Mohon tunggu...
Benny Rhamdani
Benny Rhamdani Mohon Tunggu... Novelis - Kreator Konten

Menulislah hal yang bermanfaat sebanyak mungkin, sebelum seseorang menuliskan namamu di nisan kuburmu. | Subscribe YouTube @bennyinfo

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menilik Kreativitas Kuliner di Kedai Martabak Tropica Bandung

4 Januari 2016   13:48 Diperbarui: 4 Januari 2016   17:30 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kerugian ratusan juta rupiah tak menyurutkan niat Yudi untuk berbisnis kuliner yang kadung dia ambil. Usai menutup kedainya di lokasi lama di kawasan Kopo, Yudi membuka kedai baru di Jalan Burangrang yang memang merupakan area wisata kuliner. Lagi-lagi, Yudi sempat ditikung oleh karyawannya dalam jumlah yang tak kecil.

"Tapi saya tidak tinggal diam. Saya proses perbuatan kriminal mereka," kata Yudi yang percaya dirinya masih punya kesempatan berulang kali untuk menegakkan bisnisnya.

Beberapa kreasi martabak pun keluar dari dapurnya. Sebut saja martabak pizza, martabak tipis kering, martabak duo, martabak sepuluh rasa. "Sebenarnya kalau berkreasi di kuliner martabak nggak begitu sulit. Tinggal main topping saja. Kalau mau benar-benar berinovasi justru harus main diadonan martabaknya," ujar Yudi.

Maka Yudi pun mencoba memesan sebuah mixer pengaduk adonan martabak dengan mesin. "Selama ini kan kebanyakan dengan tangan kosong yang belum tentu terjamin kebersihannya," katanya yang membuat saya mengingat baskom dan kadang ember atau kaleng bekas cat yang dipakai untuk mengaduk adonan, ditambah kayu belepotan yang dipakai mengaduk. Ya, pemandangan seperti itu beberapa kali saya lihat di tukang martabak.

[caption caption="Maratabak tipis kering ini favorit saya. (Foto Benny Rhamdani)"]

[/caption]

[caption caption="Martabak duo, asyiknya dimakan berdua. (Foto: Benny Rhamdani)"]

[/caption]Alhasil, Yudi malah menemukan adonan dengan menggunakan mesin jauh lebih bagus. "Teksturnya juga lebih lembut. Bagian dalamnya juga berserat seperti bika ambon," tutur Yudi. namun yang paling jadi fokus Yudi adalah faktor kebersihan. "Kalau pakai tangan kan kita nggak tahu tangannya sebersih apa? Padahal makanan itu masuk ke perut kita."

Bahkan di dapur kedainya, Yudi meminta semua stafnya memakai sarung tangan saat membuat martabak. Dapur pun tak boleh sembarang orang masuk dan mengambil foto karena khawatir mengotori makanan. "Semua staf kalau mau masuk dapur dipastikan kakinya tidak mengotori lantai dapur," imbuh Yudi.

Ihwal martabaknya, Yudi masih menyimpan beberapa ide untuk berkreasi. "Kadang masih terbentur hal teknis. Misalnya saya ingin membuat martabak kotak, tapi pembuat loyang tidak bisa," jelas Yudi.

Sore itu, saya tak hanya ngobrol.  Saya mencicipi juga empat jenis martabak yang best sellers, yakni martabak jagung, keju, beraroma pandan, martabak duo, martabak tipis kering,  dan martabak 10 topping. Kalo soal topping, saya nggak akan bahas. Karena selama menggunakan bahan berkualitas, sudah pasti enak, bahkan cenderung mengalahkan rasa adonan martabaknya sendiri.

[caption caption="Kualitas topping tergantung kualitas bahan. (Foto: Benny Rhamdani)"]

[/caption]

[caption caption="Martabak keju jagung pandan. Nikmat jika dimakan ditemani teh hangat. (Foto: Benny rhamdani)"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun