Keceriaan para penulis cilik yang karyanya masuk ke dalam buku Sejuta Bibit Impian. (foto: Istimewa)
BNI dan saya sama-sama punya kepedulian terhadap anak-anak. BNI punya produk Taplus Anak yang bisa menjadi piranti edukasi manajemen keuangan, budaya menabung, sampai gaya hidup hemat. Saya memiliki aktivitas di dunia bacaan anak, mulai dari menulis cerita anak, mengedit buku anak hingga melatih anak-anak yang ingin menjadi penulis. Meskipun demikian, saya belum pernah bekerjasama dengan BNI membuat program untuk anak-anak.
Sampai suatu hari pada tahun 2013, saya dikontak pihak BNI untuk mengadakan pertemuan di Wisma 46 Jakarta. Ternyata saya diajak berdiskusi untuk membuat acara lomba menulis untuk anak-anak, sekaligus promosi produk Taplus Anak BNI. Langsung semangat saya tumbuh, karena akhirnya saya menemukan connecting the dots dengan BNI. Apalagi Taplus Anak adalah tabungan yang juga dimiliki putra saya, Akhtar.
Sebuah agenda lomba menulis cerita untuk anak dengan tema “Wujudkan Impianmu bersama BNI Taplus Anak” kemudian diumumkan ke khalayak. Pemenang lomba akan mendapat hadiah tabungan dan diterbitkan ke dalam seri buku Kecil-Kecil Punya Karya (KKPK) yang kebetulan saya gawangi. Tentu bagi anak-anak hal ini merupakan sebuah kesempatan berharga karena tidak hanya mendapat materi, karya mereka akan dipublikasikan secara luas.
"Wujudkan Impianmu bersama BNI Taplus Anak” (Foto: Captured)
Saya pun tertantang untuk membuat program ini sukses menarik minat peserta. Serangkaian program promosi disusun. Salah satunya adalah roadshow pelatihan menulis untuk anak-anak. Saya dibantu teman-teman redaksi Penerbit Mizan bergiliran mendatangi sekolah-sekolah dasar, mempromosikan lomba menulis tersebut. Saya berikan tips dan motivasi agar mereka terus semangat menulis cerita.
Saat roadshow di sekolah-sekolah, pada sesi terakhir saya selalu memberi tugas menulis kepada peserta dengan tema menabung untuk mewujudkan impian. Terus terang, saya kadang-kadang takjub membaca karya mereka. Padahal waktu yang diberikan untuk menulis hanya sekitar dua jam.
Ada cerita seorang anak yang ingin terus menabung agar bisa kuliah jadi dokter. Kelak bila sudah jadi dokter, dia akan mengobati kakeknya yang sakit-sakitan.
Seorang anak lain menulis kisah tentang keinginannya menabung demi bisa membelikan orangtuanya sebuah rumah karena saat itu masih tinggal di rumah kontrakan.
Anak-anak lainnya ada yang menulis dengan gaya jenaka sehingga saya tertawa kecil ketika membacanya.
Selain dengan roadhsow ke sekolah, promosi acara juga dilakukan melalui siaran radio. Saya senang karena hampir di setiap acara promosi acara ini, teman-teman dari BNI senantiasa mendukung. Misalnya ketika siaran di Radio Sonora Bandung, dua staf BNI ternyata sangat piawai cuap-cuap. Saya yang punya tugas menjelaskan banyak hal terkait lomba jadi terbantu sekali.
Satu lagi agenda yang tak kalah menyenangkan adalah writing class yang digelar di Wisma BNI Jakarta. Ini malah agenda yang mendadak sebanarnya. Tapi dengan kepiawaian tim BNI, lebih dari seratus peserta bisa dijaring. Saya saat itu mengisi pelatihan penulisan cerita bersama penulis kesayangan penggemar KKPK, Sri Izzati.
Meskipun saya harus mengorbankan waktu bersama keluarga di Hari Minggu, saya merasa bahagia karena anak-anak itu begitu semangat mengikuti writing class. Pada setiap sesi tanya jawab, mereka berebut mengajukan pertanyaan, dari hal-hal teknis penulisan sampai motivasi. Saat seperti inilah saya merasa begitu amat mencintai dunia anak-anak.
Tak terasa, waktu lomba penulisan pun berakhir dengan cepat. Ratusan naskah lomba pun sudah terkumpul. Saya kemudian harus bertugas menjadi juri, bersama dua juri lainnya, yakni Sri Izzati dan penulis Clara Ng. Dan lagi-lagi ini bukan pekerjaan mudah. Karena kami hampir terkena deadlock. Sulit sekali menentukan pemenang karena ada beberapa naskah cerita yang memiliki keunggulan yang setara. Setelah menilai ulang akhirnya keluar juga susunan pemenang lomba. Berakhir? Belum.
Akhir dari rangkaian program KKPK bersama BNI Taplus Anak terjadi pada hari Minggu, 19 Oktober 2014. Saat dilakukan launching buku KKPK Spesial BNI Taplus Anak berjudul Sejuta Bibit Impian di Gramedia Matraman, Jakarta Pusat. Setidaknya 20 anak yang karyanya masuk ke dalam buku itu terlihat matanya berbinar senang. Impian mereka menjadi penulis yang bisa menerbitkan buku tercapai juga. Bibit-bibit penulis cilik ini semoga kelak terus tumbuh dan menginspirasi anak-anak lainnya.
Seperti yang ditulis oleh Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Gatot M. Suwondo di kata pengantar buku KKPK Sejuta Bibit Impian, “Semoga bisa memberi inspirasi kepada seluruh anak Indonesia untuk terus mengasah bakat yang dimiliki.”
Terima kasih BNI, yang telah memberi apresiasi kepada nasabah ciliknya yang memiliki bakat menulis dan ingin menjadi penulis terkenal. Semoga ini bukan yang terakhir.
*Kado Hari Anak Nasional, 23 Juli 2015