Mohon tunggu...
Benny Rhamdani
Benny Rhamdani Mohon Tunggu... Novelis - Kreator Konten

Menulislah hal yang bermanfaat sebanyak mungkin, sebelum seseorang menuliskan namamu di nisan kuburmu. | Subscribe YouTube @bennyinfo

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kuldon Sariawan, Bukan Asal Obat Herbal

1 Juni 2014   05:31 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:52 3849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_339677" align="alignnone" width="550" caption="Jangan asal pilih obat herbal. (oleh Benny & Pixton)"][/caption]

Berharap bisa mengobati penyakit dengan aman, alih-alih malah kena penyakit parah. Itulah kemungkinan yang dialami seseorang saat memanfaatkan tanaman obat keluarga (TOGA) sebagai obat herbal.

"Hal itu terjadi karena bahan herbal tidak dibersihkan dan dikeringkan dengan tepat," ungkap Dr. Abrijanto SB selaku Bussiness Development Manager PT Deltomed Laboratories pada acara Kompasiana Nangkring bareng Kuldon Sariawan Deltomed di Cone FX Sudirman, Jakarta, pada Sabtu (17/5).

Penggunaan bahan herbal seperti akar-akaran yang masih bercampur tanah, jika tidak dibersihkan bisa membawa jamur aflatoksin. Padahal  aflatoksin, menurut Dr Abrijanto, bisa menyebabkan kanker hati.

"Itu sebabnya perlu dikembangkan industri herbal di Indonesia agar terus melakukan riset dan pengunaan teknologi maju agar terkontrol dengan baik," sambung Dr Abrijanto di depan hampir seratus Kompasianer yang hadir.

[caption id="attachment_339642" align="alignnone" width="448" caption="Tiga pembicara pada acara Nangkring Kompasiana bareng Kuldon Sariawan, yakni Dr Abrijanto, Dr Dewi, dan Nyoto Wardoyo."]

1401675153403193827
1401675153403193827
[/caption]

Kaya Herbal

Acara yang dipandu penyiar Radio Gen FM Veve Deline ini, dibuka oleh Nyoto Wardoyo selaku President Direktur PT Deltomed Laboratories.  Nyoto menyoroti potensi herbal di Indonesia yang masih belum dioptimalkan.

“Indonesia masih lebih banyak menggunakan obat-obatan kimia. Padahal bahan dasar obat-obatan kimia itu 90 persen import,” jelas   Nyoto menyesalkan.

Sementara itu, lanjut Nyoto, potensi herbal Indonesia sangat besar jika dimanfaatkan, mengingat keanekaragaman hayati Indonesia menduduki posisi nomor dua di dunia, jika dihitung dengan biota laut.

Karenanya, PT Deltomed Laboratories sebagai perusahaan farmasi nasional berbasis herbal, konsisten mengembangkan obat herbal Indonesia. Salah satu produk Deltomed adalah Kuldon Sariawan untuk menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia akan obat herbal yang dapat meredakan sariawan.

Belum Diketahui Sebabnya

Mengapa harus mengobati sariawan? Bukankah sariawan itu penyakit yang sembuh sendiri? Dr. drg. Dewi Priandini, SP. PM selaku dokter ahli penyakit mulut dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti mengatakan, memang sariawan termasuk self limiting disease (dapat sembuh dengan sendirinya), pengobatan biasanya dimaksudkan untuk mempercepat proses penyembuhan, khususnya jenis sariawan mayor.

Bagi sebagian orang mungkin sariawan yang dalam istilah kedokteran disebut stomathitis aphtosa recurrent (SAR) dianggap sepele karena umum diderita orang. Tapi pada kenyataannya, penyakit yang menyerang rongga mulut ini dapat mengganggu fungsi fisiologis, seperti bicara, mengunyah dan menelan.

“Sariawan itu luka ataupun radang pada rongga mulut yang bisa mengganggu aktivitas seseorang,” jelas Dr Dewi. “Bahkan sariawan bisa menujukkan adanya kelainan fungsi organ tubuh lainnya.”

Sariawan bisa hinggap di segala usia. Tapi menurut Dr Dewi, usia penderita paling tinggi adalah rentang 20 hingga 29 tahun. Sedangkan jenis kelamin yng paling banyak adalah wanita. Mengapa? “Ini terkait hormon,” jelas Dr Dewi.

Kendati banyak diderita manusia, menurut Dr Dewi,  hingga kini belum diketahui pasti penyebab sariawan. Namun faktor pencetus (predisposisi) dikelompokkan menjadi dua, yakni predisposisi lokal dan predisposisi mayor.

Yang masuk predisposisi lokal, seperti diuraikan Dr Dewi antara lain adalah alergi. “Ada orang yang mengeluh sering sariawan padahal dia rajin menggosok gigi sampai berbusa-busa. Ternyata dia alergi dengan deterjen. Padahal pasta gigi mengandung sodium lauryl sulfat atau deterjen,” jelas Dr Dewi.

Tidak cuma deterjen, bahkan ada orang yang alergi cokelat, keju, hingga kopi akan sangat mudah mengalami sariawan. Selain makanan, juga obat-obatan sistemik tertentu.

Yang termasuk predisposisi lokal lainnya adalah trauma, baik mekanis, kimiawi, maupu  thermal. Contoh paling mudah adalah cara penyikatan gigi yang keliru. “Kalau salah menyikat gigi bisa menyebabkan luka, ini bisa mencetuskan timbulnya sariawan,” jelas Dr Dewi.

Faktor keturunan (genetik) juga menjadi predisposisi lokal. “Anak yang orangtuanya sering sariawan, maka 90% akan mengikuti kedua orangtuanya,” jelas Dr Dewi.  Sementara yang orangtuanya bukan pelanggan sariawan, hanya punya peluang 20%.

1401549792475175121
1401549792475175121
Salah satu jenis sariawan.

Faktor predisposisi lainnya adalah adanya mikro organisma, baik bakteri maupun virus. Bakteri yang berhubungan dengan sariawan adalah bakteri Streptokokus bentuk L. Sedangkan untuk jamur adalah candida albican. Untuk virus yang menjadi predisposisi lokal adalah virus herpes simplek.

Sementara itu, untuk predisposisi sistemik adalah penyakit yang berhubungan dngan kekebalan tubuh. Ada beberapa penyakit yang bisa mencetus sariawan, menurut Dr Dewi, yakni diabetes militus dan HIV-AIDS.

Stres juga menjadi faktor predisposisi sistemik karena memicu penurunan hormon yang membuat berkurangnya aliran air liur di rongga mulut. “Saya pernah melakukan penelitian terhadap pasien gangguan jiwa. Ternyata karena mereka tidak pernah stress, sangat jarang ditemukan yang sariawan,” ungkap Dr Dewi.

Pola Hidup Sehat

Dr Abrijanto  sebagai pembicara ketiga mengawali sesinya dengan penjelasan penyebab utama sariawan yang di Indonesia biasanya dihubungkan dengan panas dalam. "Sebenarnya panas dalam sendiri tidak ada di dalam ilmu kedokteran," jelasnya.

Pola makan berlebihan sehingga bisa mengganggu kerja lambung adalah salah satu pencetus panas dalam. Sebab kemudian lambung tidak bisa menyerap nutrisi makanan dengan baik, jelas Dr Abrijanto.  Selanjutnya terjadilah ketidakstabilan kerja dalam tubuh yang menyebabkan orang merasa dirinya panas dalam.

"Orang yang sering sariawan harus memerhatikan pola makannya. Jangan sampai kurang makan sayur dan buah-buahan. Selain itu harus banyak minum air putih dan banyak istirahat. Juga banyak olahraga," jelas Dr Abrijanto.

1401549990220025169
1401549990220025169
Akar alang-alang yang menjadi tanaman herbal untuk Kuldon sariawan.

Bagi mereka yang langganan sariawan, Dr Abrijanto menyarankan untuk mengobati dengan obat herbal. Ya, salah satu obat herbal untuk sariawan tentunya Kuldon Sariawan. Dr Abrijanto menjelaskan tentang herbal di dalam kandungan  Kuldon Sariawan. Mulai dari daun saga manis yang mengandung glychyrhisin (anti radang).  bunga krisan serta akar alang-alang yang memiliki khasiat antipiretik (penurun panas) dan mengurangi rasa sakit,  ditambah licorice dan timi yang dikenal sebagai antiradang.

Modern

Untuk membuktikan bahwa Kuldon Sariawan bukan asala obat herbal, Nyoto Wardoyo kembali teampil mengungkapkan proses pembuatannya.  "Kuldon Sariawab memalaui pemeriksaan mutu berdasarkan Simplisia (sesuai standart Farmakope Herbal Indonesia), Ekstrak untuk meneliti organoleptis, kadar air, mikrobiologi serta identifikasi," jelas Nyoto.

[caption id="" align="alignnone" width="362" caption="Mesin modern di PT Deltomed Laboratories (foto: Deltomed)"][/caption]

Produk herbal yang dihasilkan oleh Deltomed, lanjut Nyoto, memiliki sertifikasi halal dan berdasarkan sertifikat cara pembuatan obat tradisonal yang baik (CPOTB), serta berdasarkan ISO 9001-2008 yang menjamin kualitas produk.

Deltomed sendiri telah melakukan investasi baru, khususnya dalam fasilitas produksi, termasuk mesin-mesin modern dan laboratorium penelitian. Pabrik Deltomed diharapkan mampu meningkatkan kapasiatas produksi sehingga lima kali lipat untuk memenuhi permintaan pasar industri herbal, baik di Indonesia maupun mancanegara.

Sejak Mei 2010 Deltomed menggunakan fasilitas Quadra Extraction System, sebuah mesin berteknologi Jerman yang dapat menghasilkan ekstrak bahan alami dengan kualitas terbaik. Deltomed juga menggunakan standar GMP (Good Manufacturing Product) Eropa, GMP Indonesia, National Sanitation Food, FDA, serta peraturan 3A dalam pembuatan produknya. Produk Deltomed bahkan telah merambah Malaysia, Arab Saudi, Amerika Serikat, Hongkong dan Brunei Darussalam.

--ooo--

Foto-foto: Benny Rhamdani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun