Madinah, 07 April 2019 (1 Sha'ban 1440)
Assalamualaikum Wr. Wb.
Saya ingin membagikan sedikit cerita kecil dalam perjalanan umroh kami kemaren. Cerita sederhana tetapi sarat dengan makna dan pelajaran hidup.
Berikut ceritanya dan selamat menikmati!
Sore itu kira-kira pukul 5, seperti biasa kami menyegerakan berangkat ke Masjidil Haram untuk persiapan sholat maghrib. Kami selalu berpindah pindah tempat utk meng-eksplor Masjidil Haram yang super luas itu. Sore itu kita mengambil tempat di lantai dasar, dari pintu masuk masjid turun menggunakan escalator.
Waktu itu suasana masih tidak terlalu ramai sehingga kami masih bebas memilih tempat. Datang seorang laki-laki kira-kira umur 60 th-an dengan baju seragam dan rompi proyek warna orange mengkilat lengkap dengan helm warna kuning. Dia melepaskan  rompi proyek dan helmnya kemudian meletakkanya di salah satu pilar tepat di depan kami. Kemudian dia menghilang begitu saja.
Saya tidak ingat berapa lama tiba-tiba dia kembali dengan tergopoh-gopoh membawa beberapa bungkus plastik air zamzam yg kira-kira isi 2 liter-an juga dengan membawa cup (gelas kertas) yg masih bungkusan. Meletakkan beberapa bungkus air zamzam di pilar itu tempat dia meletakkan helm dan rompi proyeknya.
Sebenarnya pada saat itu saya tidak terlalu memperhatikannya. Saya tidak ingat tiba-tiba dia sudah di depan saya dan menyodorkan air zamzam yang dia bawa dengan cup dengan mulutnya yg komat kamit berulang-ulang menyebutkan kalau tidak salah seperti ini: "Bismillah Zamzam" begitu seterusnya.
Awalnya saya tidak sedikitpun sadar bahwa dia menawarkan air zamzam kepada saya. Karena dalam pikiran saya, saya bisa mengambil air minum zamzam sendiri yang jaraknya tidak lebih dari 5 meter dari tempat saya.
Akhirnya saya terima cup itu dan dia mulai menuangkan air zamzamnya ke cup saya. Sambil meneguk air zamzam saya mulai berpikir dan memperhatikannya dengan seksama.
Seiring waktu mendekati maghrib Jamaah masjid mulai banyak berdatangan dan berebut menempati tempat-tempat yang masih kosong. Si Kuproy ini semakin sibuk melayani pelanggannya yang tidak mau beranjak karena takut kehilangan tempatnya. Maaf lupa, saya sebut "Kuproy" adalah singkatan dari "Kuli Proyek" sebutan yang lazim kita sematkan untuk orang-orang pekerja proyek.
Oh ternyata dan saya baru sadar betapa sungguh mulia orang ini. Di saat orang lain khawatir dan takut tidak mendapatkan tempat untuk sholat, disaat orang lain berlomba mendapatkan shaft terdepan untuk mendapatkan pahala yang lebih besar, si bapak ini terus berkeliling menawarkan air zamzam untuk diminum. Tidak perduli apakah nanti pada saat mulai dikumandangkan iqomah(pertanda sholat akan dimulai) apakah dia akan mendapatkan tempat atau tidak. Sama sekali tidak ada raut wajah kekhawatiran itu, dia terus berkeliling menawarkan air zamzam dengan mulutnya yg komat kamit lirih "Bismillah Zamzam"....
Selesai sholat saya langsung menghampirinya untuk sekedar berkenalan. Rupanya bapak itu berasal dari Egypt (Mesir), sedang mengerjakan projek konstruksi di Masjidil Haram. Setiap sore selesai bekerja dia langsung ke masjid. Oleh karenanya dia masih memakai pakaian kerjanya dalam melakukan aksinya itu. Kecuali hari jumat dia tidak memakai seragam kerja karena hari jumat disini adalah hari libur.
Hari-hari selanjutnya secara tidak sengaja, entah kenapa saya selalu ingin sholat di tempat bapak itu beraksi dan saya mencuri curi waktu untuk memperhatikannya.