Mohon tunggu...
Benny Rhamdani
Benny Rhamdani Mohon Tunggu... Novelis - Kreator Konten

Menulislah hal yang bermanfaat sebanyak mungkin, sebelum seseorang menuliskan namamu di nisan kuburmu. | Subscribe YouTube @bennyinfo

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Elpiji Naik, Pesantren Ini tak Masalah

16 Juni 2015   14:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:01 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenaikan harga elpiji senantiasa diikuti berita kepanikan banyak orang. Satu-satunya jalan memang mencari pengganti elpiji. Seperti halnya yang dilakukan pesantren satu ini. Biar pun harga elpiji melambung, tak berpengaruh dengan nyala dapur pesantren karena mereka memanfaatkan biogas.


Pesantren yang terletak di Majalengka, Jawa Barat ini bernama lengkap Pesantren Alam Internasional Saung Balong Al-Barokah. Di sini kita tidak hanya menemukan denyut para santri menimba ilmu agama, tapi melihat bagaimana santri meanfaatkan kekayaam alam yang ada. Salah satunya adalah memanfaatkan kotoran ternak sapi untuk biogas.

Seperti dituturkan Ustad Adin Wahyudin dari Saung Balong Al Barokah,"Seiring banyaknya limbah ternak dari peternakan dari 2-10 ekor maupun koloni 2O -7OO ekor per kandang kami berpikir untuk menafaatkan kotoran ternak itu."


Pihak pesantren terlebih dahulu melakukan studi banding kepada para peternak pengelola olah Limbah ternak, meminta bimbingan konsultasi kepada PPL Dinas atau belajar kepada perguruan tinggi dan para tenaga ahli. Selanjutnya, dilakukan perencanaan baik biaya, konstruksi, model pemanfaatan akhir dan tahapan pengerjaan.

"Dari 2 atau 3 ekor sudah bisa memulai pengelolaan limbah tersebut. Untuk skala kecil minimal perlu biaya Rp 5juta untuk kapasitas 5 meter kubik. Tiga minggu dari selesai pembuatan Digester Biogas sudah bisa dihasilkan," lanjut Ustad Adin.

Tentu saja proyek ini tidak selalu bejalan mulus. Kendala secara umum tetap ada, seperti akurasi konstruksi. "Kami harus dibimbing tenaga ahli, tenaga SDM diupayakan disiplin, tekun dan terampil memahami prinsip kerja Digester. Urusan lokasi juga harus diperhatikan karena dipayakan jauh dari lingkungan pemukiman atau dipastikan aman dari pencemaran," jelas Ustad Adin.

Biogas di pesantren ini dikelola dengan baik oleh para peternak jamaah masjid Al Barokah, orangtua santri, dan para santri terutama santri karya wirausaha. Para ustad tentu terlibat apalagi ustadz dunia pertanian. Saat ini pesantren memiliki ternak hampir 1000 ekor.

Ustad Adin menjelaskan, "Seiring dengan pemahaman kerja sebagai Ibadah, sekalipun mengelola dunia limbah organik. Bersuci dengan wudlu dan mandi merupakan upaya membersihkan dari najis, jangan kaku dan jadi ribed."

Manfaat biogas ini dirasakan pihak pesantren besar sekali. Sekitar I5 Ton per hari menjadi bahan baku pupuk organik untuk pabrik sendiri. Sebesar I50 meter kubik gas per hari per 100 ekor sapi. Biogas dimanfaatkan untuk bahan bakar kompor gas dan energi bahan bakar genset Listrik 8000 –15000 watt baik penerangan dan listrik rumahan.

Yang paling hebat dari biogas ini, tidak ada dampak negatif karena aman dan manfaatnya dirasakan oleh masyarakat, baik pupuknya, penerangan dan bagi energi kompor gas.

Pesantren pun saat ini tengah merintis proses penguatan Kampung Mandiri Energi. Kunjungan dan studi dari berbagai instansi sering diterima pihak pesantren. Bahkan dari Kemenristek dan LIPI telah menjadikan Saung Balong Al Barokah sebagai Fieldtrip.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun