Mohon tunggu...
Benny Rhamdani
Benny Rhamdani Mohon Tunggu... Novelis - Kreator Konten

Menulislah hal yang bermanfaat sebanyak mungkin, sebelum seseorang menuliskan namamu di nisan kuburmu. | Subscribe YouTube @bennyinfo

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mencicipi Dua Roti Bakar Legendaris di Bandung

23 Juni 2015   09:12 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:39 6207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bandung sebagai kota kuliner tak bisa disangkal lagi. Nyaris setiap minggu hadir kuliner baru di ibu kota Jawa Barat ini. Tapi untuk sebagian warga Bandung dan turis lokal bukan hanya kuliner baru penuh kreasi yang diburu, melainkan kuliner legendaris yang masih bertahan.

Roti bakar merupakan salah satu favorit di Kota Bandung. Jumlahnya tersebar, mulai dari kelas kaki lima sampai di café modern.  Saya sendiri adalah penggemar roti bakar di Bandung. Karena lapisan dalamnya yang penuh sensasional. Setidaknya ada dua roti bakar legendaris favorit saya, yakni Roti Gempol dan Roti Bumbu Bakar Cari Rasa.

Roti Gempol nan Jempol

 

Kedai roti Gempol yang berdiri tahun 1958 berlokasi di gang kecil jalan Gempol Wetan. Kedai ini berada di perkampungan penduduk yang padat. Bagi yang belum tahu, bisa masuk dari jalan Trunojoyo, lalu ke Jalan Tirtayasa. Nanti akan bertemu Jalan Gempol.

Hati-hati bila ke Roti Gempol, karena cukup tersembunyi. Pastikan kita sudah melewati Kupat Tahu Gempol, lalu belok kanan, ke jalan sempit yang hanya muat satu mobil. Banyak juga yang tersesat ke toko kue di depan jalan. Sebab saya pernah bertanya ke tukang parkir, dia bilang tak tahu roti masyur yang saya maksud dan malah diminta ke toko kue yang parkirnya dia kelola.

Roti Gempol sudah buka pukul 7.00 karena memang menjadi target pelanggannya untuk sarapan. Di akhir pekan biasanya mereka yang habis jogging di Gasibu atau GOR Saparua datang ke sini. Juga para biker.

Untuk mendapatkan roti yang lezat silakan pilih sesuai selera, yang manis atau asin (gurih). Oredaran kita harus ditulis sendiri. JIka bingung dengan pilihan silakan tanyakan kepada pelayan. Saya sendiri menyukai roti bakar manis dengan selai cokelat, kacang, dan stroberi.

Kedainya sendiri tak terlalu luas. Kadang pelanggan makan sampai ke luar atau memilih membungkus. Tapi buat saya, makan di tempat memiliki sensasi tersendiri karena bisa mencium aroma roti yang dibakar. Oh iya, rotinya dibuat sendiri di dekat kedainya. Selain roti, di Roti Gempol juga dijual roti isi dan donat rumahan.

Hraganya masih di bawah Rp10.00 untuk porsi per orang. Tapi belum termasuk minuman. Jika pesan untuk group malah jatuhnya lebih murah sekitar Rp50.000-an bisa untuk tujuh orang.

 

Roti Bumbu Bakar Cari Rasa

Di bilangan Pasar Kosambi, Jalan Ahmad Yani, berdiri sebuah kios roti bakar sejak tahun 1960. Saya ingat sekali ketika tahun 1980-an sering nonton film di Bandung Theater (sekarang sudah tak ada) sempat mencicipinya sekali dan rasanya terus saya ingat sampai berpuluh-puluh tahun kemudian.

Merk Cari Rasa terbilang sangat popular di Bandung karena hampir setiap roti bakar memakainya. Saya tidak tahu apakah itu benar-benar cabang dari Roti Bumbu Bakar Cari Rasa yang ada di Pasar Kosambi.   

Kedainya selalu ramai baik siang, sore, maupun malam. Pembeli bisa memilih tiga jenis pilihan roti, besar, sedang dan kecil. Begitu pula isiannya silakan pilih sendiri. Kita juga bisa melihat langsung roti pilihan kita dioles bumbu alias lapisannya. Yang saya kagumi adalah tempat pembakarannya yang tampak sudah tua, seperti pembakaran roti masa lalu yang tampaknya dipertahankan.

Jika ingin membeli makanan ringan atau oleh-oleh khas Bandung, kita tinggal berjalan beberapa meter saja dari kedai Cari rasa.

Untuk hidangan buka puasa, roti bakar nendang banget, baik di lidah maupun di perut.

 

Foto-foto: Benny rhamdani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun