Mohon tunggu...
Benny Adelino
Benny Adelino Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Hari Sumpah Pemuda, siapa Pemuda ?

31 Oktober 2015   10:59 Diperbarui: 31 Oktober 2015   11:20 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tepat 87 tahun silam, pemuda pemudi Indonesia meneriakkan sumpah setia nya, sumpah yang mana untuk menyatukan semua pemuda di Indonesia dengan berbagai macam latar belakang suku, ras, agama dan budaya yang berbeda

Sumpah pemuda adalah salah satu tonggak sejarah yang penting dalam sejarah bangsa Indonesia, sumpah pemuda bukan hanya sebuah seremonial belaka dimana pada tanggal 28 oktober kita berbondong bondong mengikuti upacara peringatan sumpah pemuda, kita berbondong bondong mengucapkan selamat hari sumpah pemuda

Namun, siapa kah pemuda itu sebenar nya ? Dan apa yang harus kita lakukan untuk mengisi Sumpah Pemuda tersebut ?

Apakah pemuda adalah seseorang yang berumur 15-25 tahun ? Apakah itu ? Jelas bukan, Pemuda adalah kader bangsa, kader masyarakat, orang orang yang yang di anggap mampu dan memiliki kapasitas menjalankan dan meneruskan keberlangsungan sebuah "organisasi" dalam sebuah lingkungan masyarakat dan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Namun problema yang kita hadapi dewasa ini pemuda seakan kehilangan identitas, dari segi sejarah, pemuda saat ini lupa sejarah bangsa Indonesia, kita lupa hari hari nasional , kita lupa tokoh tokoh sejarah, dari segi Bahasa, bahasa merupakan alat komunikasi sekaligus alat pemersatu bangsa namun sangat ironis dengan kenyataan saat ini kita asik menikmati Bahasa ALAY yang sejujur nya merusak sebuah tatanan kita dalam berbahasa dan itu menjadi sebuah tren masa kini.

Dari segi budaya, Indonesia memiliki kurang lebih 1300 budaya namun budaya dan kearifan lokal tersebut perlahan mulai di tinggalkan karena di anggap tidak keren, tidak gaul kita terlena dengan arus globalisasi dan menikmati budaya luar yang sejati nya bukan mencirikan kita sebagai Indonesia, sangat tragis ketika melihat turis turis berbondong bondong berdatangan mempelajari satu persatu budaya dan tradisi kita.

Beberapa bulan belakangan hampir di seluruh provinsi di Indonesia terkena dampak kabut asap akibat pembakaran hutan dan lahan gambut, seluruh aparat permerintahan dan aparat TNI & POLRI bekerja berusaha memadam kan titik api di sejumlah daerah. Seperti lagu Bangun Pemuda-Pemudi karya A.Simanjuntak " Bangun pemudi pemuda Indonesia Tangan bajumu singsingkan untuk negara Masa yang akan datang kewajibanmu lah Menjadi tanggunganmu terhadap nusa Menjadi tanggunganmu terhadap nusa" kita sebagai pemuda-pemudi generasi penerus bangsa kita tidak bisa berdiam diri bukan saat nya lagi untuk kita para pemuda pemudi untuk skeptis "ah Indonesia tidak akan bisa maju" "Indonesia bakal gini gini aja" dan cuma bisa protes atau kritis namun mari kita bergerak dan menciptakan perubahan dengan semangat "Revolusi mental untuk kebangkitan pemuda menuju aksi satu untuk Bumi"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun