Akhirnya saya memutuskan untuk membeli satu box dulu yang berisi campuran rasa. Begitu saya merasakannya, akhirnya saya bisa memutuskan, rasa original dan melon adalah favorit saya.
Saya pun mencari-cari siapa pemilik usaha ini. Ternyata seorang entrepreuneur muda bernama Riezka Rahmatiana yang sebelumnya berkecimpung dalam bisnis penganan, yakni pisang ijo. Selama ini, orang sudah mengenal pisang ijo. Banyak pelanggannya yang meminta dibuatkan kudapan yang lebih praktis tanpa es seperti pisang ijo itu. Oleh karena itu, Riezka pun membuat Tokyo Banana.
Riezka memulai usahany sejak Oktober 2013 dengan modal  Rp500.000. untuk kebutuhan bahan baku. Agar lebih unggul dari produk sejenis lainya Rizka menciptakan enam varian rasa, yaitu melon, stroberi, durian, cokelat, vanila, dan pisang ambon. Keenam rasa ini dihasilkan dari fla dan pasta makanan.
[caption id="attachment_342113" align="aligncenter" width="512" caption="Tokyo Banana versi Bandung"]
Dalam waktu 3 bulan saja, produk Riezka bisa memikat konsumen. Jika awalnya Riezka hanya bisa menjual 20 kotak, pada awal 2014 dia berhasil menjual sekitar 100 kotak dalam sehari. Tokyo Banana dibanderol Rp40.000 per kotak berisi 6 cake. Harga stauan tentunya lebih mahal.
Tokyo Banana pun menggaet reseller untuk mendongkrak penjualannya. Ketika saya berkunjung pun saya ditawari. Sayangnya formulir sedang habis. Jadi saya menjajal saja dulu seadanya. Ketika di test di laman Facebook saya dan isteri saya, ternyata banyak orang yang tertarik dan ingin membeli.
(foto2: dokpri)
[caption id="attachment_342121" align="aligncenter" width="360" caption="Tokyo Banana versi Jepang. (foto: Oshirin)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H