Mohon tunggu...
Benni Sang Senja
Benni Sang Senja Mohon Tunggu... Administrasi - Hitam putih kehidupan

Pengelana yang hanya singgah sejenak

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sang Pelangi

4 Maret 2015   20:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:10 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Entah kenapa ia tidak sanggup lagi untuk menghisap ganja dan ia merasa lemas hingga ganja itu terletak di kedua jarinya yang tergeletak di samping tubuhnya dan ia pun berbatuk keras dan ia merasakan ada sesuatu cairan yang hangat keluar dari mulutnya dan teman-temannya melihatnya ketakutan dan berdiri meninggalkannya. Ia sendiri kebingungan dengan dirinya dan berjalan tak menentu sambil berbatuk dengan keras beberapa kali ia terjatuh di derasnya hujan. Ia tidak menyadari ia berjalan mengarah ke air danau hingga ia terjatuh dan tidak mampu untuk berdiri. Beberapa kali gelembung air keluar dari dalam air dan ia berusaha untuk menggapai sesuatu tapi ia tidak menemukannya.

Ia membuka matanya lebar-lebar ia melihat tetes-tetes terakhir hujan jatuh kepermukaan air dan ia melihat matahari mulai bersinar dan sang pelangi telah datang. Tapi entah kenapa ia melihat garis terakhir pelangi itu jatuh diatasnya ia ingin bertanya tapi tidak mampu. Ia pun tahu bahwa ia akan mati dan ia ingin mati seperti orang yang pernah tenggelam yang diceritakan oleh orang-orang tua. Ia pun menemukan jawabannya kenapa pelanggi disebut sebagai tanda pengharapan dan dimana harta karun itu berada. Ia pun merasakan udang-udang menanjati kakinya dan ikan-ikan kecil mengigitinya dan ia melihta tetes hujan terakhir jatuh persis diatas matanya dan ia pun mulai kehilangan cahaya yang dulu sangat dikagumi. Perlahan berkas-berkas sinar itu menghilang dan tinggal gelap yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun