JAKARTA -- Sebutlahsutradara yang paling banyak menghasilkan film horror di Indonesia. Maka, jawabnya mengerucut pada satu nama, Â yaitu Nayato Fio Nuala.
Ditemui disesela proses stuting film terbarunya berjudulAfter School Horror 2, yang mengambil lokasi syuting di SMA 9 Bogor, Sabtu (4/2), Nayato bercerita ihwal kiprahnya dalam duniapenyutradaraan di Indonesia.Â
"Kalau Anda datang ke lokasi syuting film saya, seperti nggak nemuin suasana syuting yang sebenernya. Â Kayaknggak kerja malah, Â nggak kayak proses shooting film kebanyakan yangheboh. Soalnya dieselnya kecil, kru nya dikit. Â Mobil yang parkirjuga dikit," katanya terkekeh saat menggarap film anyar produksi BICPictures, milik H. Firman Bintang.
Lihatlah, Â meski santai, Nayato yang lulusan Seni Rupa Universitas Trisakti, Â Jakarta, sebelum melanjutkan ke sekolah film di Taiwan, Â dengan mengambilspesifikasi Artistik itu, Â tetap tegas kepada para pemainnya, Â saatproses pengambilan adegan gambar film bergenre horror itu.Â
Berkali-kali dia tak seganberteriak,"Rolling, Action... Cut," katanya ditujukan kepada parapemain dan kru nya, Â sembari mondar mandir antara monitor camera tempatsutradara mengawasi jalannya adegan, Â dan lokasi syuting. Â
"Bagus bagus," katanyamelanjutkan.
Dan semua proses pengambilanadegan dan gambar itu,  bahkan tak segansegan diaulang,  demimendapatkan gambar dan adegan yang sesuai kehendaknya.  Setelahpengambilan adeganlong shoot,  mediumshoot, close up dan extrimeclose up,  terus dialakukan.  Tidak hanya pengambilan adegandari depan,  tapi juga dari samping,  hingga belakang. Perulangan adegan itu tentu melelahkan,  tapi memang demikiankiatnya.  "Buat stok adegan di ruang editing, " katanya, ihwal syuting film terkininya itu.
Sekedar catatan tambahan, syuting film After School Horror 2 yang telah masuk hari ketiga itu, mengharuskan para pemain dan krunya datang di lokasi syuting atau onlocation jam 8 pagi, sedangkanrolling camera mulai jam 9. Dan rencana sampai jam22.00 syuting  baru kelar. Dan hampir semua pemainnya berumah di Jakarta.
Demikianlah Nayato yang terusmemberikan intruksi, Â sampai mendapatkan adegan yang diharapkannya, "Okay, Â good, Â gitu. "Â
Ya,  dengan hanya melibatkan15 kru dan hari itu hanya melibatkan 6 pemain utama,  dan dukungan puluhan pemain ekstras,  proses pengambilan gambar  film yangmenurut rencana dirilis tengah tahun itu,  tetap berjalan denganmenyenangkan.Â