Mohon tunggu...
Benni Indo
Benni Indo Mohon Tunggu... Wartawan -

Orang Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Karena Hari Kemarin

23 Juli 2014   16:25 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:28 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seiring berjalannya waktu, TV One dan Metro TV mulai melunak. Apalagi setelah Jokowi ditetapkan sebagai pemenang, Metro TV tampak tanpa beban untuk kembali menerapkan etika jurnalistiknya. TV One juga mulai memberi pemberitaan yang berimbang, apalagi setelah Karni Ilyas kembali dari masa cutinya selama kampanye Pilpres berlangsung.

Beberapa media cetak juga tak bisa terlepas dari keterlibatan Pilpres 2014 ini. Bahkan secara terang-terangan salah satu media menunjukkan sikap dukungannya kepada salah satu capres, seperti yang dilakukan oleh The Jakarta Post atau yang melawan sepertii Obor Rakyat. Terakhir, Dewan Pers menganggap Obor Rakyat bukan produk jurnalistik karena memuat pemberitaan yang bersifat fitnah.

Atas segala fenomena yang terjadi di sosial media dan media lainnya, opini yang digiring dalam masyarakat berada di news room masing-masing media. Namun tampaknya masyarakat juga terlampau cerdas jika dibiliang begitu saja dengan mudahnya tergiring opini. Masyarakat justru belajar banyak dari kejadian-kejadian yang ada. Survei menemukan, hampir 90% kampanye hitam ditujukkan kepada Jokowi. Sementara Prabowo mendapat kampanye hitam tidak sampai pada kisaran 25% saja. Kampanye hitam yang berisi tentang informasi bohong, sementara kampanye negatif berisi informasi yang sesuai kejadian. Jika secara logika mengatakan masyarakat mudah tergiring opininya, sudah pasti Jokowi akan kalah karena di sana pemberitaan yang bersifat fitnah banyak tersebar.

Namun, nyatanya Jokowilah yang hadir sebagai pemenang. Itu membuktikan, masyarkat tidak mudah terpengaruh. Itu membuktikan, masyarakat mampu menyaring informasi yang didapat, bahkan beberapa dari mereka, yang saya temui, malah mengabaikan informasi yang datang.

Kini masyarakat semakin dewasa dalam melihat fenomena perpolitkan di negeri sendiri. Walaupun saya sendiri bukan orang yang berpolitik praktis, saya juga mengikuti ramai rendahnya hiruk pikuk perpolitikan di Indonesia.

Pada akhirnya nanti, kedewasaan dalam berpolitik akan mengantarkan kepada sikap politik yang jujur, adil, dan tegas. Masyarakat yang mulai melek politik saat ini terlahir dari riuhnya perpolitikan yang terjadi. Ke depannya, saya yakin, masyarakat dan bangsa ini akan banyak belajar dari sejarah Pemilu 2014. Kita tunggu saja Pemilu 2019 nanti yang akan diselenggarakan serentak dengan pemilihan legeslatif. Sudah pasti sangat meriah dan ramai.

Para calon pemimpin juga belajar banyak dari dua sosok yang diidam-idamkan rakyat Indonesia. Walaupun Prabowo memutuskan mengundurkan diri lalu sebagian besar mesayarakat menilai itu adalah sikap yang tidak ksatria, kejadian itu menjadi buah pelajaran yang manis bagi calon pemimpin selanjutnya.

Kini, setelah Jokowi ditetapkan sebagai pemenang dan akan dilantik menjadi Presiden NKRI menggantikan SBY, saatnya kita kembali bersatu sebagai bangsa yang utuh. Bersatu mengawal jalannya pemerintahan baru. Bersatu membangun Indonesia ke arah yang lebih baik. Tuhan bersama Indonesia, Tuhan bersama orang-orang yang berjuang di jalan kebaikan. Tuhan bersama kita dan anak cucu kita sebagai rakyat Indonesia!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun