[caption caption="Iwan Darmawan, Ilustrator Cerita Anak dari Bandung yang Mendunia. (foto: Istimewa)"][/caption]
Dua kali saya bertandang ke rumah Iwan Darmawan di selatan kota Bandung, di lingkung gunung. Begitu sejuk udaranya. Apalagi saat makan siang disajikan lauk pauk khas Sunda, lengkap dengan sambal dadaknya. Sungguh momen yang menyenangkan bersama ilustrator cerita anak bertaraf internasional ini.
Di sela-sela pertemuan kami, Kang Iwan, demikian saya biasa menyapa, bercerita tentang perjalanan karirnya sebagai illustrator cerita anak. Pria kelahiran 16 Januari 1969 di Tasikmalaya ini mengaku suka menggambar sejak masih sekolah dasar.
“Waktu itu saya suka sekali menggambar superhero seperti Superman, Batman dan lain-lainnya,” papar lulusan sekolah kejuruan SMIK ( Sekolah Menengah Industri Kerajinan ) Negeri Tasikmalaya ini. Bahkan kelas enam SD ia memberanikan diri ikut lomba lukis untuk pertama kali, dan … hasilnya kalah.
Tak mau menyerah, Kang Iwan saat duduk di bangku kelas 2 SMP kembali ikut lomba lukis se-Jawa Barat, dan berhasil meraih gelar juara ketiga. “Hal itulah yang membuat saya makin semangat menggambar,walaupun kurang perhatian orang tua dengan bakat saya ini,” kata ayah dari Aditya Galih Perbangkara dan Indra Andhika Perbangkara, yang keduanya juga suka dengan dunia ilustrasi dan seni lukis.
Perjalanan karirnya sebagai ilustrator dimulai dari 1991 di majalah berbahasa Sunda Mangle di Bandung. Tak puas sampai di sana, karirnya berlanjut berlanjut bekerja di perusahaan animasi Jepang dan perusahaan animasi lain di Bandung, namun itu pun tak berlangsung lama.
[caption caption="Kary-karya Iwan Darmawan. (Foto Istimewa)"]
“Sejak thn 1998, setelah berbekal pengalaman kerja di dua perusahaan animasi,saya memutuskan jadi ilustrator cerita anak secara freelance. Saya sangat suka dengan cerita anak. Saya juga suka dengan dunia anak.Makanya saya memutuskan untuk menjadi ilustrator cerita anak,” tutur ilustrator yang lama menggarap cerita Oki dan Nirmala di majalah Bobo ini.
Pada tahun 2012, ilustrator peraih Adikarya Ikapi 2008 ini untuk pertama kalinya kerja sama dengan penerbit luar negeri. “Melalui Facebook nama saya dikenal oleh penerbit luar negeri. Pada tahun 2012 pertama kalinya saya dijemput ke Malaysia utk bekerjasama dengan penerbit buku dan majalah di sana. Tapi saya tetap memilih freelance agar bisa bekerja di rumah sendiri,” tuturnya.
Tak hanya penerbit, bahkan beberapa penulis dari luar negeri juga ada yang mengajak Kang iwan bekerjasama . “Tapi perjalanan bisnis dgn orang luar negeri awalnya tidaklah mudah,terutama dalam komunikasi. Untungnya adalah pembayaran dari luar negeri lebih besar dari pada di dalam negeri,” tutur ilustrator yang sudah ilustrator yang karyanya tersebar di Malaysia, Pakistan,amerika, Jerman, Australia,,dan masih banyak lainnya.
Tak heran jika ilustrator satu ini bisa meraup dolar lebih banyak hanya dengan bekerja di rumahnya di pinggiran kota Bandung. “Untuk pembayaran dari luar negeri saya selalu memakai satandar dolar AS,” ungkapnya.
[caption caption="Membuat cerita anak lebih enak dinikmati. Foto: Istimewa)"]
Menurut Kang Iwan, peluang bagi ilustartor buku anak di luar negeri sangatlah besar. “Ilustrator Indonesia sangat bisa bersaing. Namun kualitas karya kita harus lebih baik dari ilustrator luar negeri dengan cara belajar, belajar dan belajar terus. Jangan cepat merasa puas dengan hasil karya kita. Harus terus berusaha untuk lebih baik lagi,” kata pria yang mengisi saat jenuh tiba dengan melukis di atas kanvas, mencari kepuasan batinnya.
Siang itu, karena khawatir mengganggu kesibukannya, saya segera pamit setelah beres makan kuliner Sunda yang nikmat. Kang Iwan membisikkan mimpi kecilnya saat berpisah.”Saya ingin membuat galery lukisan-lukisan saya dan membuka kursus untuk mereka yg ingin menggeluti dunia ilustrasi,” cetusnya.
Semoga segera terwujud impiannya, Kang Iwan. Biar semakin banyak insan kreatif yang lahir di negeri ini, dan bisa meraup dolar dari luar negeri tanpa harus jadi tenaga kasar. Aamiiiin.
^_^
* Tulisan ini merupakan rangkaian kado ulangtahun Bandung dengan hashtag #BandungThroughMyEyes . Silakan bagi warga Bandung lainnya yang ingin menggunakan hashtag tersebut. InsyaAllah, saya posting tentang Bandung setiap hari selama satu bulan penuh. Hari Lahir Kota Bandung adalah 25 September 1810
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H