Sayangnya, JPO itu tidak bisa dipakai menyeberang, semata jadi hiasan kota. Orang-orang yang hendak menyeberang, dibiarkan kebingungan di bawahnya.

JPO Favorit

Usah cemas, wahai pedestrian. Tidak semua JPO di Bandung horor. Saya menemukan satu JPO yang menurut saya nyaman dan aman, dan semestinya semua JPO dibuat seperti ini. JPO tersebut berada di Jalan Padjadjaran Bandung. Di bagian utara terdapat Sekolah Wyata Guna, sebelah selatan Gelanggang Olahraga KONI Jabar.

[caption caption="JPO Jalan pajajaran Bandung yang bisa dijadikan percontohan. (Foto: Benny Rhamdani)"]

[/caption]

Kenyamanan dirasakan mulai dari trotoarnya, lalu tangga yang undakannya tidak sempit. Tingkat kecuraman sangat landai. Walaupun dengan begitu harus berjalan lebih lama, tapi buat saya ini lebih baik. Apalagi bila yang menggunakan JPO adalah para manula. Mereka bisa berhenti sejenak saat kecapekan tanpa harus takut menghalangi di belakangnya karena tangganya lebar.

Di bagian penyeberangan, terasa sekali teduh di siang hari, dan bisa berlindung dari hujan saat deras sekalipun. JPO ini juga dihiasi pepohonan di sisi jalan yang membuat JPO terasa asri. JPO ini juga ramah untuk manula dan penyandang cacat, misalnya tunantera karena terdapat tanda-tanda yang bisa mereka ketahui.

Saya membaca di surat kabar, Walikota Bandung Ridwan Kamil juga telah memikirkan untuk merenovasi beberapa JPO di Bandung yang kurang memadai. Semoga nggak pakai lama, apalagi lama banget.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun