Mohon tunggu...
Ben Muhas
Ben Muhas Mohon Tunggu... -

no profile

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Citra Satelit Multispectral

26 September 2013   15:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:22 13531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

681 km, sinkron dengan matahari. Melintasi ekuator pukul 10-11 pagi

Peluncuran

27 April 1999 (gagal)

24 September 1999

2.3. Satelit Radar

Penginderaan jauh system radar yaitu penginderaan jauh yang menggunakan spectrum gelombang mikro, sedangkan tenaga yang diperoleh dibangkitkan oleh sensor (buatan). Tenaga ini merupakan tenaga pulsa berkekuatan tinggi yang dipancarkan dalam waktu yag relatif pendek yaitu sekitra 10-6/detik (Sutanto, 1986). Tenaga yang dipancarkan pada objek dipantulkan kembali, sehingga mencatat waktu-waktu dipancarkan sampai kembali ke sensor. Intensitas pulsa radar menentukan karakteristik spectral objek dari radar. Hasil dari radar dapat berupa data citra dan non-citra. Oleh karena tenaga dibangkitkan oleh sensor, maka tenaga yang dipancarkan pada objek yang tegak dengan sensor akan memantulkan dengan tenaga yang sama, sehingga objek akan gelap dan tidak dapat diinterpretasi. Oleh karena itu, radar dalam perekamannya dilakukan kearah samping yang disebut dengan Side Looking Airbone Radar (SLAR).

Intensitas tenaga pantulan ini pada dasarnya dipengaruhi oleh dua sifat utama, yaitu sifat objek yang direkam dan sifat radarnya (Sutanto, 1986). Kedua sifat tersebut dipengaruhi oleh sifat objek lereng, kekerasan permukaan, complex dielectric constant, dan arh objek. Sedangkan sifat radar dipengaruhi oleh panjang gelombang yang digunakan, sudut depresi antenna, polarisasi, dan arah pengamatan antenna (Avery dan Berlin, 1985).

1.Lereng

·Lereng yeng dimaksud ialah lereng permukaan secara makro atau lereng topografi daerah

·Lereng yang menghadap kea rah sensor lazim disebut lereng depan, maka pantulan tenaganya lebih besar dari lereng belakangnya

·Pantulan maksimum terjadi bila arah pulsa radar tegak lurus terhadap lereng depan

2.Kekasaran permukaan

·Yang mempengaruhi intensitas pantukan pulsa radar ialah kekasaran permukaan obyekyang diindera.

·Kekerasan permukaan ini bersifat relatif, yaitu merupakan fungsi panjang gelombang dan sudut depresi antenanya.

·Kekasaran permukaan obyek ditentukan berdasarkan kriteria Reyleigh :

·Untuk objek yang permukaannya kasar dengan rumus :

h= Beda tinggi rata2 permukaan obyek ( relief obyek )

λ = panjang gelombang elektromagnetik yang digunakan

β = sudut depresi antena, yaitu sudut yang dibentuk oleh garis oleh arah pulsa radar ke obyek dan garis horisontal yang melalui antena radar dan tegak lurus jalur terbang

·Kekerasan permukaan diukur dengan sentimeter

·Semakin kecil sudut datang pulsa radar, semakin besar hambuean baliknya

·Sudut datang pulsa radar dapat diabaikan bagi permukaan obyek yang sangat kasar

3.Complex dielektric constant

·Complex dielektrik constant : ukuran kemampuan sebuah benda untuk memantulkan atau meneruskan tenaga radar

·Bila complex dielektrik constant-nya lebih besar maka nilai pantulannya juga lebih besar, sedang konduktivitas dan daya tembusnya menurun

·Complex dielektrik constant bagi benda kering pada umumnya berkisar antara 3 hingga 8 pada gelombang radar

·Nilainya bagi air mendekati 80

4.Polarisasi

·Polarisasi : pengarahan vektor elektrik pada gelombang elektromagnetik menurut satu bidang datar

·Gelombang elektromagnetik yang tidak dipolarisasi maka vektor elektriknya mengarah secara acak

·Gelombang elektrik dan gelombang magnetik itu saling tegak lurus dan masing-masing bergerak maju dengan arah sumbu Z

5.Panjang gelombang dan daya tembus pulsa radar

Dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :

a. Daya tembus terhadap atmosfer

b. Daya tembus terhadap permukaan tanah

·Hambatan atmosfer terbesar dialami oleh pulsa radar yang bergelombang pendek

·Pulsa radar saluran X dapat menembus kabut, debu, awan, dan semua hambatan atmosfer kecuali hujan lebat

·Pulsa radar saluran Ka dapat menembus beberapa jenis awan, akan tetapi hujan dan awan tebal memantulkannya

·Pulsa radar saluran L sering disebut berkemampuan pada segala cuaca karena ia dapat menembus pada segala hambatan atmosfer termasuk hujan lebat

·Citar radar saluran X, C, dan L banyak digunakan di daerah tropik yang selalu tertutup awan dan sering merupakan data tunggal bagi beberapa daerah semacam itu

·Daya tembus semakin besar bagi panjang gelombang yang semakin besar

6.Arah pengamatan antena dan arah obyek

·Arah atau sudut pengamatan antena (antenna look angle) dalam hubungannya dengan arah obyek besar sekali pengaruhnya terhadap pantulan gelombang radar

·Sudut yang terbentuk oleh 2 arah ini berkisar dari 0° hingga 90°

·Citra radar yang arah pengamatannya beraneka dapat meningkatkan kemampuannya untuk menyajikan data.

Gambar . Contoh SpotLight area pertambangan mineral

2.4. Satelit Hiperspektral

Sebuah citra hiperspektral adalah sebuah citra yang memiliki informasi dari beragam spektrum elektromagnetik. Spektrum-spektrum tersebut disimpan dalam bentuk tumpukan ‘citra’ yang masing-masing mewakili rentang spektrum elektromagnetis tertentu yang biasa disebut sebagai spectral band. Kumpulan ‘citra’ tersebut dikombinasikan sehingga membentuk kubus hiperspektral untuk kemudian dapat diproses dan dianalisis. Visualisasi dari penjelasan ini dapat dilihat di gambar .

Gambar 1. Kubus Spektrum Citra Hiperspektral

Sensor Hyperion merupakan salah satu sistem sensor hiperspektral yang paling awal dipasang pada satelit, bahkan lebih dahulu daripada MERIS pada Envisat1. Sebenarnya Satelit EO-1 (Earth Observer-1) yang diluncurkan pada 21 November 2000 dan mengorbit pada ketinggian 706 km di atas bumi serta mengorbit sinkron matahari mengusung sensor Hyperion ALI (Advanced Land Imager) dan LEISA (Linier Imaging Spectrometer Array).

Hyperion menarik untuk dibahas karena katalog perekamannya sangat mirip dengan Landsat -7. Satelit EO-1 dirancang sedemikian rupa sehingga dengan tinggi orbit 705 km dan inklinasi 98.70, merekam dengan formasi menit lebih lambat daripada Landsat-7,namun pada jalur yang sama persis. Hanya saja, lebar sapuannya lebih se,mpit, yaitu hanya 7,5 km melalui perekaman melintang arah jalur orbit( across-track scanning). Dengan selisih waktu yang hanya 1 menit ini, perbandingan antara citra yang dihasilkan oleh Lansat-7 dan EO-1 tentu saja mudah dilakukan karena selisih waktu tersebut cukup kecil untuk mempertimbangkan adanya perbedaan kondisi atmosfer. Table 4 menyajikan spesifikasi saluran spectral pada satelit EO-1.

Saluran hyperion memiliki 220 saluran spectral berkisar antara 0-4 hingga 2,35 µm, sementara ALI mempunyai 10 saluran berkisar 0,4 hingga 2,4 µm. keduanya memberikan data citra pada resolusi spasial 30 meter,sama seperti Landsat ETM+.LEISA merupakan suatu subsistem pengkoreksi atmosfer (atmospheric corrector) yang merupakan instrument hiperspektral dengan jumlah saluran sebanyak 256 bau pada kisaran antara 0,9 hingga 1,6 µm pada resolusi spasial 250 m. LEISA dirancang untuk mengkoreksi kandungan uap air di atmosfer.

Spesifikasi saluran pada satelit eo-1

Saluran

Resolusi spektral

Resolusi spasial pada nadir

Advanced Lang Imager (ALI)

MS-1

0,433 – 0,453 µm

30 x 30 meter

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun