Mohon tunggu...
Benny Rhamdani
Benny Rhamdani Mohon Tunggu... Novelis - Kreator Konten

Menulislah hal yang bermanfaat sebanyak mungkin, sebelum seseorang menuliskan namamu di nisan kuburmu. | Subscribe YouTube @bennyinfo

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Tulisan Wisata Indonesia Sepi Pengunjung?

6 Oktober 2014   19:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:10 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_364297" align="aligncenter" width="490" caption="Beberapa Tulisan Wisata Saya Menjadi HL. (Captured: Benny)"][/caption]

Menulis  tentang wisata bukanlah tujuan utama saya terjun di Kompasiana. Namun setelah membaca postingan beberapa kompasianer saya pun mulai tertarik dengan kanal tersebut. Saya pun bertanya kepada seorang kompasianer yang lebih pengalaman tentang kondisi di Kompasiana. Menurutnya, tulisan wisata di Kompasiana jarang dibaca dan jarang diangkat jadi headline, kecuali wisata luar negeri. Benarkah?

Rasa penasaran membuat saya mulai menulis pengalaman-pengalaman saya menjejak ke obyek-obyek wisata luar negeri. Tulisan pertama tentang Milan Itali dengan judul Jadi Kurir Tas Branded Dari Italia. Di luar perkiraan saya, pengunjung tulisan tersebut jumlahnya mencapai lebih dari 1.000 pengunjung. Lalu, saya pun posting di Kompasiana tulisan wisata luar negeri lainnya, tapi ternyata jumlah pembaca sangat sedikit. Padahal beberapa di antaranya adalah tulisan saya yang sudah dimuat di majalah dan surat kabar.

14125703671762251283
14125703671762251283
Saya pun menjajal menulis tentang obyek wisata lokal, tepatnya di Bandung, dengan judul Ada 'Love Lock' di Bandung. isinya tentang wisata kuliner di Bandung yang menyuguhkan gimmick gembok cinta yang menurut saya unik. Tapi angka pengunjung di bawah target yang saya harapkan. Menyerah? Belum.

Saya kemudian menulis tentang obyek wisata di kota Cimahi dengan judul Liburan Keluarga di Alam Wisata Cimahi. Ternyata oleh admin diangkat menjadi HL,  maka jumlah pengunjung bisa tembus di atas 1.000 pembaca. Bahkan di mesin pencari Google pun dengan kata kunci Alam Wisata Cimahi pernah berada di halaman 1. Tulisan yang merupakan acara jalan-jalan saya bersama keluarga ini ternyata angka pembacanya bertambah  setiap minggu karena rupanya jenis tulisan wisata tak lekang oleh waktu. Terutsama bisa jadi panduan bagi masyarakat yang hendak ke Alam Wisata Cimahi.

Saking senangnya, saya pun mencoba menulis lagi di kanal wisata. Kali ini tentang kuliner Bandung dengan judul semi bombastis Ramen Ling-Ling Bikin Kembali Muda. Saya kaget ketika tulisan coba-coba itu diganjar HL oleh admin Kompasiana. Jumlah pengunjung pun bisa tembus di atas 1.000. Hmm, jadi nggak benar ya kalau tulisan di kanal wisata itu miskin pengunjung. Bahkan kalau tentang wisata Indonesia. Tergantung banyak hal, mulai dari pemilihan judul, obyek tulisan, sampai dijadikan HL atau tidak sama admin. Oh iya, lucunya, beberapa minggu kemudian kedai ini pindah lokasi, padahal saya sudah tulis alamatnya di postingan.

Setelah itu tulisan di kanal wisata pun mengalir begitu saja. Baik tentang obyek wisata lokal maupun kulinernya. Karena saya tinggal di Bandung, maka tulisan yang kerap saya posting adalah kuliner Bandung. Mulai dari Cireng sampai mie yamin. Soalnya, kalo soal kuliner di Bandung, memang nggak ada habisnya.

Eh, tapi nggak harus menjadi HL juga sih tulisan saya di kanal wisata meraup banyak pembaca. Hingga kini angka tertinggi tulisan saya di kanal wisata justru dipegang tulisan wisata lokal yang bukan HL yakni Kesan Pahit Liburan di Jogja. Mungkin pembaca suka yang pahit-pahit gitu tentang Jogja, karena kebanyakan yang manis-manis.

[caption id="attachment_364256" align="aligncenter" width="415" caption="Nggak HL, bisa lebih dari 5.000 pembaca. (camptured: Benny)"]

14125713001190732739
14125713001190732739
[/caption]

Apa yang Didapat?

Seorang teman bertanya, apa yang didapat dengan menulis tentang wisata di Kompasiana? Gratisan. Sementara teman tahu saya sering menulis atau diorder menulis wisata di beberapa media cetak.

Saya pun teringat tentang percakapan saya dengan seorang fotografer yang menjadi teman saya di Facebook, Rudyanto Arif Wibisono. Saat itu ada sebuah lomba blog dan saya ingin menulis tentang Pantai Sawarna tapi saya tidak punya fotonya. Saya pun minta izin kepada Arif untuk memakai foto-fotonya yang ciamik, dan diizinkan. Bahkan saya boleh memakai foto-foto wisatanya secara cuma-cuma. "Kalau untuk mempromosikan pariwisata Indonesia untuk banyak orang silakan saja," katanya.

Dari percakapan itu saya pun merenung. Ya, buat apa saya menulis tentang wisata Indonesia melulu hanya untuk materi? Bukankah saya sudah cukup  mendapat honor tulisan dari media cetak. Pun tulisan di media cetak kemudian diposting di Kompasiana bukanlah masalah. Apalagi beberapa liputan tulisan wisata saya sebagian bukan dari pengeluaran pribadi, tapi sekalian perjalanan dinas maupun acara outing kantor.

Sebagai penulis yang biasa menampilkan tulisan di media cetak, awalnya saya mungkin terlalu pede untuk ikutan lomba menulis wisata di Kompasiana. Entah berapa kali, setiap ada lomba tentang wisata di Kompasiana saya senantiasa mengikutinya. Alhamdulillah, jangankan menang juara utama, harapan pun lewat. Biasanya saya dapat hadiah hiburan dari diri sendiri.


Lantaran saya bukan tipe penulis patah arang, Menulis ya menulis sajalah. Entah karena Tuhan kasihan juga melihat saya kalah terus untuk lomba penulisan wisata kendati pernah mendapat jumlah pembaca terbanyak di sebuah lomba, saya kemudian berhasil merebut tiket pergi mengikuti Bootcamp di Tambang Batu Hijau Newmont pada awal tahun 2014.

Wow, ini bukan traveling biasa, kan? Ikut bootcamp lebih dari seminggu. Tapi ... ternyata acaranya tertunda karena Newmont menghadapi msalah dengan kebijakan pemerintah. Padahal saya sudah berangan-angan menulis ini itu untuk kanal wisata di Kompasiana.

Di tengah penantian itu, saya mendapat wildcard dari Newmont untuk berkunjung melihat situasi tambang yang terbengkalai. Ini benar-benar bonus di luar bootcamp. Dan pengalaman saya di sana sungguh luar biasa. Bisa menginjak tanah Sumba dan Sumbawa, melihat pantai-pantai cantik, sekaligus menikmati kulinernya. Akhirnya saya bisa menulis tentang wisata di Sumbawa Barat dari sisi lain di Kompasiana. Saya yakin tidak akan bisa mendapatkan kesempatan ini jika tidak aktif di Kompasiana.

Oh iya, saya juga sempat dikirim voucher makan untuk delapan orang lho gara-gara posting di Kompasiana tentang obyek wisata di Bandung. Lumayan, kan?

Lepas dari itu semua, saya berhasil meyakinkan diri sendiri, bahwa menulis wisata Indonesia di Kompasiana bukan lagi urusan banyak pembacanya atau tidak, masuk HL atau tidak, melainkan kecintaan saya terhadap dunia menulis dan tanah air  Indonesia.

^_^

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun