Mohon tunggu...
Benny Rhamdani
Benny Rhamdani Mohon Tunggu... Novelis - Kreator Konten

Menulislah hal yang bermanfaat sebanyak mungkin, sebelum seseorang menuliskan namamu di nisan kuburmu. | Subscribe YouTube @bennyinfo

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kuldon Sariawan, Bukan Asal Obat Herbal

1 Juni 2014   05:31 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:52 3849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa harus mengobati sariawan? Bukankah sariawan itu penyakit yang sembuh sendiri? Dr. drg. Dewi Priandini, SP. PM selaku dokter ahli penyakit mulut dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti mengatakan, memang sariawan termasuk self limiting disease (dapat sembuh dengan sendirinya), pengobatan biasanya dimaksudkan untuk mempercepat proses penyembuhan, khususnya jenis sariawan mayor.

Bagi sebagian orang mungkin sariawan yang dalam istilah kedokteran disebut stomathitis aphtosa recurrent (SAR) dianggap sepele karena umum diderita orang. Tapi pada kenyataannya, penyakit yang menyerang rongga mulut ini dapat mengganggu fungsi fisiologis, seperti bicara, mengunyah dan menelan.

“Sariawan itu luka ataupun radang pada rongga mulut yang bisa mengganggu aktivitas seseorang,” jelas Dr Dewi. “Bahkan sariawan bisa menujukkan adanya kelainan fungsi organ tubuh lainnya.”

Sariawan bisa hinggap di segala usia. Tapi menurut Dr Dewi, usia penderita paling tinggi adalah rentang 20 hingga 29 tahun. Sedangkan jenis kelamin yng paling banyak adalah wanita. Mengapa? “Ini terkait hormon,” jelas Dr Dewi.

Kendati banyak diderita manusia, menurut Dr Dewi,  hingga kini belum diketahui pasti penyebab sariawan. Namun faktor pencetus (predisposisi) dikelompokkan menjadi dua, yakni predisposisi lokal dan predisposisi mayor.

Yang masuk predisposisi lokal, seperti diuraikan Dr Dewi antara lain adalah alergi. “Ada orang yang mengeluh sering sariawan padahal dia rajin menggosok gigi sampai berbusa-busa. Ternyata dia alergi dengan deterjen. Padahal pasta gigi mengandung sodium lauryl sulfat atau deterjen,” jelas Dr Dewi.

Tidak cuma deterjen, bahkan ada orang yang alergi cokelat, keju, hingga kopi akan sangat mudah mengalami sariawan. Selain makanan, juga obat-obatan sistemik tertentu.

Yang termasuk predisposisi lokal lainnya adalah trauma, baik mekanis, kimiawi, maupu  thermal. Contoh paling mudah adalah cara penyikatan gigi yang keliru. “Kalau salah menyikat gigi bisa menyebabkan luka, ini bisa mencetuskan timbulnya sariawan,” jelas Dr Dewi.

Faktor keturunan (genetik) juga menjadi predisposisi lokal. “Anak yang orangtuanya sering sariawan, maka 90% akan mengikuti kedua orangtuanya,” jelas Dr Dewi.  Sementara yang orangtuanya bukan pelanggan sariawan, hanya punya peluang 20%.

1401549792475175121
1401549792475175121
Salah satu jenis sariawan.

Faktor predisposisi lainnya adalah adanya mikro organisma, baik bakteri maupun virus. Bakteri yang berhubungan dengan sariawan adalah bakteri Streptokokus bentuk L. Sedangkan untuk jamur adalah candida albican. Untuk virus yang menjadi predisposisi lokal adalah virus herpes simplek.

Sementara itu, untuk predisposisi sistemik adalah penyakit yang berhubungan dngan kekebalan tubuh. Ada beberapa penyakit yang bisa mencetus sariawan, menurut Dr Dewi, yakni diabetes militus dan HIV-AIDS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun