Mohon tunggu...
Benny Fernandy
Benny Fernandy Mohon Tunggu... Mahasiswa - asal aja

penulisan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Potensi dari Media Konvergen

14 April 2021   23:55 Diperbarui: 15 April 2021   00:29 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saya Benny Fernandy Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan semester 4 jurusan ilmu komunikasi ingin menjelaskan pendapat saya mengenai media konvergen yang menjadi tugas saya pada mata kuliah TIK. Apa itu media konvergen? Media Konvergensi adalah penggabungan atau pengintegrasian media-media yang ada untuk digunakan dan diarahkan kedalam satu titik tujuan. Konvergensi media biasanya merujuk pada perkembangan teknologi komunikasi digital yang dimungkinkan dengan adanya konvergensi jaringan.

Konvergensi Media biasanya mengacu pada keseluruhan proses produksi, distribusi, dan penggunaan layanan media digital masa depan dari produksi konten hingga penyampaian layanan melalui berbagai saluran seperti terminal seluler, TV digital, atau Internet. Konvergensi ini bisa dipadukan dengan kata-kata lainnya, misalnya dalam konteks ini adalah media. 

Sehingga, konvergensi media berarti penggabungan atau pengintegrasian media-media yang ada untuk digunakan dan diarahkan ke dalam satu titik tujuan. Istilah konvergensi secara umum juga merujuk pada kaitannya dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi Istilah konvergensi mulai banyak digunakan sejak tahun 1990-an. Kata ini umum dipakai dalam perkembangan teknologi digital, integrasi teks, angka, gambar, video, dan suara (Briggs dan Burke, 2000: 326).

Menurut Muliana kehadiran konvergensi media tidak terlepas dari disahkannya Undang-Undang Telekomunikasi pada tahun 1999. Dengan disahkanya undang undang telekomunikasi dan dengan makin gencarnya perkembangan media baru, Indonesia mengalami era baru di mana kanal informasi dibuka secara terbuka. 

Pada prakteknya, memang media semakin terbuka setelah internet muncul. Dengan disahkan undang-undang ini, pemerintah mengalami reduksi peran tidak lagi sebagai operator dan regulator, tapi hanya sebagai policy marker.

Konvergeni media adalah penggabungan atau menyatunya saluran-saluran keluar (outlet) komunikasi massa, seperti media cetak, radio, televisi, internet, bersama dengan teknologi-teknologi portable dan interaktif nya, melaui berbagai platform presentasi digital. Dalam arti yang lebih singkat konvergensi media adalah bergabungnya berbagai jenis media yang sebelumnya dianggap terpisah dan berbeda misalnya suratkabar, televisi, radio, komputer kedalam sebuah media tunggal.

Menurut Dailey, Demo, dan spillman (dalam Nastiti, 2012) model kontinum konvergensi media yang merupakan model yang menjelaskan tentang mendefinisikan lima aktivitas konvergensi media berdasarkan tingkat partisipasinya. 

Model ini banyak digunakan khususnya terkait dengan proses konvergensi pemberitaan yang dilakukan dalam organisasi ruang berita atau newsroom. Kontinum konvergensi ini merupakan model yang berfungsi sebagai instrument untuk mendefinisikan dan mengevaluasi tahapan proses konvergensi yang terjadi dalam suatu ruang berita, dan bukan untuk menilai keberhasilan suatu ruang berita.

 Dalam model ini, dijelaskan adanya lima aktivitas dalam proses konvergensi media, antara lain :

a. Cross-promotion berarti kerja sama di antara dua media untuk saling memberikan ruang untuk memperkenalkan konten media satu sama lain. Antara kedua media yang bekerja sama tersebut mereka menggunakan iklan, kata-kata, dan elemen visual dengan tujuan mempromosikan konten media partner, termasuk juga menampilkan logonya.

b. Cloning, yaitu ketika konten media diperbanyak untuk dimuat dimedia lainnya. Artinya, satu media menampilkan konten berita dari ruang berita media lain apa adanya tanpa perubahan. Proses cloning ini umumnya dilakukan suatu media nasional untuk memuat berita-berita internasional melalui cloning dari agen berita internasional seperti Bloomsberg, AP dll.

c. Coopetition yaitu tahap ketika entitas media yang terkonvergensi saling bekerja sama dan berkompetisi disaat yang bersamaan. Dalam hal ini 15 terkandung adanya pertukaran pengetahuan antara kedua media berbeda yang bekerja sama, saling bekerja sama dalam produksi berita dan kegiatan promosional, tetapi produksi konten berita tetap dilakukan secara independen diruang berita yang terpisah. Contoh 'koopetisi' dalam konvergensi media biasanya dilakukan oleh media-media yang berbeda newsroom tetapi masih berada dalam satu grup media yang sama.

 d. Content sharing yang memungkinkan kedua media yang berlainan saling berbagi konten dalam bentuk pengemasan ulang (repackaged) atau bahkan termasuk berbagi budgeting. Konvergensi media dalam tahap ini sebagian besar dilakukan oleh media yang bereada di bawah satu kepemilikan. Dalam tahap content sharing, diadakan rapat dan pertemuan rutin antara media yang bekerja sama untuk mengumpulkan tema dan isu yang akan diangkat dalam media masingmasing dan konten yang akan didistribusikan di media masing-masing.

 e. Full Convergence, yaitu ketika media yang berbeda bekerja sama secara penuh, baik dalam hal pengumpulan, produksi, dan distribusi konten, dan bertujuan untuk memaksimalkan keunikan karakteristik masing-masing media untuk menyampaikan konten. Dalam tahap full convergence, media yang bekerja sama menghasilkan konten dan topik secara kolaboratif dengan memanfaatkan kekuatan platform media masing-masing. Tahap full convergance ini jarang ditemui penerapannya di berbagai grup media.

Konvergensi media atau konvergensi TIK sebenarnya secara umum tidak memiliki perbedaan yang siginifikan. Dua hal ini sebenarnya lebih mengarah pada, selain soal pencapaian satu tujuan, pengelolaan konten (informasi, gambar, audio, video, dan lain-lain) agar bisa masuk dalam jenis teknologi apapun, seperti yang diunkapkan oleh Prof. Henry Jenkins. Sehingga, jenis konten apapun akan bisa dikonsumsi oleh satu jenis atau berbagai platform media. Perkembangan teknologi yang berkonvergensi ini tidak hanya sebatas dalam ranah teknologi semata, melainkan telah merambah dan mengubah pola-pola dasar kehidupan manusia. 

Konvergensi mengubah hubungan antara teknologi, industri, pasar, dan gaya hidup. Pola-pola produksi dan pola konsumsi berubah, dan penggunaannya berdampak pada level ekonomi, politik, sosial, dan budaya. 

Saat ini, orang tidak perlu repot lagi jika ingin berbelaja sesuatu, dari ponsel yang dimiliki bisa melakukan banyak hal misalnya membaca koran di pagi hari, bertegur sapa dengan para kolega, mengirim pesan penting dalam bentuk yang singkat (SMS) atau panjang melalui email, melakukan rapat-rapat penting, sampai pada melakukan transaksi dalam jumlah yang besar.

 Semua konten tersebut hadir dalam satu platform media. Hal ini juga bisa berlaku sebaliknya, menurut Jenkins, konvergensi dalam kasus ini bisa dimaknai sebagai sebuah pergeseran budaya ketika konsumen dimungkinkan mengakses informasi dan konten yang sama dalam berbagai paltform media. 

Jadi, piranti keras bisa saja malah semakin beragam, tetapi konten yang akan berkonvergensi hingga bisa dibaca dalam berbagai platform piranti keras. Munculnya fenomena konvergensi media ini menyebabkan banyak bentuk media tradisional harus memutar otak agar bisa bertahan dalam perubahan-perubahan yang sangat cepat ini, khususnya bagi penerbit buku, majalah, dan koran. Kompas misalnya sebagai koran harian terbesar di Indonesia, mulai menata dengan apik koran digitalnya dengan meluncurkan Kompas.com. Detik.com melakukan lebih dahulu hal ini dengan mengubah format penerbitannya menjadi sistem online.

Penerbit buku Mizan juga melakukan hal serupa dengan membuat Mizan.com. Dan ternyata, tidak hanya berhenti pada media cetak saja, melainkan juga pada media-media elektronik. Liputan 6 sebagai program berita unggulan di Indonesia juga melakukan hal serupa dengan mengelola blog dan webiste liputan6.com. 

Selain itu, radio-radio juga secepat kilat membuat media-media online. Siaran tidak lagi dipancarkan melalui pemancar biasa melainkan telah melakukah radiostreaming di website masing-masing. Dan masih banyak contoh lainnya yang menunjukan perubahan akibat konvergensi media yang terjadi.

Dari contoh-contoh di atas dapat ditarik sejumlah pengertian tentang pengertian komunikasi massa dengan pola tradisional. Perkembangan teknologi dalam konvergensi media ini memungkinkan orang untuk terlibat secara pribadi, antarpribadi, maupun dengan khalayak ramai dalam waktu yang sekaligus. 

Ini menunjukan konvergensi media memadukan ciri-ciri komunikasi massa dengan komunikasi antarpribadi yang dilakukan dalam satu media sekaligus. Hal ini disebut dengan demasivikasi, yakni kondisi dimana ciri utama media massa yang menyebarkan informasi secara masif menjadi lenyap. Arus informasi yang berlangsung menjadi makin personal, karena tiap orang mempunyai kebebasan untuk memilih informasi yang mereka butuhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun