Mohon tunggu...
Benny Rhamdani
Benny Rhamdani Mohon Tunggu... Novelis - Kreator Konten

Menulislah hal yang bermanfaat sebanyak mungkin, sebelum seseorang menuliskan namamu di nisan kuburmu. | Subscribe YouTube @bennyinfo

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Ada Laddoo Mahabharata di Bandung

19 Oktober 2015   09:02 Diperbarui: 19 Oktober 2015   09:03 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption caption="Laddo Mahabharata di bandung. (Foto : Benny)"][/caption]

gara-gara sering diputar serial teve Mahabharata, anak saya jadi penasaran mencicipi makanan ladoo. Kebetulan di Bandung ada kedai kulinernya di Jalan Rajiman 29.  Lantaran kadung sampai di kedai makanan India, kami tidak hanya membeli dua kotak ladoo yang amsing-masing berharga Rp30.000. Saya juga memesan paket makanan beralaskan daun pisang yang nonvegetraian. Isteri saya yang kurang suka dengan makanan India memesan samosa (dulu di dekat kami ada penjual samosa asli dari Pakistan, rasanya enak), sedangkan putra saya memesan nan cokelat keju. Anak saya menyebutnya itu roti cane keju cokelat. Padahal serupa tapi tak sama.

 

[caption caption="Laddoo atau laddu ... di K99 Curry House. (Foto: Benny)"]

[/caption]

Yang hadir di meja lebih dulu adalah gulab jamun yang saya pesan. Padahal ini adalah makanan penutup.Huh, dasar udah nggak tahan, ya saya caplok juga satu dari tiga butir makanan super manis ini.

Saya jadi ingat pertama kali makan gulab jamun saat akan pentas di Kedutaan Besar India di jakarta belasan tahun silam. Mulut saya langsung meledak karena rasa manis yang tak terkira. Apalagi direndam madu supermanis.

Menurut saya, gulab jamun yang ini meskipun manis tak segiung yang pertama cicipi dulu. Mungkin samalah seperti yang saya makan di Delhi.

 

Menyusul kemudian di meja samosa pesanan isteri saya yang berisi daging ayam. Penganan ini memang jenis makanan yang bakal disukai siapapun karena menurut sejarahnya juga bukan asli India, melainkan timur tengah. Di Malaysia dan Singapur sangat mudah menemukannya. Di Bandung jarang saya temukan. Padahal kami sekeluarga menyukainya.

 [caption caption="Serunya makan kuliner India. (Foto: Benny)"]

[/caption]

Nan cokelat keju pesanan anak saya pun menyusul kemudian. Nah, kalo ini memang paling aman buat anak-anak. Siapapun suka dengan roti pipih dengan toping keju dan cokelat. Nggak ada bumbu kari atau yang aneh-aneh lainnya bagi anak-anak. Saya juga mencicipinya kok. Dan suka :)

Menu pilihan saya karena paket komplit jadinya nggak aneh kalau lama. Paket yang saya pesan berisi nasi briyani, nasi putih, dua lembar shapati, sayuran, acar dan chutney, rasam, sambar papadam, curries, ayam tandoori, dan kari mutton. Sudah termasuk minumnya tea chai. Harganya menurut saya sih standart saja untuk satu paket, tak sampai Rp80.000.

 

Yang saya tidak habis pikir mengapa ada nasi putih segala? Hehehehe, mungkin jaga-jaga kalo ada pelanggan yang nggak suka nasi bryani. Tapi jadinya memang kebanyakan karbohidrat karena sudah ada nasi briyani dan chapati.

Seru aja jadinya makan kuliner India beralaskan daun pisang. Dari semua konten, saya rekomended banget sama ayam tandoorinya. Rasanya enak, bumbunya terasa. Meskipun ukuran ayamnya tak sebesar yang saya makan di India, tapi okelah.

Untuk lainnya, saya merasa bumbu karinya terasa lebih ringan. Mungkin disesuaikan dengan lidah orang Indonesia. Tapi karena saya sudah mencicipi kari di India, rasanya jadi kurang nendang. Untuk chapatinya saya rasa cukup juga rasanya.

Nah, mungkin buat jenis chai (teh India) lagi-lagi saya merasa kurang nendang banget. Kalo kata isteri saya sih seperti teh tarik instant. Kebetulan kami sering membuat chai, baik yang reguler maupun yang masala (spicy) dan menurut saya itu rasanya lebih enak. Mungkin karena di rumah kami selalu pakai susu murni. Entah di K99 Curry House, saya lupa bertanya.

 

Apapun itu, kami berhasil menandaskan pesanan kami. Lalu ladoo yang kami bawa pulang pun habis dalam sekejap. Terbyar sudah rasa rindu saya kepada India yang entah kapan bisa saya kunjungi lagi.

Oh iya, di Bandung ini kami hanya kenal tiga tempat kuliner India. Selain di Jalan Rajiman, ada juga di Jalan Pasir Kaliki yang kelasnya resto (harganya juga lebih mahal) dengan citarasa menurut saya lebih mendekati yang di India, Yang lainnya adalah lantai pusat jajan Pasar Baru Bandung. Saya pernah mencicipinya, tapi rasanya lebih dekat masakan India di Malaysia.

 

 

Phir Milenge!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun