[caption caption="Puncak Bintang, primadona baru wisata alam di Bandung. (Foto:Benny)"][/caption]Usia wisata alam Puncak Bintang di Kampung Buntis Bongkor, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung ini memasuki satu tahun tepat pada 25 Juli lalu. Masih terlalu muda dibandingkan wisata alam milik Perhutani lainnya di sekitar Bandung. Meskipun demikian, Puncak Bintang mampu menyedot 100.000 pengunjung dalam waktu setahun.
Administratur KPH Bandung Utara Wismo Tri Kancono mengungkapkannya saat melakukan syukuran hari jadi Puncak Bintang, beberapa hari lalu. “Jumlah pengunjung sebanyak itu di luar dugaan kami. Sebab, dulunya kawasan ini dipenuhi semak belukar,” jelas Wismo.
Puncak Bintang bahkan dulu tidak popular bagi warga bandung. Orang biasa menuju kawasan ini hingga kawasan Caringin Tilu atau Cartil untuk makan-makan samabil menikmati pemandangan alam kota Bandung. Namun, dengan bantuan pemerintah daerah dan warga setempat untuk membuka akses jalan, Puncak Bintang pun kian menjadi primadona.
Untuk menuju ke Puncak Bintang, pengunjung bisa masuk dari Jalan Padasuka, Cicaheum. Tak ada kendaraan umum yang langsung menuju ke Puncak Bintang, jadi harus membawa kendaraan pribadi. Umumnya pengunung datang ke Puncak Bintang mengendarai sepeda motor. Tapi dengan semakin lebarnya ruas jalan ke lokasi wisata ala mini, kendaraan roda empat pun semakin banyak. Ada juga beberapa pengunjung yang sengaja naik sepeda.
Jarak dari Jalan Padasuka ke Puncak Bintang sekitar 8,5 kilometer. Jika tidak macet bisa ditempuh dalam waktu 30 menit. Pengendara mobil diharuskan berhati-hati 300 meter menjelang Puncak Bintang karena jalurnya makin menyempit dan landai. Hindari membawa mobil sedan atau mobil rendah lainnya. Baik motor maupun mobil dapat menempati lahan parkir seratus meter sebelum loket masuk. Jangan terbujuk parkir liar yang menuntun parkir di pinggir jalan.
Dari kawasan Cartil menuju ke Puncak Bintang sangat jelas karena pengunjung bisa melihat lambang bintang di puncaknya. Ditambah lagi deretan pohon pinus yang menghijau di atas tanah seluas 11 hektar. Harga tiket masuk di hari biasa Rp8.000.
Daya Tarik
[caption caption="Menikmati keindahan kota bandung dari Puncak Bintang, (Foto:Benny)"]
Puncak Bintang yang berada di ketinggian 1.442 mdpl saat ini telah dilengkapi fasilitas memadai sebagai obyek wisata. Untuk urusan perbekalan, telah berdiri beberapa warung yang menjual makanan dan minuman ringan sebelum masuk pintu masuk. Di dalam sendiri, pengunjung bisa memanfaatkan mushola kecil dari kayu, toilet, serta tempat sampah.
Bagi pengunjung yang ingin bermalam, tentu saja harus membawa tenda sendiri. Tersedia beberapa tempat datar untuk mendirikan tenda di bawah pepohonan pinus yang hijau. Untuk yang ingin membuka bekal sambil lesehan bisa juga memanfaatkan saung yang sengaja didirikan pihak Perhutani.
Pengunjung yang suka bersepeda disediakan pula jalur untuk mereka. Hadi Setiawan dari komunitas Sasapedahan mengaku sering menempuh jalur ke Puncak Bintang. “Waktu tempuh dengan sepeda dari rumah saya di Maragahyu sampai sini sekitar tiga jam. Kalau berangkat dari pukul delapan, sampai Puncak Bintang sekitar pukul sebelas,” paparnya.
Begitu pula untuk penggemar hiking, telah disediakan hiking track bahkan bisa sampai ke Patahan lembang.
Selain itu, Puncak Bintang memiliki daya tarik tinggi bagi pengunjung yang ingin melihat keadaan kota Bandung di waktu malam karena bemandaikan cahaya. Sebagian pengunjung lainnya justru mengincar saat sunset maupun sunrise yang begitu memesona.
“Bahkan kalau beruntung, jika pagi hari kita bisa melihat lautan awan dari sini. Pengunjung bisa merasakan berdiri di atas awan,” kata Naser Rimbawan dari komunitas Hammocker Jawa Barat yang kerap bertandang ke Puncak Bintang.
[caption caption="Serunya berhammock ria di Puncak Bintang, (Foto:Benny)"]
Keindahan alam Puncak Bintang inilah yang membuat para penggemar fotografi kerap mendatangi tempat ini. Bahkan belakangan juga jadi tempat favorit wara Bandung untuk melakukan pemotretan pranikah.
Satu lagi daya tarik yang bisa dinikmati di Puncak Bintang adalah memetik buah tomat segar di kebun garapan warga setempat. Hanya dengan membayar Rp4.000 pengunjung bisa memetik tomat sendiri sesuai selera sebanyak satu kilogram.
“Saya buka kebun ini untuk pengunjung Puncak Bintang saat lebaran lalu. Sehari bisa sampai 12 orang. Rata-rata memetik satu sampai empat kilogram. Kalau mau dipetikkan juga boleh,” jelas Tini, warga setempat yang memiliki kebun tomat sebelum tiket masuk Puncak Bintang.
Seru juga bisa makan tomat segar langsung dari pohonnya, bukan dari supermarket.
Rencana ke depan, Perhutani berencana mendirikan menara pandang bagi pengunjung di Bukit Bintang. “Saat ini kadang untuk melihat pemandangan kota Bandung masih terhalang. Perhutani akan membuat pandang sehingga pengunjung bisa berdiri melebihi pucuk-pucuk pinus di sini,” jelas Wismo.
Semoga saja semakin tambah usia kian banyak fasilitas yang bisa dilengkapi di Puncak Bintang, primodona baru wisata Bandung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H